Kesatuan-kesatuan jumlah suku kata dan kata tersebutlah yang menjadikan bait-bait puisi yang terdapat dalam senandung Babussalam memiliki nilai-nilai estetis. Hal ini tentu
saja menunjang usaha penyair dalam mengungkapkan isi hatinya dan makna yang terkandung di dalam tiap bait dari senandung tersebut.
4.2 Nilai keharmonisan harmony
Keharmonisan dalam estetika puisi Melayu berkenaan dengan hubungan antara satu unsur atau bagian dengan unsur atau bagian lain. Artinya, unsur atau bagian itu harus
menunjang daya ungkap unsur atau bagian lain, dan bukan mengganggu atau mengaburkannya Ritonga, 2000 : 38.
Dalam senandung Babussalam, keharmonisan tersebut terletak pada struktur pembentuk senandung tersebut yaitu sampiran dan isi serta dari rima yang membentuk
irama dari senandung itu. Dalam hal sampiran, setiap sampiran dalam puisi Melayu bentuk apapun merupakan pembuka maksud dari tujuan yang hendak disampaikan oleh penyair,
sedangkan isi merupakan tujuan dan maksud yang hendak disampaikan oleh penyair. Setiap sampiran harus dapat menggambarkan isi yang merupakan tujuan utama penyair. Bila
sampiran tidak menggambarkan hal tersebut maka tujuan tidak akan tercapai. Hal ini terlihat pada kutipan bait berikut :
1 Dengan Bismillah dimulai wadah Menyusun syair menata kalam
Mengharap hidayah dan ridho Allah Serta syafaat rasul yang kirom
SB : 1
Universitas Sumatera Utara
2 Wahai pemuda dan juga pemudi Hidupkan olehmu busana Islami
Jangan tergoda rayuan duniawi Ingat wasiat Alkholidi Naqsyabandi
SB : Bait 8 Pada bait 1 sampiran yang terdiri dari baris pertama dan kedua yakni ”dengan
Bismillah dimulai wadah, dan menyusun syair menata kalam” merupakan pembuka maksud dari penyair untuk menyampaikan ide atau gagasannya. Adapun ide atau
gagasannya tersebut tertuang dalam baris ketiga dan keempat yaitu ” Mengharap hidayah dan ridho Allah dan Serta syafaat rasul yang kirom” , hal ini bermaksud agar para pembaca
atau masyarakat selalu mengucapkan Bismillah sebelum memulai suatu hal ataupun sedang memulai pembicaraan agar segala hal yang dikerjakan tersebut mendapat ridho dari Allah
SWT dan mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Keharmonisan itu terlihat dari kata-kata yang dipergunakan dalam sampiran yang memiliki hubungan langsung dengan isi.
Keharmonisan juga terlihat dari jumlah kata dan suku kata yang sama antara baris pertama dengan baris kedua yakni sepuluh10 suku kata. Dan pada baris pertama dan ketiga juga
terdapat keharmonisan bunyi yakni sama-sama berima akhir h. Begitu juga dengan bait delapan 8 yang memiliki sampiran yang berhubungan
langsung dengan isi sehingga keharmonisan itu begitu nampak serasi. Sampiran yang berisikan ajakan kepada para pemuda dan pemudi agar menggunakan busana yang islami
dan tidak membuka aurat. Pernyataan sampiran itu berhubungan langsung dengan isi karena isi menceritakan tentang larangan agar para pemuda dan pemudi senantiasa juga jangan
tergoda oleh rayuan duniawi yang bisa menyesatkan diri sendiri dan mengingat nasihat- nasihat Syekh Abdul Wahab Rokan.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, keharmonisan dalam senandung Babussalam juga terlihat dari sarat bunyi yang terdapat dalam rima akhirnya, seperti yang terlihat pada contoh-contoh di bawah ini.
1 Tuan guru Besilam itulah julukannya Abu Qosim nama kecilnya
Syekh Abdul Wahab nama resminya Al Kholidi Naqsyabandi tambahan gelarnya
SB : 6 2 Bila waktu sholatkan sampai
Dari menara kumandang munajat Suaranya merdu lemah gemulai
Mohon selamat dunia akhirat SB : bait 7
Pada kutipan bait 6 sampiran berfungsi untuk mengharmoniskan bunyi vokal a di akhir kata atau berima akhir a yang diikuti oleh baris ketiga dan keempat. Pada bait 7
harmonisasi terletak pada rima yang berbeda sehingga menghasilkan variasi nada yang menghasilkan keindahan bunyi. Variasi tersebut adalah variasi rima dengan pola a b a b di
akhir kata. Pada baris pertama menggunakan rima akhir i yang terdapat pada kata sampai, baris kedua menggunakan rima akhir t yang terdapat pada kata munajat. Baris ketiga
menggunakan rima akhir i yang terdapat pada kata gemulai, dan baris keempat menggunakan rima akhir t yang terdapat pada kata akhirat sehingga menghasilkan variasi
rima a b a b yang indah.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Nilai Keseimbangan balance