Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

commit to user 37 tanggungjawab bersama terhadap pengentasan kemiskinan yang mempunyai efek multidimensi. Berdasarkan pembahasan diatas maka dalam penelitian ini ingin mengetahui program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan, alasan fokus penelitian ini adalah karena lokasi penelitain masuk dalam kriteria daerah yang berhak mendapatkan programPNPM Mandiri serta lokasi penelitian berada pada kecamatan di wilayah perkotaan.

C. Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Evaluasi merupakan salah satu rangkaian dalam proses kebijakan publik. Proses ini cukup strategis untuk mengetahui kualitas kebijakan yang dilaksanakan. Evaluasi implementasi ditujukan pada proses pelaksanaan kebijakan atau program. Terdapat dua hal yang menjadi fokus perhatian dalam implementasi, yaitu kepatuhan terhadap prosedur atau standard dalam proses implementasi , serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses implementasi Evaluasi implementasi program PNPM mandiri Perkotaan merupakan suatu proses untuk menilai kinerja program tersebut. Untuk melihat proses implementasi, maka dalam penelitian ini memfokuskan pada kepatuhan terhadap petunjuk pelaksanaan dan teknis Juklak-Juknis PNPM Mandiri Perkotaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses implementasi. commit to user 38 Faktor-faktor strategis yang mempengaruhi implementasi PNPM mandiri tersebut antara lain :

1. Sumber daya

Sumber daya merupakan segenap sumber fisik maupun non fisik yang dimiliki oleh seseorang atau instansi. Sumber daya dalam konteks implementasi dapat digolongkan menjadi dua jenis sumber daya yakni : a. SDM sumber daya manusia, meliputi kuantitas dan kualitas kompetensi SDM yang menjalankan program implementator b. SDO Sumber daya organisasi, meliputi seluruh sumber daya yang dimiliki organisasi guna mendukung proses implementasi suatu program atau kebijakan, diantaranya dana. Sumber daya inilah yang menjadi penentu terwujudnya program yang akan dilaksanakan.

2. Sikap Pelaksana disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementator mempunyai disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang diingkan oleh pembuat kebijakan dan sebaliknya. dampak dari kecenderung- kecederungan pelaksana kebijakan adalah akan banyak kebijakan masuk zona ketidakacuhan. Ada kebijakan yang dikerjakan secara efektif karena mendapat dukungan langsung dari para pelaksana kebijakan, namun kebijakan lain mungkin akan bertentangan dengan pandangan commit to user 39 pelaksana kebijakan, sehingga akan menghambat implementasi kebijakan. Sikap pelaksana menjadi faktor pendukung untuk kesuksesan suatu program.

3. Komunikasi

Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran serta dari mana kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran target group sehingga mengurangi distorsi implementasi. Implementasi yang efektif, meminta para pelaksana implementor tidak sekedar dengan suatu petunjuk yang jelas, tetapi yang penting adalah adanya konsisten komunikasi dari atas ke bawah, dalam arti arus komunikasi yang terjadi harus jelas dan tegas. Bila tidak, maka akan membuka peluang bagi para pelaksana untuk menafsirkan kebijakan tersebut. Atau dengan kata lain, perlu dihindari adanya suatu hal yang dapat menimbulkan suatu kegaduhan, kebingungan diantara para pelaksana, sebagai akibat dari adanya kelonggaran-kelonggaran dalam menafsirkan kebijakan tersebut. Terpenting lagi harus adanya ketetapan dan keakuratan informasi kebijakan, sehingga para pelaksana dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tujuan yang sebenarnya ingin dicapai dari implementasi kebijakan tersebut, dan mereka dapat mengetahui dengan tegas dan jelas, apa yang seharusnya mereka lakukan. commit to user 40 Selain konsistensi komunikasi, para pelaksana harus mengetahui apa yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam implementasi kebijakan tersebut. Ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan untuk implementasi suatu kebijakan harus disampaikan pada orang-orang yang tepat, dan mereka harus menjadi jelas, akurat, konsisten terhadap ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan tersebut. Jika tidak, maka akan terjadi salah pengertian di antara mereka dalam mengimplementasikan suatu kebijakan dan hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

4. Struktur Birokrasi SOPjuklak-juknis

Indikator minimal dari hal ini adalah SOP standart operational prosedure. Dengan adanya SOP ini diharapkan dalam implementasi kebijakan sesuai dengan arah yang diinginkan, tidak melenceng dari yang diharapkan. SOP yang dimaksud dalam program PNPM Mandiri Perkotaan adalah petunjuk pelaksanaan dan teknis Juklak-Juknis. Juklak-Juknis ini menjadi pedoman dan panduan utama implementator dalam melaksanakan tugasnya.

5. Dukungan Publik

Dukungan publik terhadap kebijakan mempunyai faktor yang strategis juga. Publik dalam hal ini kelompok sasaran atau target group dari program atau kebijakan sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan suatu implementasi program. Kebijakan atau program yang memberikan insentif biasanya mudah mendapatkan dukungan publik, dan sebaliknya. Dukungan target group sangat beragam, dapat commit to user 41 berupa partisipasi dalam kegiatan, kepatuhan terhadap hasil musyawarah, atau yang lainnya.

D. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI KOTA PONTIANAK PERKOTAAN.

0 0 10