inijumlah asupan vitamin C Suku Melayu hanya 26,8 kategori baik, Sedangkan Suku Jawa 61,5 kategori baik.
5.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan Suku Melayu Dan Suku Jawa
Dari hasil penelitian ini dengan menggunakan kuesioner pada keluarga Suku Melayu ditemukan sebesar 87,8 yang lebih suka mengonsumsi menu hidangan yang
terdiri dari nasi, lauk pauk yang bersumber dari hewani dengan pengolahan bersantan digulai dan juga merupakan menu yang lebih sering disajikan dalam hidangan
keluarga. Faktor-faktor atau alasan Suku Melayu lebih menyukai maupun lebih sering
konsumsi menu hidangan yang terdiri dari nasi, lauk pauk hewani dan pengolahan makanan bersantan tersebut adalah 72,2 keluarga mengatakan karena mudah di
peroleh di pasaran dan sudah terbiasa dikonsumsi sejak kecil di dalam keluarga. Sedangkan 27,8 keluarga lagi memiliki alasan karena makanan tersebut selalu ada
dalam menu hidangan keluarga yang dipengaruhi faktor lingkungan fisik yaitu sebagian besar Suku Melayu memiliki matapencaharian nelayan, memiliki ternak
ayam, bebek yang hasilnya dikonsumsi oleh keluarga. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Husein Ritonga 1998 di Desa Pasar Melintang
Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang bahwa sebagian besar masyarakat Suku Melayu lebih cenderung mengonsumsi lauk pauk yang bersumber dari hewani
dikarenakan faktor lingkungan fisik yaitu masyarakat Suku Melayu tersebut memiliki ternak dan hobi memancing. Kemudian hasil ternak dan memancing dikonsumsi oleh
keluarga sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Namun, dijumpai sebesar 12,2 Suku Melayu menu hidangan yang terdiri dari nasi, lauk pauk hewani dan pengolahan makanan bersantan bukan merupakan
menu kesukaan dan bukan merupakan menu yang lebih sering disajikan dalam keluarga, hal ini dikarenakan dipengaruhi daya beli, kebiasaan dilingkungan sosial
seperti kegiatan perwiridan, pengajian faktor lingkungan sosial, serta tidak terbiasa menjadi menu hidangan keluarga sejak kecil. Hal ini disebabkan responden bertempat
tinggal di lokasi Suku Jawa. Sedangkan hasil penelitian pada Suku Jawa ditemukan 87,8 keluarga
menyatakan lebih menyukai dan lebih sering mengonsumsi menu hidangan yang terdiri dari nasi, lauk pauk yang bersumber dari nabati, sayur-sayuran serta
pengolahan makanan bertumis. Faktor-faktor atau alasan 87,8 keluarga Suku Jawa tersebut lebih
menyukai menu tersebut dan merupakan menu yang sering disajikan dalam keluarga adalah 60 keluarga mengatakan mudah di peroleh di pasaran, harga relatif murah.
Sedangkan 40 keluarga dengan alasan menjadi kesukaan keluarga karena selalu tersedia dalam menu hidangan keluarga hal ini dipengaruhi lingkungan fisik yaitu
keluarga memilki kebun yang bercocok tanam buah, sayur, dan kacang-kacangan yang hasilnya sebagian besar dikonsumsi oleh keluarga, serta cara pengolahannya
tidak rumit. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Moehadi 1986 di Jawa Tengah bahwa suku Jawa lebih cenderung mengonsumsi lauk pauk yang bersumber
dari nabati, sayur-sayuran dikarenakan masyarakat suku Jawa tersebut memiliki kebun atau lahan pertanian. Dimana hasil kebun tersebut dikonsumsi oleh keluarga
sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Namun, dalam penelitian ini masih dijumpai 10,3 suku Jawa dimana menu hidangan yang terdiri dari nasi, lauk pauk nabati dan sayur-sayuran bukan
merupakan menu kesukaan dan bukan merupakan menu yang lebih sering disajikan dalam keluarga. Hal ini dikarenakan dipengaruhi kebiasaan makan dilingkungan
pekerjaan yaitu arisan, perkumpulan sesama mitra kerja, rapat di tempat pekerjaan yang sebagian besar mengkonsumsi menu hidangan yang terdiri dari nasi, lauk pauk
yang bersumber dari hewani dan pengolahan makanan bersantan sehingga menjadi kebiasaan dalam penyusunan menu hidangan keluarga.
5.4. Pengolahan Makanan