Nilai Kesatuan Unity KESIMPULAN DAN SARAN

B A B IV NILAI-NILAI ESTETIKA Estetika secara sederhana adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Untuk melihat estetika dalam sebuah puisi dapat dilihat berdasarkan 4 empat unsur pembentuknya, yaitu : 1. Kesatuan Unity 2. Keharmonisan Harmony 3. Keseimbangan Balance 4. Fokus atau Penekanan yang Tepat Right Emphasis

4.1 Nilai Kesatuan Unity

Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi Kartika, 2007: 83. Kesatuan merupakan efek yang dicapai dalam suatu susunan atau komposisi di antara hubungan unsur pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh. Berhasil tidaknya pencapaian bentuk estetik suatu karya ditandai oleh menyatunya unsur-unsur estetik, yang ditentukan oleh kemampuan memadu keseluruhan. Nilai kesatuan yang terdapat dalam senandung Babussalam terlihat pada unsur-unsur pembentuknya seperti jumlah kata dan jumlah suku kata dalam sebaris. Jumlah kata dalam Universitas Sumatera Utara sebaris pada tiap baris yang terdapat dalam senandung Babussalam selalu berjumlah sama yakni 4 empat kata, baik kata dasar maupun kata bentukan. Ini terlihat pada bait di bawah ini : 1. Dirakit kalam untaian madah Riwayat negeri kampung halaman Andaikan silap bersalah tingkah Musafir kelana mohon maafkan SB : 1 2. Babussalam demikian namanya Dalam wilayah negeri Langkat Harum namanya sepanjang masa Di sana terdapat maqam keramat SB : 3 Pada bait 1 dan 3 memperlihatkan bahwa setiap baris dibentuk oleh 4 empat kata dasar atau bentukan. Ini menyatakan bahwa ada kesatuan dan keseragaman bentuk dalam setiap baris yang terdapat di dalam senandung Babussalam sehingga membentuk satu kesatuan makna. Begitu pula suku katanya yang hampir sama atau antara satu baris dengan baris berikutnya. Jumlah suku kata yang terdapat di dalam sampiran baris pertama dan kedua dalam satu bait dengan jumlah suku kata yang terdapat di dalam isi baris dan keempat dalam satu bait, seperti yang terlihat pada bait berikut: 1. Dirakit kalam untaian madah Riwayat negeri kampung halaman Andaikan silap bersalah tingkah Universitas Sumatera Utara Musafir kelana mohon maafkan SB : 2 2. Babussalam demikian namanya Dalam wilayah negeri Langkat Harum namanya sepanjang masa Di sana terdapat maqam keramat SB : Bait 3 Pada bait 2 jumlah suku kata yang terdapat dalam baris pertama dan ketiga berjumlah sama yakni 10 sepuluh suku kata. Dan baris kedua dan keempat berjumlah yang sama yakni 11 sebelas suku kata. Dengan demikian terdapat kesatuan jumlah suku kata antara baris pertama dan ketiga serta antara baris kedua dan keempat. Begitu pula yang terdapat pada bait 3, jumlah suku kata pada baris pertama dengan baris keempat sama yakni 11 sebelas suku kata dan jumlah suku kata pada baris kedua dengan ketiga juga sama yakni 10 sepuluh. Dengan demikian terdapat kesatuan jumlah suku kata antara baris pertama dengan keempat serta antara baris kedua dan ketiga. Jumlah suku kata dan kata yang sama pada contoh-contoh di atas bukanlah suatu hal yang tidak disengaja oleh penyair. Bahkan sebaliknya, memang disengaja oleh penyair untuk menimbulkan daya estetis dari bait-bait tersebut. Mulai dari pemilihan kata sampai dengan mengkonkritkan kata atau mulai dari tema sampai dengan amanat, semuanya sengaja disusun oleh penyair. Begitu pula dengan jumlah suku kata dan kata dalam senandung tersebut, telah diperhitungkan penyair jumlahnya agar membentuk keseragaman atau kesatuan. Universitas Sumatera Utara Kesatuan-kesatuan jumlah suku kata dan kata tersebutlah yang menjadikan bait-bait puisi yang terdapat dalam senandung Babussalam memiliki nilai-nilai estetis. Hal ini tentu saja menunjang usaha penyair dalam mengungkapkan isi hatinya dan makna yang terkandung di dalam tiap bait dari senandung tersebut.

4.2 Nilai keharmonisan harmony