pada orang tua.
17
Di dalam kelompok sebaya, individu merasa menemukan dirinya serta dapat mengembangkan rasa sosial sesuai dengan kepribadiannya.
Dalam kelompok seorang anak lebih nyaman karena teman sebaya biasanya yang lebih mengerti persoalan yang dihadapi. Mereka saling
menumpahkan segala perasaan dan permasalahan hidup yang tidak dapat mereka ceritakan pada orang tua maupun guru. Kebersamaan inilah yang
menyebabkan tali persahabatan antar anggota makin kuat. Mereka tidak segan untuk memceritakan hal-hal seperti percintaan, persahabatan sampai dengan
permasalahan keluarga.
C. Pengambilan Keputusan 1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Terdapat beberapa definisi pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh beberapa pakar. Robin sebagaimana dikutip dalam Syafaruddin,
berpendapat bahwa pengambilan keputusan ialah proses memilih dua alternatif atau lebih untuk diimplementasikan dalam suatu tindakan tertentu.
18
Demikian pula Drummond berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan usaha menciptakan dan membentuk masa depan peristiwa-
peristiwa pada saat pemilihan dan sesudahnya. Mondy dan Premeaux
17
Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005, h.188.
18
Syafaruddin Anzizah, Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan Jakarta; Gramedia, 2004, h. 45.
menjelaskan bahwa “decision making is the process of generating and evaluating alternatives and making choices among them”. Pendapat ini
menegaskan bahwa pengambilan keputusan adalah proses menghasilkan dan mengevaluasi alternatif untuk membuat keputusan dari alternatif di
antaranya.
19
Sejalan dengan pendapat di atas, Prajudi mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses dari suatu sistem tindakan yang
memiliki beberapa komponen di dalamnya.
20
Bertolak dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses langkah-langkah pemecahan masalah
dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif bukan satu alternatif untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan
disengaja.
2. Jenis Keputusan
a. Keputusan yang diprogramkan program decision Keputusan ini adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pada
masalah yang diketahui secara baik well-structured problems. Informasi juga tersedia secara mencukupi untuk digunakan dalam mengambil
keputusan. Masalah yang hendak dipecahkan pun bersifat teknis, biasanya
19
Syafaruddin Anzizah, Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan Jakarta; Gramedia, 2004, h. 46.
20
Prajudi Atmosudirjo, Pengambilan Keputusan Jakarta: Ghalia Indonesia, 1997, h. 45.
prosedur dan langkah-langkah yang perlu ditempuh telah dituangkan dalam suatu pedoman.
21
b. Keputusan yang tidak diprogramkan non-programmed decision Keputusan ini adalah keputusan yang diambil atau dibuat berdasarkan
masalah yang tidak diketahui secara jelas ill-structured problems. Merupakan usaha dalam memecahkan masalah baru yang belum pernah
dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, sukar mengenali bentuk, informasi kurang tersedia, dan belum mengetahui dampak yang akan
dihadapi.
22
Pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi merupakan jenis Keputusan yang tidak diprogramkan meskipun informasi yang diterima
bisa cukup banyak dari berbagai sumber, namun tidak ada pedoman baku yang mengatur dalam pengambilan keputusan ini. Lagipula ini merupakan
usaha memecahkan kasus baru yang belum pernah dialami oleh remaja akhir sebelumnya, sehingga membutuhkan daya nalar yang tinggi digabungkan
dengan tindakan yang berorientasi pada efektivitas pemecahan.
21
Siagian, Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan Jakarta: CV Haji Masagung, 1990, h. 25.
22
Siagian, Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan Jakarta: CV Haji Masagung, 1990, h. 26 - 27.