Pengajuan dan Tata Cara Pemeriksan Praperadilan Bentuk dan Isi Putusan Praperadilan

commit to user 33 alasan sah, dan karena kekeliruan mengenai orang atau hukum yang diterapkan yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan. 3 Penyidik, penuntut umum, pihak ketiga yang berkepentingan Penyidik, penuntut umum atau pihak ketiga yang berkepentingan mengajukan permohonan pemeriksaan tentang sah atau tidaknya penghentian penyidikan, dalam penghentian penyidikan penuntutan penyidik atau pihak ketiga yang berkepentingan sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 80 KUHAP. Dalam KUHAP tidak dijelaskan mengenai pihak ketiga yang berkepentingan sehingga dapat diartikan sebagai orang atau pihak yang mempunyai kepentingan dan atau ada kaitannya langsung dengan perkara praperadilan yang bersangkutan yaitu saksi korban atau saksi yang menjadi korban tindak pidana, pelapor atau pengadu mengenai terjadinya peristiwa tindak pidana. 4 Tersangka atau pihak ketiga yang berkepentingan Tersangka atau pihak ketiga yang berkepentingan dapat mengajukan tuntutan ganti kerugaian kepada praperadilan atas sahnya penghentian penyidikan atau sahnya penghentian penuntutan yang mana ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 81 KUHAP. Pengertian pihak ketiga dalam hal ini yaitu keluarga ataupun ahli warisnya.

e. Pengajuan dan Tata Cara Pemeriksan Praperadilan

Praperadilan merupakan wewenang tambahan dari Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus permasalahan atau perkara yang terjadi dalam penggunaan wewenang upaya paksa yang dilakukan oleh penyidik dan penuntut umum. Pengajuan pemohonan pemeriksaan praperadilan melalui tahapan sebagai berikut : 1 permohonan ditujukan kepada ketua Pengadilan Negeri; 2 permohonan diregister dalam perkara praperadilan; 3 ketua Pengadilan Negeri segera menunjuk hakim dan panitera; commit to user 34 4 pemeriksaan dilakukan dengan hakim tunggal; 5 tata cara pemeriksaan praperadilan. Pejabat yang diajukan praperadilan: 1 Penyidik, dengan alasan : a tidak sahnya penangkapan atau penahanan; b tidak sahnya penghentian penyidikan; c ada benda yang disita karena tidak termasuk alat pembuktian; d ganti rugi dan rehabilitasi terhadap tidak sahnya penangkapan dan penahanan; e ganti rugi dan rehabilitasi terhadap sahnya penghentian penyidikan. 2 Penuntut umum, dengan alasan : a tidak sahnya penahanan; b tidak sahnya penghentian penuntutan; c ganti rugi dan rehabilitasi terhadap tidak sahnya penahanan; d ganti rugi dan rehabilitasi terhadap sahnya penghentian penuntutan. Meskipun hakim mempunyai wewenang melakukan penahanan tidak bisa diajukan praperadilan. Oleh karena itu, apabila ada permintaan pemeriksaan praperadilan terhadap seorang hakim, haruslah ditolak dengan surat biasa di luar sidang SEMA 14Tahun 1983 Hari Sasangka dan Lilik Rosita,2003:104.

f. Bentuk dan Isi Putusan Praperadilan

Bentuk putusan praperadilan tidak diatur secara tegas dalam undang-undang. Bentuk putusan dari praperadilan berupa penetapan. commit to user 35 Bentuk putusan praperadilan merupakan rangkaian berita acara dengan isi putusan itu sendiri. Isi putusan praperadilan memuat pertimbangan secara jelas yang pada garis besarnya diatur dalam Pasal 82 ayat 2 dan ayat 3 KUHAP dalam pertimbangan tersebut menjelaskan mengenai fakta-fakta yang terbukti dan dasar hukum yang melandasi amar putusan. Isi amar putusan adalah jawaban petitum yang berupa pernyataan: 1 sah atau tidaknya penangkapan atau penahanan; 2 sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penuntutan; 3 diterima atau ditolaknya permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi; 4 perintah pembebasan dari tahanan; 5 perintah untuk melanjutkan penyidikan atau penuntutan; 6 penentuan jumlah ganti kerugian; 7 berisi pernyataan pemulihan nama baik tersangka rehabilitasi; 8 memerintahkan segera mengembalikan sitaan.

g. Pemeriksaan Praperadilan Dinyatakan Gugur