5.2. Jumlah Makanan Yang Dikonsumsi Keluarga Suku Melayu Dan Suku Jawa
Jumlah makanan pokok yang dikonsumsi Suku Jawa lebih besar kategori baik dari Suku Melayu. Adapun pada Suku Jawa ditemukan sebesar 76,9 keluarga yang
mengonsumsi jumlah makanan pokok sesuai anjuran atau tergolong baik. Sedangkan Suku Melayu sebesar 70,7 keluarga yang mengonsumsi jumlah makanan pokok
sesuai anjuran atau tergolong baik. Secara umum pada penelitian ini kedua suku baik Suku Melayu dan Suku
Jawa untuk jumlah konsumsi makanan pokok termasuk kategorik baik, namun masih ada beberapa keluarga dari kedua suku yang jumlah konsumsi makanan pokok yang
tidak sesuai dengan anjuran atau tergolong kurang baik yaitu untuk keluarga Suku Melayu sebesar 29,3 keluarga dan Suku Jawa sebesar 23,1 keluarga.
Makanan pokok merupakan sumber karbohidrat yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Hal ini sesuai dengan pesan dasar gizi seimbang Makanlah
makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi. Karbohidrat memiliki fungsi utama sebagai penyedia energi bagi tubuh. Oleh karena itu konsumsilah
karbohidrat setengah dari kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh tubuh dan sisanya dipenuhi oleh protein, lemak, vitamin, mineral dan air Almatsier, 2009.
Jumlah konsumsi lauk pauk baik keluarga Suku Melayu maupun Suku Jawa sebagian besar termasuk kategori baik yaitu sebesar 90,2 dan 51,3. Lauk pauk
merupakan sumber protein yang baik di dalam tubuh. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini jumlah asupan protein untuk kedua suku mayoritas kategori baik yaitu
80,5 dan 48,7.
Universitas Sumatera Utara
Namun, masih ada dijumpai sebesar 48,7 Suku Jawa dan 9,8 Suku Melayu yang jumlah konsumsi lauk pauk belum sesuai dengan yang dianjurkan atau
tergolong kurang baik. Data ini ini sesuai dengan hasil penelitian ini jumlah asupan protein kedua suku masih dijumpai kategori kurang yaitu untuk Suku Melayu sebesar
9,7 dan Suku Jawa 30,7. Jumlah asupan protein untuk kategori kurang lebih banyak dijumpai pada
Suku Jawa daripada suku Melayu. Hal ini dikarenakan sumber protein yang di konsumsi oleh suku Jawa lebih cenderung yang bersumber dari lauk pauk nabati
seperti tempe, tahu, kacang-kacangan. Sedangkan Suku Melayu lebih cenderung menngonsumsi protein yang bersumber dari lauk pauk hewani seperti ikan, telur,
ayam, dll. Jumlah konsumsi sayuran keluarga Suku Melayu sebagian besar berada pada
kategori kurang baik yaitu sebesar 78 keluarga. Sedangkan keluarga Suku Jawa sebagian besar termasuk kategori baik yaitu sebesar 85,1 keluarga. Jumlah
konsumsi buah keluarga Suku Melayu mayoritas termasuk kategori kurang baik sebesar 75,6, sedangkan keluarga Suku Jawa sebagian besar adalah tergolong baik
yaitu sebesar 74,4. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa masih kurangnya konsumsi sayuran dan
buahan sebagian besar pada Suku Melayu, dimana di ketahui bahwa sayuran dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang baik akan vitamin C yang dapat
mempercepat penyerapan zat besi di dalam tubuh sehingga dapat menghambat terjadinya anemia gizi besi Suhardjo,2009. Hal ini terbukti dari hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
inijumlah asupan vitamin C Suku Melayu hanya 26,8 kategori baik, Sedangkan Suku Jawa 61,5 kategori baik.
5.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan Suku Melayu Dan Suku Jawa