Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Desa ini berjarak sekitar 9 Km dari Desa Merlung yang merupakan ibukota Kecamatan, sementara jarak dari desa ini dengan Kuala Tungkal sebagai ibukota
Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah sekitar 148 Km, dan jarak desa ini dengan Kota Jambi sebagai ibukota propinsi adalah sekitar 111 Km. Waktu tempuh yang
dibutuhkan untuk mencapai ibukota kecamatan adalah sekitar 10-15 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat, dan kecepatan rata-
rata yang dibutuhkan adalah 40-60 Kmjam. Sementara waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai ibukota kabupaten adalah sekitar dua jam dengan
kecepatan kendaraan 60-80 Kmjam, dan untuk tiba di ibukota propinsi adalah sekitar satu setengah jam dengan kecepatan kendaraan rata-rata 80 Kmjam.
2.1.2. Infrastruktur dan Sarana Transportasi
Setelah memasuki desa, perjalanan sudah dapat dilakukan dengan mudah. Sebagian besar infrastruktur jalan di desa sudah cukup baik bahkan sebagian besar
telah diaspal. Jalan-jalan utama penghubung antar dusun atau di sekitar pusat desa telah teraspal meskipun ada beberapa dari lokasi jalan antardusun yang belum diaspal.
Apabila diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, infrastruktur jalan di Desa Rantau Badak dapat diklasifikasi ke dalam tiga jenis, yaitu jalan beraspal, jalan berbatu, dan
jalan tanah. Jalan tanah dan berbatu umumnya terdapat di areal pedusunan yang
Universitas Sumatera Utara
menghubungkan pola pemukiman warga dengan areal lahan perladangan mereka masing-masing. Sampai tahun 2008 hampir seluruh jalan antar dusun di empat dusun
di wilayah Desa Rantau Badak telah diaspal, kecuali di dua dusun, yaitu Dusun Rantau Indah dan Dusun Rantau Sari.
Gambar 1. Jalan Utama Dusun I Lubuk Lalang
Gambar 2. Jalan Utama menuju Dusun Rantau Indah dan Dusun Rantau Sari
Kemudahan warga dalam memanfaatkan jasa transportasi yang mendukung dalam melakukan aktifitas kehidupan mereka, tidak terlepas dari infrastruktur jalan
yang sebagian besar sudah cukup baik dan memadai. Kondisi jalan lintas desa mulai diaspal sejak tahun 2004. Akan tetapi, kondisi jalan yang menuju titik lokasi
pemukiman yang berada jauh dari pinggir jalan lintas desa dan lokasi areal pertanian warga, dapat dikatakan belum begitu baik dan memadai, disebabkan kondisi jalan
Universitas Sumatera Utara
yang belum diaspal dan masih berupa jalan tanah dengan beberapa bagian yang hanya ditimbun oleh batu koral. Kondisi jalan yang belum diaspal ini akan sulit untuk dilalui
bila terjadi hujan, yang mana jalan akan menjadi sangat licin dan berlumpur, terlebih lagi bila hujan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka jalan akan dipenuhi
dengan genangan air dan sangat memungkinkan untuk terjadinya banjir. Dari aspek transportasi, diketahui bahwa jenis transportasi umum yang
digunakan oleh warga desa adalah angkutan umum, truk bak terbuka dan juga pick up. Sarana angkutan umum yang dapat dimanfaatkan itu adalah angkutan umum
perlintasan antar kota dalam propinsi, dan angkutan umum antar kota antar propinsi. Sarana angkutan umum yang melayani kebutuhan transportasi antar kota dalam
propinsi terdiri dari angkutan umum dengan daya angkutnya maksimal hanya sekitar 15 orang, dan angkutan umum yang daya angkutnya dapat mencapai 30 orang.
Sementara sarana angkutan umum yang melayani kebutuhan transportasi antar kota antar propinsi, kapasitas daya angkutnya dapat mencapai 80 orang. Sarana angkutan
umum yang berdaya angkut sekitar 15 sampai dengan 30 orang, biasa disebut warga desa dengan istilah travel.
Selain itu, untuk aktivitas berkebun atau ketika mereka hendak menuju lahan- lahan kebun yang menjadi lokasi usaha atau tempat mereka bekerja, truk bak terbuka
dan pick up juga sering dimanfaatkan warga desa dengan cara menumpang atau menyewa alat transportasi tersebut. Sarana transportasi umum roda dua seperti ojek,
pernah menjadi sarana transportasi yang sering dimanfaatkan oleh warga desa. Tetapi sejak tahun 2004, sarana transportasi ini tidak lagi ada di desa. Hal ini disebabkan
banyaknya warga desa yang telah memiliki sepeda motor pribadi. Peningkatan kepemilikan sepeda motor pribadi ini juga tidak terlepas dari peningkatan ekonomi
warga desa.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Posisi Geografis dan Keadaan Alam