commit to user 6
4. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam
menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. 5. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai
dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
6. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat
Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. PNPM-Inti: terdiri dari programkegiatan pemberdayaan masyarakat
berbasis kewilayahan, yang mencakup Program Pengembangan Kecamatan PPK,
Program Penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan
P2KP, Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah PISEW, dan
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus P2DTK.
b. PNPM-Penguatan: terdiri dari program-program pemberdayaan
masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target
tertentu. Pelaksanaan program-program ini di tingkat komunitas mengacu pada kerangka kebijakan PNPM Mandiri.
Sedangkan loakasi PNPM Mandiri diutamakan pada kecamatan yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki jumlah penduduk miskin cukup besar
commit to user 7
b. Tingkat pelayanan dasar rendah
c. Tingkat kapsitas fiskal rendah
d. Memiliki desa atau kelurahan tertinggal
Oleh karena itu, lokasi PNPM Mandiri terdiri dari dua katagori yaitu PNPM Mandiri perkotaan dan PNPM Mandiri pedesaan.
Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan
diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi
antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM
Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator
keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian target-target MDGs.
Berdasarkan surat edaran Menteri Keuangan RI Nomor : SE- 2354MK.022009 tentang Perubahan APBN tahun 2009 disebutkan bahwa
anggaran untuk program PNPM mandiri senilai Rp 191,3 M .
Anggaran untuk mengentaskan kemiskinan ini patut untuk direspon positif oleh
pelaksana program yaitu pemerintahan daerah. Anggaran ini juga wajib dikawal, agar tujuan dari program PNPM dengan anggaran yang cukup
banyak tersebut tepat sasaran.
commit to user 8
Kota Surakarta menjadi salah satu daerah yang mendapatkan program PNPM Mandiri Perkotaan. Kota Surakarta termasuk wilayah yang mempunyai
kecamatan dengan kriteria PNPM Mandiri Perkotaan. Berdasarkan data Pemerintah Kota Surakarta, jumlah penduduk adalah 561.509 jiwa, jumlah
penduduk miskin 104.766 jiwa atau 29.199 kepala keluarga 2007. Jumlah penduduk miskin ini mengalami peningkatan 15.251 jiwa dari tahun 2006
sebesar 89.515 jiwa. Mata pencaharian penduduk kota terdiri dari buruh,
pedagang, pegawai, dan sektor informal Surakarta Dalam Angka, BPS Surakarta, 2006. Sedangkan berdasarkan
SK Walikota Surakarta nomor 4703612007 tentang kondisi keluarga miskin Surakarta berdasarkan
kecamatan, sebagai berikut :
Tabel 1 Jumlah Gakin di Kota Surakarta
No Nama
Kecamatan Jumlah Gakin
Jumlah Jiwa Gakin
1 Laweyan
4.407 14.658
2 Serengan
2.372 7.932
3 Pasar Kliwon
5.296 18.208
4 Jebres
6.230 21.615
5 Banjarsari
7.874 29.481
Total
25.117 88.474
Sumber : PattiroKonsorsium Solo 2008 Konsekuensi Kota Surakarta menjadi daerah pelaksanaan PNPM
Mandiri Perkotaan adalah menyiapkan dana pendampingan. Menurut Wakil Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Dana yang dikucurkan pemerintah
pusat dalam program PNPM Mandiri Perkotaan di Solo senilai Rp 6,7 miliar, sementara Pemkot Solo diwajibkan menyiapkan dana pendamping senilai Rp
6,57 miliar. PNPM Mandiri Perkotaan di kota Surakarta diawal masa
commit to user 9
peluncurannya, sempat ditolak oleh Pemkot Surakarta karena beberapa alasan, terutama berkaitan dengan alokasi dana pendampingan untuk program
ini. Selain itu, Pemkot sendiri belum dapat meng-cover program-program Pemkot sendiri yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan juga.
Pada proses awal program PNPM Mandiri Perkotaan ini dilakasankan, dirasa cukup sulit oleh tim PNPM, kecuali 7 kelurahan yaitu Panularan,
Penumping, Purwosari, Sriwedari, Keprabon, Timuran dan Mangkubumen. Tujuh kelurahan ini relatif kondusif dibanding 51 wilayah kelurahan lainnya.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program ini, antara lain berkaitan dengan keberadaan lembaga pemberdayaan masyarakat di tingkat
kelurahan LPMK yang sudah beberapa tahun lalu menjadi sarana setiap kelurahan untuk meningkatkan kualitas masyarakatnya dengan tujuan
mengurangani kemiskinan di Kota Surakarta. LPMK ini dirancang oleh Pemkot Surakarta dengan alokasi anggaran dari APBD yaitu dana
pembangunan kelurahan DKP. Oleh karena itu, Pemkot dan masyarakat kota Surakarta sendiri takut PNPM akan over laping dengan keberadaan
LPMK. Kelurahan Semanggi merupakan salah satu Kelurahan yang kurang
kondusif dalam pelaksanaan awal PNPM Mandiri Perkotaan .
Pada dasarnya ,Kelurahan Semanggi termasuk dalam kriteria Kelurahan yang berhak
melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan. Berdasarkan data dari tim PNPM Mandiri, di Kelurahan Semanggi terdapat 2911 Kepala Keluarga KK yang
masuk katagori miskin. Sedangkan berdasarkan data BPS tahun 2009 terdapat
commit to user 10
1380 KK miskin. Bank data Kelurahan Semanggi juga menunjukkan bahwa banyak masyarakat Semanggi diusia produktif belum atau tidak bekerja
sebesar 2.356 jiwa, pekerjaan mayoritas masyarakat Semanggi adalah buruh, karyawan dan mengurus rumah tangga. Sehingga dapat diketahui bahwa
Kelurahan Semanggi merupakan Kelurahan yang sangat dekat dengan kemiskinan dan dampak dari kemiskinan tersebut.
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks di Kelurahan Semanggi, mengharuskan PNPM Mandiri Perkotaan mampu menjawab dan
menyelesaikan permasalahan kemiskinan tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian terkait evaluasi implementasi program PNPM
Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi. Penelitian ini difokuskan pada proses implementasinya serta faktor-faktor apa saja yang memepengaruhinya.
Dengan adanya proses evalusasi ini, diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk proses implementasi pada tahun berikutnya.
B. Rumusan Masalah