23
12 Pembagian
kelas Putraputri satu kelas
Putraputri masing-masing dalam kelas terpisah, untuk meminimalisir ikhtilath
campur baur laki-laki dan perempuan, sesuai yang dianjurkan ajaran Islam.
13 Fungsi masjid
Hanya untuk shalat dan acara keagamaan pada
hari-hari besar. Aktif untuk salat berjamah setiap hari,
sebagai tempat belajar dan diskusi, seperti tahfiz, dan mentoring, serta sangat aktif
untuk acara keagamaan.
D. Perbedaan Secara Arsitektural No
Kriteria Sekolah Umum
Boarding School 1.
Kurikulum Tidak membutuhkan ruang
belajar khusus Membutuhkan ruang belajar khusus
untuk tahfiz dan tarik Islam.
2. Jumlah anak
didik Ruang
kelas berukuran
minimum 90 m2 kapasitas 45 orang.
Ruang kelas 72 m2 kapasitas 30 orang dan ruang kelas 30 m2
kapasitas 18 orang.
3.
Konsep Bebas
Lingkungan sekolah Islami membang- kitkan penghayatan terhadap nilai-nilai
Islam, bangunan
sebagai sarana
pembe-lajaran Islam.
4. Nuansa
religious Arsitektur
tidak harus
mendukung terjadinya
pengalaman spiritual. Arsitektur sangat mendukung mende-
katkan manusia, alam dan Tuhan, menggunakan keteraturan pola order
dan beradaptasi dengan alam untuk kete-nangan, menghubungkan ruang
dalam dan ruang luar.
5.
Pembagian kelas
Jumlah ruang
kelas berdasarkan jumlah murid
Jumlah ruang kelas berdasarkan jumlah seluruh siswa putra dan putri.
24
secara keseluruhan
6. Fungsi masjid Peletakan
masjid tidak
menjadi fokus perancangan. Masjid
aktif material
easy- maintenance, menjadi bagian yang
tidak terpisahkan
dari kegiatan
komunitas sekolah.
3 . Faktor-faktor Berkembangnya Boarding School
Keberadaan boarding school adalah suatu konsekuennsi logis dari perubahan lingkungan sosial dan keadaan ekonomi serta cara pandang religiusitas
masyarakat. Dijelaskan sebagai berikut: a. Lingkungan sosial yang kini telah banyak berubah, terutama di kota-kota
besar. Sebagian besar penduduk tidak lagi tinggal dalam suasana masyarakat yang homogen, kebiasaan lama bertempat tinggal dengan keluarga besar
satu klan atau marga telah lama bergeser ke arah masyarakat yang heterogen, majemuk, dan plural. Hal ini berimbas pada pola perilaku
masyarakat yang berbeda karena berada dalam pengaruh nilai-nilai yang berbeda pula. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat yang terdidik
dengan baik menganggap bahwa lingkungan sosial seperti itu sudah tidak lagi kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan intelektual dan
perkembangan anak. b. Keadaan ekonomi masyarakat yang semakin membaik, mendorong
pemenuhan kebutuhan di atas kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Bagi kalangan menengah-atas yang baru muncul akibat tingkat
pendidikan mereka yang cukup tinggi sehingga mendapatkan posisi-posisi yang baik dalam lapangan pekerjaan berimplikasi pada tingginya
penghasilan mereka. Hal ini mendorong niat dan tekad untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak melebihi pendidikan yang telah
diterima oleh orang tuanya. c. Cara pandang religiusitas masyarakat telah, sedang, dan akan terus
berubah. Kecenderungan terbaru masyarakat perkotaan sedang bergerak ke