Dijelaskan lebih dalam oleh Suranto Aw, bahwa sikap terbuka open - mindedness amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi
interpersonal yang efektif. Dengan adanya keterbukaan kita dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenan menyampaikan
informasi penting kepada orang lain.
15
Melalui keterbukaan orang tua dapat berbagi pengalaman secara luas dan terbuka kepada remaja dan nantinya remaja akan menentukan sikap maupun
mengambil keputusan dengan tepat. Namun, apabila dalam keluarga tidak diberlakukan proses pengungkapan diri antara remaja dan orang tua, maka
remaja akan mencari figur lain supaya dapat membuka diri dengan bebas dan mendapatkan timbal balik.
4. Pengungkapan Diri Remaja dengan Kelompok Sebaya
Kelompok teman sebaya adalah suatu komunitas berisi individu-individu yang memiliki banyaknya kesamaan dibidang usia, kebutuhan, perasaan,
minat, tujuan, dan lain-lain. Dengan kesamaan itu semakin menguatkan individu di dalam kelompok ketika menjalankan hubungan.
Untuk lebih menjelaskan makna dari kelompok sebaya maka peneliti memaparkan hakikat kelompok sebaya, yaitu:
15
Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal Yogyakarta; Graha Ilmu, 2011, h.82.
a Kelompok sebaya terbentuk dari kelompok informal menjadi organisasi. Semula individu
bukan merupakan anggota kelompok sekarang membentuk suatu kelompok dan bertumbuh di dalamnya.
b Kelompok sebaya memiliki aturan-aturan yang dibuat sendiri, baik ke
dalam maupun ke luar. c Kelompok sebaya menunjukkan tradisi, kebiasaan, nilai, norma. Bahkan
bahasa mereka. Adapun contohnya dalam kelompok itu ada standar tertentu dalam berpakaian, berbicara antar anggota kelompok dan dalam
bertingkah laku. d Pembentukan kelompok sebaya sepenuhnya disetujui oleh orang dewasa.
Dengan adanya kelompok sebaya maka, orang tua akan lebih mudah mengawasi anaknya ataupun disetujui oleh guru sebagai
sarana pembelajaran bersosialisasi di dalam kelompok.
e Kelompok sebaya pun bisa dijadikan lembaga kedua yang utama untuk sosialisasi. Di mana dunia sosial anak meluas dari lingkungan keluarga
menuju lingkungan sosial.
16
Suatu kebutuhan yang nyata sekali pada anak adalah dukungan dari teman-teman sebaya. Remaja ingin sekali menjadi populer dan disenangi di
kalangan teman-teman. Terjadi perubahan sikap pada remaja, ia lebih mengikuti norma kelompok dan mulai membebaskan dari ketergantungan
16
Slamet Santosa, Dinamika Kelompok Jakarta: Bumi Aksara, 1999, h. 82-89.
pada orang tua.
17
Di dalam kelompok sebaya, individu merasa menemukan dirinya serta dapat mengembangkan rasa sosial sesuai dengan kepribadiannya.
Dalam kelompok seorang anak lebih nyaman karena teman sebaya biasanya yang lebih mengerti persoalan yang dihadapi. Mereka saling
menumpahkan segala perasaan dan permasalahan hidup yang tidak dapat mereka ceritakan pada orang tua maupun guru. Kebersamaan inilah yang
menyebabkan tali persahabatan antar anggota makin kuat. Mereka tidak segan untuk memceritakan hal-hal seperti percintaan, persahabatan sampai dengan
permasalahan keluarga.
C. Pengambilan Keputusan 1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Terdapat beberapa definisi pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh beberapa pakar. Robin sebagaimana dikutip dalam Syafaruddin,
berpendapat bahwa pengambilan keputusan ialah proses memilih dua alternatif atau lebih untuk diimplementasikan dalam suatu tindakan tertentu.
18
Demikian pula Drummond berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan usaha menciptakan dan membentuk masa depan peristiwa-
peristiwa pada saat pemilihan dan sesudahnya. Mondy dan Premeaux
17
Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005, h.188.
18
Syafaruddin Anzizah, Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan Jakarta; Gramedia, 2004, h. 45.