Sedangkan kebiasaan kosumsi Suku Jawa selain makanan pokok beras cenderung mengonsumsi sumber makanan dari protein nabati tahu, tempe dan sayur-sayuran 5 hari
dalam satu minggu. Cara pengolahan makanan lebih sering dengan cara ditumis 3- 4xminggu.
Dilihat dari kebiasaan makan kedua suku kemungkinan adanya perbedaan asupan zat gizi dalam tubuh dilihat dari pola makan yang dapat mengakibatkan terjadinya anemia dan
hipertensi. Hal ini dikaitkan dengan data Puskesmas Hamparan Perak, Desa Selemak memiliki prevalensi anemia dan hipertensi cukup tinggi dimana termasuk sepuluh besar
penyakit terbanyak di bawah wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pola makan Suku Melayu dan Suku
Jawa memberi gambaran adanya kemungkinan perbedaan asupan zat gizi di dalam tubuh yang dapat mengakibatkan terjadinya anemia gizi besi dan hipertensi. Hal ini yang
melatarbelakangi peneliti ingin melihat Gambaran Pola Makan Suku Melayu dan Suku Jawa di Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang tahun 2012.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis ingin mengetahui pola makan Suku Melayu dan Suku Jawa di Desa Selemak Kecamatan Hamparan
Perak Kabupaten Deli Serdang tahun 2012.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pola makan Suku Melayu dan Suku Jawa di Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jenis makanan dalam penyusunan menu hidangan
keluarga yang dikosumsi Suku Melayu dan Suku Jawa di Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk mengetahui jumlah makanan yang dikosumsi Suku Melayu dan
Suku Jawa di Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
3. Untuk mengetahui frekuensi makanan dalam penyusunan menu hidangan
keluarga yang dikonsumsi Suku Melayu dan Suku Jawa di Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
4. Untuk mengetahui asupan protein, lemak, vitamin C, zat besi, asam folat
keluarga Suku Melayu dan Suku Jawa Di Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
1.4. Manfaat Penelitian
Sebagai masukan dan informasi bagi masyarakat khususnya Suku Melayu dan Suku Jawa agar dapat menerapkan pola makan yang baik sesuai dengan prinsip
ilmu gizi yaitu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu Sri Karjati, 1985. Pola makan adalah tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan Suhardjo, 1989.
Pola makan dapat diartikan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengosumsinya sebagai terhadap reaksi pengaruh–
pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan sosial Sulistyoningsih, 2010.
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan
Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan seseorang. Secara umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola makan adalah
sebagai berikut : 1.
Faktor ekonomi Variabel ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi kosumsi pangan
adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya akan pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas
yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik secara kulaitas maupun kuantitas.
8
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor sosio budaya
Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan
dikosumsi. Kebudayaan menuntun orang dalam cara bertingkah laku dan memenuhi kebutuhan dasar biologinya, termasuk kebutuhan terhadap pangan.
3. Agama
Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan individu yang melanggar hukumnya berdosa. Konsep halal dan haram sangat
mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan dikosumsi. 4.
Pendidikan Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan
berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. 5.
Lingkungan Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku
makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan makan
dalam keluarga.
2.3. Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi