Pendidikan Teknologi Nur ‘Ainun Sebagai Penyanyi Melayu Sumatera Utara: Biografi dan Analisis Struktur lagu-lagu rentak Senandung, Mak inang, dan Lagu dua yang dinyanyikan

Di samping itu menurut Metzger dalam Takari dan Fadlin 2009 kelemahan orang Melayu dalam ekonomi adalah bahwa kurangnya mayarakat Melayu menghargai budaya lama, pemalas, dan kurangnya sifat ingin tahu. Untuk sekarang ini, tidak semua masyarakat Melayu hidup bertani, berkebun, dan menjadi nelayan saja. Banyak juga orang Melayu yang profesinya menjadi guru, dosen, musisi, dan pejabat-pejabat tinggi. Orang Melayu di Sumatera Utara kini mempunyai pola hidup untuk mengejar ilmu setinggi-tingginya, bersaing dengan kelompok etnik lain. Bahkan ada juga belajar ke luar negeri, karena orang Melayu sangat menjujung tinggi pendidikan. Mereka ini ingin pintar dan cerdas, untuk dapat membantu semua orang. Bagi sebahagian besar oran Melayu, mereka mengamalkan ajaran Islam untuk terus mencari ilmu, yang sangat berharga yang tidak bisa hilang sampai mati. Demikian juga falsafah hidup Melayu yang diamalkan dan dijadikan pedoman hidup oleh Nur ‘Ainun. Pada masa dilakukannya penelitian ini, mata pencaharian dari Nur ‘Ainun adalah bertani. Biarpun dia membayar orang untuk mengurus padi-padinya, tetapi beliau mengatakan bertani adalah mata pencaharianya. Selain sebagai petani ia juga menerima tawaran sebagai penyanyi di berbagai peristiwa budaya. Menyanyi ini menurut beliau adalah sebagai kerja sambilan di samping kerja pokoknya bertani. Selain itu, karena keahlian beliau mengaji Al-Quran, maka ia dipercayakan oleh masyarakat Islam di sekitar kediaman beliau untuk mengajar mengaji anak- anak generasi muda. Bagi beliau mengajar mengaji ini, bukan semata untuk mendapatkan upah namum lebih mengarah kepada ibadah.

2.5 Pendidikan

Sebelum penjajahan Belanda, orang Melayu umumnya mendapat pendidikan agama. Semasa penjajahan, peluang pendidikan ala Eropa terbatas untuk orang Melayu di pedesaan, dan Universitas Sumatera Utara terpusat di daerah perkotaan, Pendidikan gaya Eropa sendiri hanya dikembangkan setelah Indonesia merdeka. Orang Melayu mengalami sebuah perkembangan yang pesat dalam dunia pendidikan. Karena yang seperti kita ketahui, orang Melayu sangat menjujung tinggi yang namanya pendidikan ataupun ilmu. Inilah yang menyebabkan mereka bisa maju kedepan untuk lebih baik, karena mereka juga ingin dihormati bukan dilencehkan. Dalam pendidikan Nur ‘Ainun sendiri kurang begitu baik, dikarenakan tidak menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Tetapi Nur ‘Ainun juga bisa dikatakan manusia yang pintar dengan masuknya beliau di sekolah yang cukup populer, karena disekolah tersebut adalah sekolah para bangsawan dan juga Sultan. Sehingga Nur ‘Ainun pun pernah satu sekolah dengan anak sultan Deli. :

2.6 Teknologi

Etnik Melayu pada dasarnya ingin terus berusaha menguasai teknologi, yang di antaranya bisa kita lihat dari pemakaian alat musik keyborad yang mereka gunakan dalam memainkan lagu-lagu Melayu. Sama halnya dengan teknologi-teknologi lainnya seperti alat komunikasi yang dikenal dengan handphone yang lazim digunakan semua masyarakat di Indonesia, termasuk suku Melayu. Kemudian ada lampu sebagai alat penerang dirumah, kebanyakan mereka tidak menggunakan lampu teplok yang digunakan pada zaman dulu untuk menerangi lampunya, kemudian ada komputer sebagai alat mempermudah dalam menyimpan data, dan terkadang sebagai masyrakatnya memakai laptop yang lebih cangih lagi dari komputer, dan biasanya ini Universitas Sumatera Utara dipergunakan pada saat masyarakat Melayu bersekolah kejenjang yang lebih tinggi atau mahasiswa. Kendaraan juga sebagai teknologi yang sudah ada pada masyarakat Melayu. Untuk mempermudah perjalan seperti sepeda motor, yang dulunya mereka menggunakan sepeda sebagai alat kendaraan untuk mencapai tujuan. Tapi sekarang mereka sudah beralih ke sepeda motor atau yang dikenal dengan “kereta”, bahkan ada juga yang menggunakan mobil sebagai alat transportasi yang mempermudah perjalanan serta memilki fasilitas yang cukup baik dari segi tempat duduknya. Televisi juga sudah dimilki oleh masyarakat Melayu untuk mengetahui berita-berita dari luar daerah dan dapat mengetahui keadaan negara. Radio juga menjadi salah satu yang sudah ada dimilki oleh masyarakat Melayu untuk mendengarkan lagu-lagu Melayu bahkan ada radio yang sudah memilki kaset sehingga mereka tinggal memasukan kasetnya saja dan didengarkan. Jika musisi Melayu sudah dari dulu diperkenalkan alat rekam, untuk merekam suara si penyanyi yang dulunya menggunakan piringan hitam, tapi mereka sudah lama menggunakan alat-alat electronik, micropon sebagai penguat suara si penyanyi serta soud sytem sebagai alat pengatur suara untuk memperkuat suara. kemudian alat pembuat video audio visual, dan lain sebagainya. Alat-alat elektronik inilah yang digunakan oleh musisi Melayu sama hanya dengan yang digunakan oleh Nur ‘Ainun. Jika dilihat kondisi Nur ‘Ainun sekarang khususnya dalam ilmu teknologi sudah memiliki kemajuan biarpun tidak semaju perkembang zaman sekarang tapi Nur ‘Ainun sudah menikmati yang namanya teknologi, terbukti beliau memilki alat komunikasi seperti handphone, kemudian radio pendegar lagu-lagu, dan juga lampu pijar, yang dulunya beliau hanya Universitas Sumatera Utara menggunakan lampu teplok. Serta alat-alat rekam yang digunakan Nur ‘Ainun untuk kepentingannya sebagai seniman musik Melayu.

2.7 Kesenian