commit to user 29
d putusan dengan menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.
h. Asas yang Ditentukan dalam Upaya Peninjauan Kembali
1 Pidana yang dijatuhkan tidak boleh melebihi putusan semula. Asas ini diatur dalam Pasal 266 ayat 3 KUHAP, yang
menegaskan pidana yang dijatuhkan dalam putusan peninjauan kembali tidak boleh melebihi pidana yang telah dijatuhkan dalam putusan semula.
Akan tetapi, Mahkamah Agung diperbolehkan memberikan hukuman lebih ringan daripada hukuman semula.
2 Permintaan peninjauan kembali tidak menangguhkan pelaksanaan putusan.
Peninjauan kembali tidak merupakan alasan untuk menghambat atau menghapus pelaksanaan putusan. Proses permintaan peninjuan
kembali berjalan terus namun pelaksanaan putusan juga berjalan terus. 3 Permintaan peninjuan kembali hanya dapat dilakukan satu kali.
Pasal 268 ayat 3 KUHAP membenarkan atau memperkenankan permintaan peninjauan kembali atas suatu perkara hanya satu kali saja.
Prinsip ini berlaku terhadap permintaan kasasi dan kasasi untuk kepentingan umum.
3. Tinjauan Umum tentang Praperadilan
a. Pengertian Praperadilan
Praperadilan adalah lembaga yang lahir bersamaan dengan lahirnya KUHAP UU Nomor 8 Tahun 1981. Praperadilan bukan lembaga
peradilan yang mandiri terlepas dari Pengadilan Negeri karena dari perumusan Pasal 1 butir 10 jo Pasal 77 KUHAP dapat diketahui bahwa
praperadilan hanyalah wewenang tambahan yang diberikan kepada Pengadilan Negeri. Di Eropa dikenal lembaga semacam itu yang berfungsi
commit to user 30
melakukan pemeriksaan pendahuluan. Di Belanda ada yang dikenal dengan istilah Rechter Commissaris atau dikenal dengan Hakim Komisaris
dan di Prancis dikenal dengan istilah Judge d’ insruction yang mana lembaga-lembaga tersebut benar-benar dapat disebut praperadilan karena
selain menentukan sah tidaknya penangkapan, penahanan, penyitaan, juga melakukan pemeriksaan pendahuluan atas suatu perkara Andi
Hamzah,2002:183-184. Selain itu Sudaryono mengatakan bahwa di Amerika Serikat,
lembaga tersebut adalah Habeas Corpus Amerika Serikat. Gregory Churchil menjelaskan bahwa Habeas Corpus merupakan upaya hukum
yang menentang dilangsungkannya penahanan seseorang. Habeas Corpus berfungsi sebagai pengawasan oleh pengadilan terhadap tindakan resmi
yang membatasi atau mempengaruhi kemerdekaan pribadi orang. Fungsi Habeas Corpus di Amerika Serikat adalah sama dengan fungsi
praperadilan di Indonesia Sudaryono,2001:208. Praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk
memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam KUHAP, tentang Pasal 1 butir 10 KUHAP :
1 sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa
hukum tersangka; 2 sah atau tidaknya penghentian penyidikan dan penghentian penuntutan
atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan; 3 permintaaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau
keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.
Praperadilan merupakan wewenang tambahan dari Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus permasalahan atau perkara yang
terjadi dalam penggunaan wewenang upaya paksa yang dilakukan oleh
commit to user 31
penyidik dan penuntut umum sebagaimana yang telah diatur dalam KUHAP.
b. Tujuan dan Fungsi Praperadilan