Tujuan Menulis Tahapan dalam Proses Menulis
13
Puisi yang mempunyai kekuatan magis. Puisi mantra biasanya diucapkan oleh pawang orang yang memiliki kemampuan
supranatural misalnya pawang hujan, pawing ular, pawing harimau dan lain-lain
b. Bidal Bidal adalah susunan kalimat puisi singkat yang mengandung kiasan.
Dipergunakan untuk menyatakan sesuatu tidak secara berterus terang, melainkan melalui sindiran ataupun perlambang. Bidal
merupakan bahasa kias yang artinya berupa konvensional atau berdasarkan kesepakatan dengan melibatkan perasaan yang halus.
Bidal terdiri dari 1. Pepatah
Kiasan untuk memetehkan pernyataan orang lain. Contoh.
Besar pasak daripada tiang Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
2. Peribahasa kiasan dengan kalimat singkat
Contoh Berpangku tangan
3. Ibarat Perkataan atau Cerita yang menggunakan perumpamaan.
Contoh Mata lepas badan terkurung
4. Pameo kalimat yang merupakan semboyan
Contoh Merdeka atau Mati
5. Amsal Umpama atau perumpamaan.
14
6. Pantun Pantun dipergunakan untuk menyatakan berbagai perasaan
serta untuk menasihati. Pantun merupakan puisi lama asli Indonesia dan termasuk jenis sastra yang sangat terikat oleh
berbagai aturan. Pantun memiliki syarat-syarat sebagai berikut, terdiri
atas 8-12 suku kata, tiap bait terdiri atas 4 larik, 2 larik pertama merupakan sampiran, sedangkan 2 larik berikutnya merupakan isi,
dan bersajak sengkelang a-b-a-b. Dalam pantun kadangkala terdapat sampiran yang tidak
berhubungan dengan isi pantun. Pada pantun yang sampirannya memiliki hubungan dengan isi, sampiran dipergunakan untuk
membayangkan isi pantun. Sampiran dapat berupa penggambaran alam atau kejadian kehidupan yang dibuat berdasarkan hasil
pengamatan.
7. Karmina Pantun singkat terdiri dari dua baris.
Contoh Kura-kura dalam perahu
Pura-pura tidak tahu.
8. Seloka Seloka adalah puisi yang susunan kalimatnya berisi
nasihat, sindiran ataupun seloroh. Tiap bait seloka terdiri atas 4 larik. Perbedaannya dengan pantun adalah seloka bersajak akhir
sama a-a-a-a. Ada sebagian pakar yang berpendapat bahwa seloka merupakan pantun berkait.
15
9. Gurindam Puisi yang terdiri dari dua baris bersajak a-a baris 1 sampiran
baris 2 isi.
23
2. Puisi baru Puisi baru lahir pada masa penjajahan Belanda, dengan demikian sulit
dielakkan adanya pengaruh kebudayaan Eropa. Masih terdapat persamaan bentuk antara puisi lama dengan puisi baru, yaitu masih terikat pada jumlah larik dalam
satu bait. Namun jumlah suku kata dalam setiap larik atau rima sudah tidak lagi terikat oleh aturan yang ketat. Jenis puisi baru ada 8 jenis, yaitu.
a. Distichon, puisi yang terdiri atas 2 larik dalam 1 bait atau sajak 2 seuntai.
b. Terzina, sajak 3 seuntai. c. Quatrain, sajak 4 seuntai.
d. Quint, sajak 5 seuntai. e. Sextet, sajak 6 seuntai.
f. Septima, sajak 7 seunta g. Stanza, sajak 8 seuntai.
h. Soneta, sajak 14 larik yang biasanya dibagi menjadi 4 bait.
3. Puisi Modern Puisi modern bercirikan bentuk puisi yang bebas dari aturan, baik bentuk
maupun aturan isi. Puisi modern lebih mementingkan isi daripada bentuk. Namun bentuk fisik puisi atau tipografi yang dibuat secara khas oleh
penyairnya itu, digunakan untuk mendukung isi puisi. Puisi modern dapat digolongkan berdasarkan cara pengungkapan penyair,
yaitu terdiri atas.
23
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, M.Hum Kajian Puisi Jakarta, UNINDRA PRESS, 2013, Cetakan 1 h9-12