Frekuensi Konsumsi Makanan Bersantan Frekuensi Konsumsi Makanan Protein Hewani Frekuensi Konsumsi Makanan Bertumis dan Protein Nabati

Tabel 4.19. Distribusi Keluarga Suka Konsumsi Pengolahan Makanan Bertumis Pada Keluarga Suku Melayu dan Suku Jawa. No Suka Pengolahan Makanan Bertumis Suku Melayu Jawa n n 1 Ya 5 12,2 35 89,7 2 Tidak 36 87,8 4 10,3 Jumlah 41 100,0 39 100,0 Berdasarkan tabel 4.19. dapat dilihat bahwa paling banyak keluarga Suku Melayu kurang menyukai pengolahan makanan bertumis seperti tumis kacang dan tempe, tumis kangkung dan tempe yaitu sebanyak 36 keluarga 87,8,. Sedangkan pada suku Jawa sebagian besar lebih menyukai makanan bertumis seperti tumis kacang dan tempe, tumis kangkung, tempe bacem, dan lain-lain yaitu sebanyak 35 keluarga 89,7.

4.3.14. Frekuensi Konsumsi Makanan Bersantan

Berdasarkan hasil penelitian,frekuensi konsumsi makanan bersantan keluarga Suku Melayu dan Suku Jawa dapat digambarkan pada tabel berikut: Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Bersantan Pada Keluarga Suku Melayu dan Suku Jawa. No Frekuensi Konsumsi Makanan Bersantanminggu Suku Melayu Jawa n n 1 0-2 kali 12 29,3 33 84,6 2 3-4 kali 26 63,4 3 7,7 3 4 kali 3 7,3 3 7,7 Jumlah 41 100,0 39 100,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.20. dapat dilihat bahwa sebagian besar frekuensi konsumsi makanan bersantan Suku Melayu adalah 3-4 kali 63,4, sedangkan pada Suku Jawa frekuensi konsumsi makanan bersantan sebagian besar adalah 0-2 kali 84,6.

4.3.15. Frekuensi Konsumsi Makanan Protein Hewani

Berdasarkan hasil penelitian frekuensi konsumsi makanan protein hewani keluarga Suku Melayu dan Suku Jawa dapat digambarkan pada tabel berikut: Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Makanan Protein Hewani Pada Keluarga Suku Melayu dan Suku Jawa No Frekuensi Konsumsi Makanan Protein Hewaniminggu Suku Melayu Jawa n n 1 0-2 kali 5 12,2 31 79,5 2 3-4 kali 2 4,9 4 10,3 3 4 kali 34 82,9 4 10,3 Jumlah 41 100,0 39 100,0 Berdasarkan tabel 4.21. dapat dilihat bahwa sebagian besar frekuensi konsumsi makanan protein hewani Suku Melayu adalah 4 kali 82,9, sedangkan pada Suku Jawa frekuensi konsumsi makanan protein hewani sebagian besar adalah 0-2 kali 79,5.

4.3.16. Frekuensi Konsumsi Makanan Bertumis dan Protein Nabati

Berdasarkan hasil penelitian frekuensi konsumsi makanan bertumis dan protein nabati keluarga Suku Melayu dan Suku Jawa dapat digambarkan pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Makanan Bertumis dan Protein Nabati Pada keluarga suku Melayu dan suku Jawa No Frekuensi Konsumsi Makanan Bertumis dan Protein Nabati Suku Melayu Jawa n n 1 0-2 kali 30 73,2 1 2,6 2 3-4 kali 6 17,1 3 7,7 3 4 kali 5 9,8 35 89,7 Jumlah 41 100,0 39 100,0 Berdasarkan tabel 4.22. dapat dilihat bahwa dari 41 keluarga Suku Melayu diteliti dijumpai frekuensi konsumsi makanan bertumis seperti tumis sayur-sayura dan tempe, tauco tahu dan lain-lain adalah 0-2 kali 73,2. Sedangkan pada Suku Jawa frekuensi konsumsi makanan bertumis sebagian besar adalah 4 kali 89,7. Adapun bahan makanan yang sering ditumis keluarga Suku Jawa ini seperti tumis kangkung campur tempe, tumis genjer, tempe bacem, tahu goreng dan lain-lain.

4.3.17. Makanan Pantangan Bayi dan Balita