59
Pada tahun 2013 penyakit terbesar yang terjadi disini adalah Infeksi Saluran Pernafasan ISPA , kebanyakan masyarakat
menderita penyakit itu. Tetapi dapat diketahui bahwasannya penyakit itu tidak sangat berbahaya, maka jarang adanya
sosialisasi untuk masyarakat yang berobat. Dalam hal ini walaupun jarang adanya sosialisasi secara rutin dari puskesmas
ini, kami tetap memberikan pelayanan yang cepat tanggap dalam berbagai penyakit yang diderita masyarakat karna ini sudah
menjadi tugas kami sebagai aparat kesehatan.
4.2 Hambatan – hambatan Dalam penerapan SIMPUS di Puskesmas Teladan Medan
Implementasi SIMPUS di Puskesmas Teladan ini tidak atau dapat dikatakan belum sempurna secara keseluruhan ini dikarenakan adanya hambatan –
hambatan yang ditemui. Hambatan – hambatan tersebut diantaranya : a. Masih lemahnya Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan data laporan,
yang SDM tersebut hanya satu orang saja yang menanganinya. b. Masih kurangnya pemahaman terhadap SIMPUS yang berbasis
komputerisasi sehingga pengelolaan data dan pelaporan dari Puskesmas ke DinKes kota Medan masih bersifat manual.
c. Diperlukan anggaran yang besar dalam penyediaan perangkat pendukung SIMPUS.
d. Belum adanya Peraturan Daerah sebagai acuan peraturan yang digunakan dalam implementasi SIMPUS.
e. Masih kurangnya sosialisasi antara DinKes kepada Puskesmas dalam implementasi SIMPUS.
Universitas Sumatera Utara
60
Salah satu hambatan yang dapat dilihat adalah :
Gambar 4.1 : Sarana prasarana Puskesmas Teladan Medan
Dari hasil penelitian pada saat disana, Pada gambar diatas menunjukan bahwa masih minimnya sarana dan prasarana menunjang pelayanan masyarakat
seperti ruang tunggu, komputer dan sebagainya, dikarenakan ketika masyarakat yang datang ke Puskesmas dalam satu hari lebih dari 50 orang maka akan
memperlama pelayanan, sebaliknya jika masyarakat yang datang berobat dibawah 50 orang dapat mempercepat pelayanan. Tetapi pada kenyataan disana setiap
harinya kunjungan pasien yang berobat disana semakin meningkat, lain halnya pada hari jumat ataupun sabtu kunjungan masyarakat yang berobat tidak terlalu
banyak. Disini diperlukannya penambahan sarana dan prasarana yang ada untuk menunjang pelayanan masyarakat seperti dapat kita lihat pada gambar sebelah kiri
atas, kurangnya komputer dalam pendataan pasien sehingga beberapa pegawai lainnya masih menggunakan cara manual dan menyebabkan antrian yang agak
begitu lama.
Universitas Sumatera Utara
61
Ini diperjelas oleh Kepala Puskesmas Teladan Medan : “untuk masalah alat sarana prasarana disini jikalau dibilang kurang yah
masih kurang tetapi di bilang cukup yah dicukup – cukupilah, karena ini kan untuk melayani masyarakat jadi jika ada penambahan alat sarana
prasarana tersebut maka otomatis ini dapat meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat”.
Dari hasil observasi penelitian di Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota gambar dibawah adalah alur pelayanan Puskesmas terhadap peningkatan
kesehatan masyarakat, ini dapat terlihat dari pelayanan yang diberikan aparat kesehatan kepada msyarakat yang berobat disana mulai dari rgistrasi atau
pendataan pasien sampai kepada pengambilan obat obatan oleh pasien yang kasih oleh aparat kesehatan.
Gambar 4.2 : Pendaftaran pasien di Loket Puskesmas Pada gambar di atas menjelaskan bahwa, masyarakat datang dan di data
sesuai dengan nomor antrian yang diberikan oleh pegawai, pasien yang datang harus membawa KTP ataupu Kartu Keluarga KK setelah didata secara
Universitas Sumatera Utara
62
langsung data kunjungan pasien terintegrasi di tiap – tiap poli yang berisikan
nama, data kunjungan pasien, alamat, diagnosis penyakit dan sebagainya.
Gambar 4.3 : Pasien mengantri untuk Diperiksa Dokter Pada gambar di atas terlihat jelas masyarakat yang telah di data atau di
registrasi, pasien harus menunggu antrian lagi agar tidak terjadi tindakan yang tidak diinginkan, pasien menunggu sesuai dengan poli – poli yang di informasikan
dari aparat kesehatan. Setelah itu suster dan dokter yang ada di tempat akan memanggil dan memeriksa pasien yang sakit. Dapat dilihat keramahan dan
kesigapan dari aparat kesehatan yang secara langsung menangani pasien.
Universitas Sumatera Utara
63
Gambar 4.4 : Pengambilan Obat Selanjutnya setelah pasien tersebut diperiksa, maka dokter memberikan
resep obat yang dibutuhkan pasien dalam bentuk kertas dan selanjutnya pasien tersebut ke poli Apotek untuk memberikan kertas tersebut kepada petugas di
tempat, lalu aparat kesehatan mempersiapkan obat yang dibutuhkan pasien. Setelah semuanya selesai pasien diperbolehkan pulang.
4.3 Observasi Penelitian