commit to user 35
Bentuk putusan praperadilan merupakan rangkaian berita acara dengan isi putusan itu sendiri.
Isi putusan praperadilan memuat pertimbangan secara jelas yang pada garis besarnya diatur dalam Pasal 82 ayat 2 dan ayat 3 KUHAP
dalam pertimbangan tersebut menjelaskan mengenai fakta-fakta yang terbukti dan dasar hukum yang melandasi amar putusan. Isi amar putusan
adalah jawaban petitum yang berupa pernyataan: 1 sah atau tidaknya penangkapan atau penahanan;
2 sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penuntutan; 3 diterima atau ditolaknya permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi;
4 perintah pembebasan dari tahanan; 5 perintah untuk melanjutkan penyidikan atau penuntutan;
6 penentuan jumlah ganti kerugian; 7 berisi pernyataan pemulihan nama baik tersangka rehabilitasi;
8 memerintahkan segera mengembalikan sitaan.
g. Pemeriksaan Praperadilan Dinyatakan Gugur
Apabila pemeriksaan praperadilan belum selesai atau belum diputus, ternyata perkara pokok pemohon praperadilan menjadi tersangka
atau terdakwa mulai diperiksa oleh pengadilan negeri yang berwenang maka permohonan pemeriksaan praperadilan dinyatakan gugur. Hal ini
sebagaimana diatur dalam Pasal 82 ayat 1 huruf d KUHAP yang berbunyi : “dalam hal sudah mulai diperiksa oleh Pengadilan Negeri,
sedang pemeriksaan mengenai permintaan kepada praperadilan belum selesai maka permintaan tersebut gugur “. Sebagaimana yang telah
disebutkan dalam Pasal tersebut, praperadilan dianggap gugur apa bila perkaranya telah diperiksa oleh Pengadilan Negeri dan pada saat
perkaranya diperiksa Pengadilan Negeri, pemeriksaan praperadilannya belum selesai.
commit to user 36
Sebagaimana telah diatur dalam Surat Edaran Mahkahmah Agung Nomor 5 tahun 1985 maka untuk menghindari keragu-raguan apakah cara
praperadilan yang sedang berjalan dapat dihentikan sewaktu-waktu oleh Hakim, berhubung mengenai hal ini tidak ada pengaturannya dalam
KUHAP, Mahkamah Agung memberikan petunjuk sebagai berikut: 1 acara praperadilan yang sedang berjalan dapat dihentikan oleh Hakim
atas dasar permintaan pihak yang semula mengajukan keberatan; 2 penghentian itu hendaknya dilakukan dengan sebuah penetapan.
h. Upaya Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali atas Putusan
Praperadilan
1 Upaya Banding Ketentuan Pasal 82 ayat 1 huruf c KUHAP pemeriksaan
praperadilan dilakukan dengan cara pemeriksaan cepat. Berdasarkan Pasal 62 KUHAP terhadap putusan pengadilan dalam acara pemeriksaan cepat
tidak dapat dimintakan banding, kecuali bagi terdakwa yang dijatuhi pidana berupa perampasan kemerdekaan Pasal 205 ayat 3 KUHAP.
Pasal 83 KUHAP pada dasarnya terhadap putusan praperadilan tidak dapat dimintakan banding, kecuali terhadap putusan praperadilan yang
menetapkan mengenai tidak sahnya penghentian penyidikan atau tidak sahnya penghentian penuntutan, yang dapat dimintakan putusan akhir ke
Pengadilan Tinggi dalam daerah hukum yang bersangkutan Pasal 83 ayat 2 KUHAP.
Putusan praperadilan yang tidak dapat dimintakan banding menurut Pasal 83 ayat 1 KUHAP, yaitu sebagai berikut:
a putusan yang menetapkan tentang sah atau tidaknya tindakan penangkapan dan atau penahanan;
b putusan yang menetapkan tentang sahnya penghentian penyidikan atau tentang sahnya penghentian penuntutan;
commit to user 37
c putusan yang menetapkan tentang ganti kerugian dan atau rehabilitasi akibat tidak sahnya tindakan penangkapan dan atau
penahanan Pasal 81 KUHAP dan atau tindakan lain seperti penggeledahan dan penyitaan yang tidak sah menurut hukum
dan atau karena kekeliruan mengenai hukum yang diterapkan. Menurut Pasal 83 ayat 2 KUHAP putusan praperadilan yang
dapat dimintakan pemeriksaan banding hanyalah putusan yang menetapkan tentang tidak sahnya penghentian penyidikan atau tidak
sahnya penghentian penuntutan. Putusan Pengadilan Tinggi dalam pemeriksaan praperadilan adalah merupakan putusan akhir dan bukan
putusan tingkat akhir. Maksud dari hal tersebut yaitu bahwa sifat putusan akhir berarti putusan yang diambil sudah final dan tidak lagi dapat
diajukan permintaan kasasi. Akan tetapi yang dimaksud dengan sifat putusan yang masih bertaraf putusan tingkat terakhir masih dapat diajukan
permohonan kasasi. Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Pengadilan Tinggi bertindak memeriksa dan memutus tidak sahnya penghentian
penyidikan dan penghentian penuntutan dalam bentuk putusan akhir dan terhadap putusan tersebut tidak dapat lagi diajukan permohonan kasasi.
2 Upaya Kasasi KUHAP tidak mengatur mengenai pemeriksaan kasasi terhadap
putusan praperadilan pada pemeriksaan tingkat banding sudah dijelaskan bahwa Pengadilan Tinggi bertindak sebagia pengadilan yang memutus
dalam tingkat akhir yang putusannya bersifat putusan akhir. Putusan akhir dapat disimpulkan bahwa putusan praperadilan hanya dapat dimintakan
banding yang nama putusannya bersifat final. Oleh karena itu, terhadap putusan praperadilan tidak dapat diajukan permohonan kasasi dengan
alasan bahwa ada keharusan untuk penyelesaian secara cepat dalam pemeriksaan perkara praperadilan.
Mahkamah Agung tidak membenarkan atau tidak dapat menerima permohonan kasasi untuk putusan praperadilan. Hal tersebut dapat
commit to user 38
diketahui antara lain dari putusan MA No 227 KKR1982 tanggal 29 Maret dan No. 680 KPid1983 tanggal 10 Mei 1984 yang dalam
pertimbangan pada pokoknya menyatakan bahwa menurut yurisprudensi tetap terhadap putusan-putusan praperadilan harus dinyatakan dan tidak
dapat dimintakan kasasi sehingga permohonan kasasi terhadap putusan- putusan praperadilan harus dinyatakan tidak dapat diterima HMA
Kuffal,2010:268. 3 Upaya Peninjauan Kembali
KUHAP juga tidak mengatur mengenai pemeriksaan peninjauan kembali dalam pemeriksaan perkara praperadilan seperti halnya pada
permohonan kasasi terhadap putusan praperadilan. Akan tetapi dalam praktik hukum sudah pernah terjadi dan diputus Mahkamah Agung , antara
lain yaitu HMA Kuffal,2010:270-271: a Putusan MA No. 32 PKPid 1989 tanggal 7 Februari 1991:
Putusan tersebut adalah putusan peninjauan kembali terhadap putusan praperadilan atas nama pemohon Drs. Lukito. Putusan
tersebut pada intinya mengabulkan permohonan peninjauan kembali dan menyatakan penangkapan dan atau penahanan
terhadap Drs. Lukito adalah tidak sah. b Putusan MA No. 16 PKPid1989 tanggal 19 Juni 1990 :
Putusan tersebut adalah peninjauan kembali terhadap putusan praperadilan atas nama Ridwan alias Aceng yang mana pada
itninya permohonan peninjauan kembali oleh Ridwan alias Aceng tersebut tidak dapat diterima.
commit to user 39
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Putusan PT DKI Jakarta
Atas Praperadilan SKPP Bibit dan Chandra
Alasan Pengajuan Peninjauan Kembali
Oleh Jaksa Agung
Pengajuan PK oleh Jaksa Agung ke MA
Kewenangan PK atas putusan praperadilan
Legalitas PK atas putusan praperadilan
Putusan MA No. 152 PKPid2010
atas PK Jaksa Agung terhadap putusan
praperadilan SKPP Bibit dan Chandra