Mata Pencaharian Hidup Keadaan Penduduk

Banjar, Jawa, Minangkabau, Batak, dan Mandailing yang berbaur dalam satu ruang pemukiman. Sementara untuk warga transmigran suku Jawa, mereka bermukim di beberapa titik lokasi yang berada agak ke dalam menjauhi jalan lintas utama yang berjarak sekitar dua kilometer dari pinggir jalan lintas utama. Sebaran pemukiman warga transmigran suku Jawa di Desa Rantau Badak ini berada di dua dusun, yakni Dusun Rantau Indah dan Rantau Sari.

2.2.3. Mata Pencaharian Hidup

Sumber mata pencaharian warga di Desa Rantau Badak secara umum adalah di bidang pertanian. Banyak warga desa yang memperoleh pendapatan ekonominya dengan berladang maupun dengan berkebun karet dan kelapa sawit. Aktivitas berladang dilakukan warga untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Areal perladangan warga biasanya ditanami dengan beragam jenis sayuran dan buah- buahan. Hasil dari beragam sayuran dan buah-buahan yang ditanami di areal perladangan tersebut, akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan subsistensi dan juga dapat dijadikan sebagai komoditi ekonomi yang dijual kepada warga lain yang membutuhkan, dan mereka yang tidak memiliki areal perladangan, ataupun yang tidak menanami ladang-ladang mereka dengan beragam jenis sayuran dan buah-buahan tersebut. Beberapa tahun terakhir ini aktivitas ekonomi pertanian mulai bertumpu pada aktivitas berkebun karet dan juga pengembangan perkebunan kelapa sawit, dan ini menjadi prioritas utama bagi warga desa dalam upaya memenuhi berbagai kebutuhan hidup dan juga peningkatan ekonomi di desa. Banyak warga desa telah mengkonversi lahan-lahan mereka, yang awalnya adalah kebun-kebun karet dan hutan liar bekas kebun-kebun tua yang telah ditinggalkan, dialihkan menjadi kebun-kebun kelapa sawit dengan beragam ukuran luasnya. Hal inipun kemudian menyebabkan wajah alam Desa Rantau Badak telah Universitas Sumatera Utara berubah menjadi satuan hamparan tanaman keras kelapa sawit dengan beragam konfigurasi kebun yang dapat menunjukkan kepemilikan dari berbagai kebun kelapa sawit tersebut. Konfigurasi kebun kelapa sawit yang dimiliki oleh warga dan perusahaan perkebunan tentunya memiliki perbedaan dari ciri fisik tanaman dan juga ukuran luas hamparan kebun. Kebun-kebun yang tanamannya belum tinggi dan masih tergolong muda, pada umumnya adalah milik warga desa. Kebun-kebun kelapa sawit yang dimiliki oleh perusahaan biasanya ditandai oleh ciri fisik tanaman yang sudah tergolong produktif 4 Thn, tanaman lebih tinggi, dan pola baris tanamannya lebih teratur dibandingkan dengan kebun-kebun yang dimiliki oleh warga. Ukuran luas kebun yang dimiliki oleh perusahaan biasanya juga jauh lebih luas dari yang dimiliki oleh warga desa. Sebelum diperkenalkannya kegiatan berkebun kelapa sawit kepada warga Desa Rantau Badak, warga desa pada umumnya menyandarkan upaya pemenuhan kebutuhan ekonominya dengan bermata pencaharian sebagai nelayan, berladang, dan dengan kegiatan pertanian sektor perkebunan karet. Sumber mata pencaharian sebagai nelayan telah lama dikenal dan dilakukan warga disebabkan keberadaan beberapa sungai yang terdapat di Desa Rantau Badak masih dalam kondisi yang sangat baik. Kondisi air sungai yang masih jernih dan belum terkontaminasi oleh limbah dari pabrik-pabrik kelapa sawit milik beberapa perusahaan yang terdapat di desa ini, menyediakan berbagai jenis ikan dan biota air lainnya yang dapat diperoleh warga setiap harinya. Hanya dengan menggunakan sampan maupun perahu-perahu kecil dan alat tangkap yang sederhana, sudah dapat memenuhi kebutuhan pasokan makanan bagi setiap keluarga mereka. Aktivitas ini dilakukan mereka di beberapa sungai yang terdapat di Desa Rantau Badak, seperti sungai pepalik dan juga sungai papauh. Universitas Sumatera Utara Sumber mata pencaharian lain yang juga ada dilakukan oleh warga adalah dengan membuka usaha-usaha dagang seperti warung yang tidak membutuhkan modal terlalu besar. Sementara untuk usaha dagang seperti grosir, hanya ada satu orang saja. Hal ini disebabkan tuntutan modal usahanya yang cukup besar.

2.3. Sejarah Desa Rantau Badak