commit to user 26
c boleh juga diajukan secara lisan, maksudnya adalah apabila pemohon tidak memahami hukum maka permintaan peninjauan
kembali yang secara lisan tadi akan dituangkan dan dirumuskan panitera dalam bentuk surat permintaan peninjauan kembali.
2 Panitera membuat akta permintan peninjauan kembali Panitera Pengadilan Negeri
yang menerima permohonan permintanan peninjauan kembali mencatat dalam sebuah surat keterangan
yang lazim juga disebut “akta permintaan peninjauan kembali”. Akta atau surat keterangan ditandatangani oleh panitera dan pemohon, kemudian
akta tersebut dilampirkan dalam berkas perkara. 3 Tenggang waktu mengajukan permintaan peninjauan kembali
Pasal 264 ayat 3 KUHAP telah mengatur mengenai tenggang waktu dalam pengajuan peninjauan kembali. Ketentuan ini menetapkan
bahwa permintaan peninjauan kembali “tanpa batas waktu”. Tidak ada batas tenggang waktu untuk mengajukan permintaan peninjauan kembali.
f. Pemeriksaan Permintaan di Sidang Pengadilan Negeri
1 Ketua Pengadilan Negeri menunjuk hakim yang akan memeriksa Ketua pengadilan mengeluarkan penetapan penunjukan hakim
yang bertindak melakukan pemeriksaan. Hakim yang ditunjuk untuk memimpin sidang pemeriksaan permintaan peninjauan kembali adalah
hakim yang tidak terlibat dalam pemeriksaan semula. 2 Obyek pemeriksaan sidang
Pasal 265 ayat 1 KUHAP, pemeriksan sidang difokuskan kepada alasan permintaan peninjauan kembali. Alasan yang menjadi dasar
permintaan peninjauan kembali itulah hakim mengarahkan pemeriksaan sidang, tidak diperkenankan memeriksan hal-hal yang berada di luar
alasan permintaan peninjauan kembali.
commit to user 27
3 Sifat pemeriksaan persidangan resmi dan terbuka untuk umum Ketentuan Pasal 265 ayat 2 KUHAP, yang menegaskan
pemeriksaan sidang tentang permintaan peninjauan kembali, dihadiri oleh pemohon, jaksa penuntut umum, dan mereka yang menyampaikan
pendapat. 4 Berita acara pemeriksaan
Pemeriksan sidang permintaan peninjauan kembali dibuat dalam “berita acara” sidang yang mana ditandatangani oleh hakim, jaksa,
pemohon, dan panitera. 5 Berita acara pendapat
Berita acara pendapat merupakan pendapat dan kesimpulan yang berisi penjelasan dan saran Pengadilan Negeri yang dibuat berdasarkan
berita acara pemeriksaan. 6 Pengadilan negeri melanjutkan permintaan peninjauan kembali kepada
Mahkamah Agung Hal-hal yang harus dikirimkan Ketua Pengadilan Negeri kepada
Mahkamah Agung adalah : a surat permintaan peninjauan kembali;
b berkas perkara semua selengkapnya, termasuk berita acara pemeriksaan penyidikan, berita acara pemeriksaan sidang,
segala surat-surat yang berhubungan dengan perkara serta segala putusan yang berhubungan dengan perkara tersebut;
c berita acara pendapat.
g. Putusan Peninjauan Kembali
1 Permintaan dinyatakan tidak dapat diterima
commit to user 28
Mahkamah Agung dapat menjatuhkan putusan yang menyatakan permintaan peninjauan kembali “tidak dapat diterima”. Putusan ini
dijatuhkan berdasarkan beberapa alasan, yaitu sebagai berikut : a permintaan diajukan oleh pihak yang tidak berhak;
b surat permintaan memenuhi ketentuan Pasal 266 ayat 1 KUHAP.
2 Putusan menolak permintaan peninjauan kembali Putusan penolakan permintaan dapat dijatuhkan Mahkamah Agung
dalam hal : a alasan keberatan yang mendasari permintaan peninjauan
kembali secara formal memenuhi ketentuan Pasal 263 ayat 2 KUHAP, maksudnya alasan itu tidak menyimpang dari
ketentuan pasal tersebut sehingga ditinjau dari segi formal telah memenuhi persyaratan yang ditentukan Pasal 263 ayat 2;
b secara faktual tidak dapat dinilai sebagai keadaan baru atau “novum”;
c tidak benar terdapat saling pertentangan antara pelbagai keputusan;
d putusan tidak mengandung kekhilafan atau kekeliruan hakim. 3 Putusan yang membenarkan alasan pemohon
Menurut ketentuan Pasal 266 ayat 2 huruf b KUHAP apabila Mahkamah Agung membenarkan alasan permintaan peninjauan kembali
putusan Mahkamah Agung yang mengiringi pembenaran terebut: a putusan bebas;
b putusan lepas dari segala tuntutan hukum; c tidak menerima tuntutan penuntut umum;
commit to user 29
d putusan dengan menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.
h. Asas yang Ditentukan dalam Upaya Peninjauan Kembali