yang terdapat pada isi, yakni menceritakan reaksi dari Sultan Langkat yang menerima hasil foto dari Belanda yang merupakan foto dari Syekh Abdul Wahab Rokan. Hal itu tergambar
pada kata-kata yang terdapat pada baris ketiga dan keempat yaitu tersirap semangat Tuan Baginda dan ternyata foto wali keramat. Keseimbangan itu terlihat dari baris ketiga yakni
menceritakan reaksi dari Sultan Langkat yang sangat semangat menerima foto Syekh Abdul Wahab Rokan, hal ini yang terdapat pada bait keempat. Baris ketiga menceritakan tentang
sebab dan baris keempat menceritakan tentang akibat, yakni menceritakan semangat dari Sultan Langkat yang menerima hasil foto yang ternyata foto itu adalah Foto syekh Abdul
Wahab Rokan Al Kholidi Naqsyabandi.
4.4 Fokus atau tekanan yang tepat
Fokus atau penekanan yang tepat dalam puisi Melayu biasanya adalah tentang sosial budaya yang terdapat di dalam puisi tersebut atau pusat pembicaraan yang menjadi subject
matter pokok permasalahan utama, Ritonga, 2000 : 44. Hal ini haruslah mendapat penekanan yang lebih daripada unsur atau bagian yang lainnya.
Dalam senandung Babussalam yang menjadi fokus atau pusat penekanan yang paling utama adalah hal-hal yang berkaitan langsung dengan senandung Babussalam, baik
itu tentang sejarah Syekh dari Babussalam maupun tentang masyarakat di daerah Langkat itu sendiri yang berkaitan dengan Babussalam. Tidak terlepas juga dengan pembicaraan
tentang nasihat ataupun petuah-petuah yang harus dilakukan yang sesuai dengan norma dan adat serta agama.
Senandung Babussalam yang terdiri dari 19 sembilan belas bait yang menceritakan tentang asal mula sejarah kelahiran Syekh dari Babussalam kabupaten Langkat yaitu Syekh
Abdul Wahab Rokan yang menyebarkan tarikat atau ajaran agama Islam dan perjuangan beliau dalam menyiarkan ajaran agama Islam hingga sampai mendirikan desa Babussalam.
Universitas Sumatera Utara
Dari 19 bait, 1 bait mengenai pembukaan senandung, 7 bait mengenai masyarakat Babussalam dan Langkat, dan 11 bait mengenai nilai-nilai sejarah Syekh Abdul Wahab
dengan nilai-nilai religius. Dengan demikian dapat diketahui bahwa yang menjadi fokus atau penekanan dalam
senandung Babussalam adalah tentang nilai-nilai sejarah Syekh Abdul Wahab dengan nilai- nilai-nilai religius di dalam kehidupannya. Adapun 11 sebelas bait yang menekankan
tentang nilai-nilai sejarah dan nilai-nilai religius dalam kehidupan Syekh tersebut sebagai berikut :
1. Syekh Abd. Wahab Rokan seorang Waliyullah
Alim dan wara’ serta karomah Murid beribu dan juga khalifah
Mahsyur namanya sampai ke Mekkah
2. Tuan guru Besilam itulah julukannya
Abu Qosim nama kecilnya Syekh Abdul Wahab nama resminya
Al Kholidi Naqsyabandi tambahan gelarnya
3. Bila waktu sholatkan sampai
Dari menara kumandang munajat Suaranya merdu lemah gemulai
Mohon selamat dunia akhirat
4. Wahai pemuda dan juga pemudi
Hidupkan olehmu busana Islami Jangan tergoda rayuan duniawi
Ingat wasiat Alkholidi Naqsyabandi
5. Dimasa kecil pernah kejadian
Ia dituduh berbuat kesalahan Guru memberi ia hukuman
Sepanjang malam mengaji Al qur’an
6. Ia mengaji dengan khusyuknya
Sepanjang malam tiada hentinya Walaupun demam yang dideritanya
Ia sembunyikan kepada gurunya
7. Tiga tahun menjelang empat
Tuan guru mukim di Batu Pahat Mengajar mengaji suluk berkhalwat
Masyurlah negeri ke Timur dan Barat
Universitas Sumatera Utara
8. Dipanggilnya murid serta khalifah
Anak kandung dan juga jama’ah Memadu pakat serta musyawarah
Tinggalkan Besilam beranjak pindah
9. Sultan bermohon sepenuh hati
Mengharap tuan guru pulang kembali Setelah mufakat dengan teliti
Harapan Sultan ia penuhi
10. Jumadil awal dua puluh Satu
Tigabelas empat puluh lima hijriyah Berkabunglah umat dikala itu
Tuan guru berpulang ke Rahmatullah
11. Setiap tahun di peringati
HUL tuan guru demikian istilah Ribuan ummat datang kunjungi
Niat yang ikhlas mengharap berkah
Pada kutipan bait 1 dan 2 menekankan tentang seorang ulama yang begitu taat kepada Allah SWT yang mempunyai banyak murid-murid pengikutnya sehingga ia terkenal
sampai ke Mekah. Ia mempunyai nama kecil Abu Qosim dan nama resminya Syekh Abdul Wahab Rokan dan gelarnya Al Kholidi Naqsyabandi. Masyarakat pada umumnya
menjulukinya Tuan guru Babussalam. Pada bait 3 dan 4 menekankan pada nilai-nilai religi atau Islami yakni mengajak agar bersegera menunaikan ibadah sholat serta tetap menjaga
aurat terutama pada pemuda dan pemudi agar senantiasa terjaga dari berbagai godaan duniawi dan itulah yang dinasehatkan oleh Syekh Abdul Wahab Rokan Alkholidi
Naqsyabandi. Bait 5 dan 6 lebih menekankan tentang sejarah masa kecilnya Tuan Guru Babussalam yang patuh dan taat kepada gurunya. Pada saat ia melakukan kesalahan pun ia
tetap melaksanakan hukuman yang ia terima dan tidak mau menyusahkan gurunya. Pada bait 7-9 menekankan tentang syekh Abdul Wahab yang senantiasa mengabdi
dan memberikan ilmu kepada murid-muridnya dan interaksi dengan sesama jamaah dan Sultan. Pada bait 10-11 menekankan tentang kesedihan masyarakat Babussalam dan
masyarakat pendukungnya yang kehilangan seorang Syekh yang mempunyai jasa yang
Universitas Sumatera Utara
sangat banyak dan walaupun beliau meninggal tetapi senantiasa dikenang orang dengan selalu mengadakan HUL atau upacara memperingati hari wafatnya Syekh.
Adapun yang menceritakan tentang masyarakat Babussalam dan Langkat yakni 7tujuh bait saja. Adapun bait tersebut sebagai berikut :
1.Dirakit kalam untaian madah Riwayat negeri kampung halaman
Andaikan silap bersalah tingkah Musafir kelana mohon maafkan
2.Babussalam demikian namanya Dalam wilayah negeri Langkat
Harum namanya sepanjang masa Di sana terdapat maqam keramat
3.Bulan syawal lima belas hari Tahun seribu tiga ratus hijriyah
Syekh Abd. Wahab Rokan Alkholidi Naqsyabandi Mendirikan Babussalam bersama jamaah
4. Ia sempat difoto Belanda Gambar dikirim ke Sultan Langkat
Tersirap semangat Tuan Baginda Ternyata foto wali keramat
5. Konon kabarnya di Kerajaan Langkat Peristiwa ajaib terjadi kembali
Sejak tuan guru di Batu Pahat Minyak Berandan tak mengalir lagi
6. Ikan di laut turut menghilang Kepah dan kerang semua sirna
Rakyat gelisah bukan kepalang Sultan Langkat gundah gulana
7. Setelah tuan guru tiba di Besilam Minyak Berandan pun mengalir kencang
Ikan banyak kepah dan tiram Rakyat makmur Sultan pun girang
Pada bait 1-3 mengisahkan tentang sebuah daerah yang bernama Babussalam. Babussalam merupakan sebuah desa di kabupaten Langkat yang sangat dikenal dan di
Universitas Sumatera Utara
sanalah terdapat maqam syekh Babussalam yakni syekh Abdul Wahab Rokan Alkholidi Naqsyabandi, orang yang mendirikan desa Babussalam dengan jamaahnya .
Pada bait ke 4 menceritakan tentang Syekh Babussalam yang difoto oleh orang Belanda dan kemudian diterima Sultan Langkat dan sangat semangat ketika mengetahui
bahwa foto yang diterimanya adalah foto syekh dari Babussalam. Pada bait 5-7 menceritakan tentang berbagai peristiwa yang terjadi di Langkat
ketika Syekh Abdul Wahab tidak berada di Besilam,Langkat semua hasil minyak berhenti mengalir dan semua hasil laut seperti ikan, kepah dan kerang tidak ada. Hal ini membuat
semua rakyat Langkat gelisah sehingga Sultan Langkat pun gundah gulana namun peristiwa ajaib tersebut tidak berkepanjangan karena Tuan guru Babussalam sudah kembali ke
Besilam. Satu bait mengenai pembukaan dalam syair senandung Babussalam terlihat pada
bait berikut : 1 Dengan Bismillah dimulai wadah
Menyusun syair menata kalam Mengharap hidayah dan ridho Allah
Serta syafaat rasul yang kirom
Pada bait di atas menjelaskan agar para pembaca atau masyarakat selalu mengucapkan Bismillah sebelum memulai suatu hal ataupun sedang memulai pembicaraan
agar segala hal yang dikerjakan tersebut mendapat ridho dari Allah SWT dan mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW.
Bait ini merupakan pembukaan dari senandung Babussalam versi pertama yang disenandungkan oleh penyenandungnya yang mengingatkan kita agar selalu mengingat
pada Allah SWT dengan selalu mengucapkan Bismillah dalam memulai sesuatu pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
agar dalam segala pekerjaan dapat lancar serta mendapat hidayah serta diridhoi oleh Allah SWT sehingga penyair dalam senandung Babussalam ini menyusun sebuah syair
mengharap dapat kelancaran dari Allah SWT.
Universitas Sumatera Utara
B A B V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan