Rentak Lagu Dua 2 Metode Pentranskripsian

Sunguh indah di Pulau kepai Sungguhlah indah di Pulai Kepai Tempat Memancing ikan Tenggiri Tempatlah Memancing Ikan Tenggiri Sungguh sedih kasih tak sampai Sungguhlah Sedih kasih tak Sampai Rindu ku Tanggung Seorang Diri Rinduhlah ku Tanggung Seorang Diri Lama sudah tidak Keladang Lamalah sudah tidak Keladang Tinggilah Rumput dari Lalang Ai Tinggilah Rumput dari Lalang Apa saja bisa Dibilang Sayang Apalah saja bisa Dibilang Karena Lidah tidak Bertulang Kerena Lidah tidak Bertulang Anak Dara Duduk Termenung Anaklah Dara Duduk Termenung Sambil menyusun si Bungai Rampai Sambilah menuyusun si Bungai Rampai Maksud Hati Nak menunggu Sayang Maksud Hati Nak Menunggu Sayang Apalah daya Tangan tak Sampai Apalah dayaku Tangan tak sampai

4.2.4 Rentak Lagu Dua

Pole ritem rentak lagu dua adalah pola ritem yang sangat populer di tengah-tengah masyarakat Melayu, bahkan bisa dikatakan di seluruh Indonesia. Tarian yang diiringi oleh pole ritem ini sangat lincah dan riang, menunjukkan sifat tari pergaulan. Bile pola ritem ini didengar tanpa memperhatikan kegiatan ritmit yang terjadi di dalamnya seolah-olah pola ritem ini sangat sederhana. Akan tetapi bila diperhatikan lebih cermat Universitas Sumatera Utara ternyata ritem ini sengat rumit, terutama bila membicarakan jenis meternya. Hal ini sering menghasilkan pendapat-pendapat yang berbeda-beda. T. Luckman Sinar. S.H. misalnya mengatakan jenis meternya adalah dua, namun ia tidak menyebutkan munculnya jenis metrik ini. Di lain fihak apabila kita mendengarkan pole ritem ini akan memberi kesan dua jenis meter terjadi pada saat yang bersamaan yaitu meter tiga berlawanan dengan meter dua. Kalau kita diskusikan tentang pendapat T. Luckman Sinar, S.H. maka apa yang dimaksudkannya adalah meter dua yang terjadi dari kelompok tiga buah not seperdelapan. Kalau memperhatikan pukulan gendang, maka jenis meternya menjadi tiga yaitu 3 kali not seperdelapan. Untuk tidak mengarah kepada kesimpulan yang salah, maka penyelidikan dalam tulisan ini akan memilih jenis meter untuk menuliskan pola ritem yang terdapat pada rentak lagu dua yaitu dengan memakai teknik penulisan gabungan dua buah kelompok tiga not bernilai 18 . Agar tidak terjebak pada jenis meter 3, maka penulis menggunakan tanda- tanda legato Sebagai contoh untuk menuliskan tiga buah not 28, 3 x 28, dua buah not 18 akan ditulis dengan memberi legato serta tanda aksen pada hitungan kedua: 14 + 18 + 18 + 14. Seperti yang disebut oleh T.Luckman Sinar, S.H. di atas, untuk melihat terjadinya kombinasi warna bunyi di dalam pola irama ini, dapat diikuti tabel analisis yang dibust oleh Rizaldi Siagian sebagai berikut: Dasar pola ritem lagu dua dengan mengaplikasikan silabis yang ada adalah tung-ding- dang . Akan tetapi di dalam permainan gendang diberi sisipan-sisipan silabis lain untuk memberikan variasi warna bunyi dalam permainan gendang. Di lihat dari permainan gendang, variasi yang terdapat di dalam pola irama lagu dua sangat bergantung kepada pengkombinasian warna bunyi, sedangkan dari segi ritmis hanya ada lima macam pola ritmis Universitas Sumatera Utara yang ada yaitu: 1 atau boleh juga ditulis dengan cara 2 atau bisa juga ditulis dengan cara ; 3 ; 4 ; dan 5 ; atau bisa ditulis dengan cara menggabungkan tiga buah not triplet menjadi satu yang memberikan kesan metrik duple 24 Tabel 1 Kombinasi Warna Bunyi dalam Pola Ritem Rentak Lagu Dua Universitas Sumatera Utara Tempo yang selalu dipakai dalam rentak lagu dua bergantung dengan jenis 1agu yang diiringinya. Akan tetapi pada umumnya tempo pola ritem ini berkisar antara seratus sepuluh sampai seratus duapuluh per menit. Terkadang seorang pemain gendang apabila mengiringi sebuah lagu dengan pola irama lagu dua, temponya cenderung bertambah cepat. Biasanya kejadian ini oleh pemain gendang selalu diekspresikan dengan “sor awak yang artinya menunjukkan bahwa pemain gendang tersebut tidak depat mengontrol kecepatan temponya akibat luapan emosi yang dirangsang oleh pole ritem tersebut. Biasanya pemain musik pembawa melodi atau penari yang diiringinya selalu bereaksi marah. Universitas Sumatera Utara Hal ini dapat dipahami karena dapat menguras meghabiskan tenaga mereka. Dan biasanya mereka mengkeritik pemain gendang tersebut dengan istilah mengejar. Dari uraian di atas pole ritem rentak lagu dua dapat diringkas sebagai berikut: Contoh bentuk lagu rentak lagu dua joget berikut, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Syair lagu Tanjung Katung Tanjung Katung Pantainya Lebar Ambil Pasir di Pohon Lawas Tanjung Katung Pantainya Lebar Ambil Pasir di Pohon Lawas Universitas Sumatera Utara Seyum Tunduk Hati Berdebar Apakah itu Isyarat Cinta Seyum Tunduk Hati Berdebar Apakah itu Isyarat Cinta Burung Elang Tinggi Terbangya Hendak Bersarang di Kayu Jati Burung Elang tinggi Terbangnya Hendak Bersarang di Kayu Jati Walau Belum Berdebar lama Tapi Sudah Memikat Hati Walau Belum Berdebar Lama Tapi Sudah Memikat Hati Tanjung Katung Airnya Biru Tempat Hendak Mencuci Muka Tanjung Katung Airnya Biru Tempat Hendak Mencuci Muka Siang Malam Menanggung Rindu Karena Kasih Jauh di Mata Siang Malam Menanggung Rindu Karena Kasih Jauh di Mata Tanjung Katung Tempat Tamasya Muda-mudi Bersukaria Tanjung Katung Tempat Tamasya Muda-mudi Bersukaria Walau Tuan Jauh di Mata Nahum di Hati Tak Dapat Lupa Walau Tuan Jauh di Mata Nahum di Hati Tak Dapat Lupa Dan satu lagu ciptaan dengan judul Jangan Duduk Termenung Universitas Sumatera Utara Syair lagu Jangan Duduk Termenung Jangan Duduk Termenung membuat hati bingung Jangan lekas Merajuk, Siapa yang akan bujuk Jangan dikenang-kenang Orang yang telah Hilang Mari kita Berdendang supaya Hati Senang Kalau tanam Melati, Janhan tepi berdiri Kalau cari kekasih, cari yang baik hati Kalau pergi ketaman petik Bungan Melati Kalau cari Teman cari yang baik Hati

4.2.5 Saat Masuk Ritem Gendang