Indeks Massa Tubuh merupakan pembagian berat badan dalam kg terhadap kuadrat tinggi badan dalam M. IMT dapat digunakan untuk rentang yang
panjang yaitu dari usia 2-20 tahun. Penggunaan IMT menurut umur memiliki beberapa manfaat diantaranya menyediakan suatu referensi alat screening bagi
remaja yang sebelumnya belum tersedia. Keuntungan lain adalah dapat melacak factor risiko terhadap perkembangan penyakit. Sunarti,2004
2.6.2 Klasifikasi Status Gizi
Tabel. 2.2 Klasifikasi Status Gizi
Classification BMIkgm
2
Principal cut- off points
Additional cut-off points
Underweight 18.50
18.50
Severe thinness 16.00
16.00 Moderate thinness
16.00 - 16.99 16.00 - 16.99
Mild thinness 17.00 - 18.49
17.00 - 18.49
Normal range 18.50 - 24.99
18.50 - 22.99 23.00 - 24.99
Overweight ≥25.00
≥25.00
Pre-obese 25.00 - 29.99
25.00 - 27.49 27.50 - 29.99
Obese ≥30.00
≥30.00
Obese class I 30.00 - 34.99
30.00 - 32.49 32.50 - 34.99
Obese class II 35.00 - 39.99
35.00 - 37.49 37.50 - 39.99
Obese class III ≥40.00
≥40.00 Source: Adapted from WHO, 1995, WHO, 2000 and WHO 2004.
a. Underweight yaitu-2SD setara dengan BMI 18,49 kg m
2
b. Normal yaitu rentang BMI 18,50 kg m
2
– 24,99 kg m
2
c. Overweight: +1SD setara dengan BMI 25 kgm
2
d. Obesity: +2SD setara dengan BMI 30 kgm
2
2.7 Penelitian Terkait
Penelitian yang dilakukan Hisar Toruner 2012 mengenai persepsi remaja terhadap Berat badan idealnya. Dengan menggunakan sampel sebanyak 703 orang,
hasilnya terdapat 64,7 remaja akurat dalam mengkalsifikasikan status berat badannya dengan perhitungan IMT yang dilakukan. Hughes 2013, meneliti persepsi
kepuasan tubuh terhadap keinginan menurunkan berat badan pada remaja. Sampel sebanyak 272 remaja di sekolah menengah atas, hasilnya didapatkan 37,4 remaja
putri tidak puas terhadap bentuk tubuhnya dan 54,7 remaja putri berusaha menurunkan berat badannya. Chairiah 2012 meneliti hubungan body image dengan
pola makan remaja. Sampel sebanyak 170 remaja putri usia 15-17 tahun. Hasil analisis diperoleh sebanyak 54 96,4 remaja putri mempunyai body image negative dan pola
makannya buruk.
2.8 Kerangka Teori
Teori Aksi Talcott Parsons
Noorkasiani. H Ismail. R.,2009
RESPON INDIVIDU
STIMULUS
Status Gizi Remaja dipengaruhi:
Pengetahuan Orang Tua Pola Makan
Aktivitas Fisik Persepsi
Karakteristik Remaja:
Perkembangan fisik dan biologis
Perkembangan emosional dan kognitif
Perkembangan psikososial Perkembangan moral dan
spiritual
Kebutuhan Gizi Remaja:
Karbohidrat Protein
Lemak Vitamin dan Mineral
Sayuran dan Buah
Gambaran Tubuh dipengaruhi:
Mood, budaya, jenis kelamin, usia, interaksi
social, media, lingkungan
Masalah Gizi:
Anemia Malnutrisi
Obesitas
Individu berisiko:
Menjalani diet yang tidak sehat Kurang melakukan aktivitas fisik
Riwayat Breastfeeding Tidak seimbangnya konsumsi
kalori, lemak gula , dan garam
Pola makan menyimpang genetik
Pengukuran Status Gizi: Indeks Massa Tubuh = BB
kg TB²m Pengukuran Gambaran
Tubuh: Pengkajian Physical Self
and Personal Self Kozier, 1998.
41
BAB III Kerangka Konsep
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah model pendahuluan dari sebuah masalah penelitian, dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang diteliti Swarjana,
2012. Kerangka konsep merupakan konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam kegiatan ilmu Nursalam, 2008. Konsep dapat diamati dan diukur
melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variable. Variable adalah sebuah konsep yang dioperasionalkan yaitu operasional property dari sebuah
objek, agar dapat dioperasionalkan, diaplikasikan dan menjadi property dari objek Nursalam, 2008. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat
digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Kerangka konsep penelitian hubungan antara status gizi dengan gambaran
tubuh remaja