commit to user 39
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Putusan PT DKI Jakarta
Atas Praperadilan SKPP Bibit dan Chandra
Alasan Pengajuan Peninjauan Kembali
Oleh Jaksa Agung
Pengajuan PK oleh Jaksa Agung ke MA
Kewenangan PK atas putusan praperadilan
Legalitas PK atas putusan praperadilan
Putusan MA No. 152 PKPid2010
atas PK Jaksa Agung terhadap putusan
praperadilan SKPP Bibit dan Chandra
commit to user 40
Penjelasan Kerangka Pemikiran :
Kerangka pemikiran tersebut menggambarkan alur pemikiran dari penulis dalam menguraikan dan menganalisis serta menemukan jawaban dari
permasalahan yang diangkat. Alur pemikiran dalam penelitian ini yaitu mengenai peninjauan kembali yang diajukan Jaksa Agung terhadap putusan Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta atas putusan praperadilan SKPP kasus Bibit dan Chandra. Dalam kerangka pemikiran ini disajikan mengenai alasan Jaksa Agung
mengajukan peninjauan kembali dan legal atau tidaknya pengajuan peninjauan kembali yang diajukan oleh Kejaksaan Agung terhadap putusan praperadilan
terhadap Bibit dan Chandra. Selain itu, juga membahas mengenai akibat dari putusan Mahkamah Agung atas pengajuan peninjauan kembali yang diajukan
jaksa teradap putusan praperadilan kasus Bibit dan Chandra. Alur pemikaran dalam penelitian ini menjelaskan bahwa keterkaitan antara
kewenangan jaksa dalam mengambil langkah pengajuan peninjauan kembali untuk mempertahankan ketetapan jaksa dalam mempertahankan SKPP yang telah
dikeluarkannya. Permohonan praperadilan yang diajukan oleh Anggodo Widjoyo diterima oleh Pengadilan Negeri Jakata Selatan dan dimenangkan oleh Anggodo.
Kemudian Jaksa Penuntut Umum mengajukan banding atas putusan tersebut. Jaksa Penuntut Umum mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Akan tetapi, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menolak banding dan menguatkan putusan yang diputus oleh Hakim Pengadilan Negeri Jakata Selatan. Jaksa tidak
terima dengan putusan tersebut dan mengajukan peninjauan kembali atas putusan itu ke Mahkamah Agung
Hal tersebut menjadi gambaran untuk menganalisis alasan jaksa dalam mencari legalitas dan kewenangan jaksa dalam mengajukan peninjauan atas
putusan praperadilan Bibit dan Chandra. Selain itu, dalam penelitian ini penulis juga akan menelaah peraturan-peraturan mengenai peninjauan kembali yang
dilakukan oleh jaksa. Dengan demikian, penulis akan membahas mengenai hal yang sudah dijelaskan di atas, yaitu mengenai legalitas dan kewenangan jaksa
dalam mengajukan peninjauan kembali yang dikaitkan dengan kasus yang
commit to user 41
menimpa Bibit dan Chandra dan juga akan membahas peraturan-peraturan yang mengatur mengenai kewenangan jaksa dalam mengajukan peninjauan kembali.
Peninjauan kembali yang dilakukan oleh Jaksa Agung kepada Mahkamah Agung dinyatakan tidak diterima dikarenakan Mahkamah Agung tidak berwenang
untuk menyelesaikan perkara tersebut. Mahkamah Agung mengeluarkan Putusan No. 152 PKPid2010 atas PK Jaksa Agung terhadap putusan praperadilan SKPP
Bibit dan Chandra. Putusan Mahkamah Agung tersebut berakibat pada gagalnya alasan jaksa dalam mengajukan peninjauan kembali atas putusan praperadilan
kasus Bibit dan Chandra.
commit to user
42
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada hasil penelitan ini akan menguraikan mengenai kasus posisi yang terjadi dan kemudian akan dibahas secara mendalam dalam pembahasan. Pada
hasil penelitian menjelaskan kasus posisi yang terjadi dari awal putusan praperadilan di keluarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai dengan
peninjauan kembali yang diajukan oleh jaksa atas putusan praperadilan tersebut. Pada pembahasan akan menjelaskan secara mendalam mengenai analisis
argumentasi dasar alasan jaksa mengajukan peninjauan kembali atas putusan praperadilan tersebut, dikeluarkannya putusan atas peninjauan kembali oleh
Mahkamah Agung yang mengakibatkan alasan jaksa dalam mengajukan peninjauan kembali tidak bisa diterima, dan uraian tentang putusan Mahkamah
Agung atas pengajuan peninjauan kembali yang diajukan oleh jaksa.
Paparan Kasus Posisi:
Dua nama pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yaitu Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah dituduh melakukan kejahatan dengan
menyalahgunakan kewenangannya. Polri kemudian melakukan penyelidikan dan penyidikan atas kasus tersebut untuk menemukan bukti dugaan bahwa Bibit
Samad Riyanto dan Chandra Hamzah melakukan kejahatan atas penyalahgunaan kewenangannya dalam menangani kasus korupsi pengadaan Sistem Komunikasi
Radio Telekomunikasi SKRT di Departemen Kehutanan Dephut. Polri melakukan pemeriksaan terhadap Bibit Samad Riyanto dan Chandra
Hamzah untuk mengembangkan kasus dan mencari bukti-bukti yang menguatkan dugaan melakukan kejahatan atas penyalahgunaan kewenangannya. Pada
akhirnya, Polri pun menyusun berkas perkara atas kasus tersebut dan selanjutnya menyerahkan berkas perkara kepada Kejaksaan. Kejaksaan menerima berkas
tersebut yang dinyatakan P-21 atau berkas pekara sudah lengkap atau sempurna untuk selanjutnya dilakukan penuntutan. Andi Hamzah menyatakan bahwa jaksa