dengan kecepatan 10.000 g selama 30 menit. Larutan ini kemudian di desalting  dengan Amicon Ultra 15
dengan kecepatan 4500 g selama 20 menit. Larutan ini kemudian di dialisis dalam PBS pH 8.0 selama 24 jam untuk menghilangkan garam yang terdapat
pada larutan protein.   Proses dialisis ini akan menyebabkan molekul-molekul garam keluar melalui pori-pori tabung secara bertahap hingga konsentrasi garam di dalam dan di
luar tabung dialisis menjadi sama. Hasil dialisis inilah yang akan digunakan sebagai Ab
1
untuk mengimunisasi kelinci. Reidentifikasi dilakukan dengan metode SDS-PAGE. Fragmen Fab
2
memiliki berat molekul 110 kDa, selanjutnya konsentrasi ditentukan dengan menggunakan
spektrofotometer ultra violet.
3.3.3  Produksi  Antibodi  Anti-Idiotipe Ab
2
Pada Kelinci
Antibodi anti-idiotipe Ab
2
disiapkan dengan cara menyuntik kelinci  dengan Ab
1
Fab
2
.  Produksi Ig G  menggunakan  3 ekor kelinci New Zealand White berat 2.5 kg. Dua ekor kelinci diimunisasi dengan 500 µg Ab
1
H5N1 dalam Freund’s Complete Adjuvant
FCA secara subcutan dan satu ekor kelinci sebagai kontrol. Imunisasi ulangan dilakukan satu minggu berikutnya dengan menyuntikkan 500 µg Ab
1
dalam Freund’s Incomplete Adjuvant
FIA secara subcutan. Satu minggu kemudian serum dikoleksi dan identifikasi keberadaan Ab
2
H5N1 strain Legok dengan uji AGP. Berat molekul ditentukan dengan metode SDS-PAGE dan konsentrasinya dihitung dengan
spektofotometer ultra violet.
3.3.3.1 Pemurnian Imunoglobulin G Kelinci  Anti-Idiotipe Ab
2
Pemurnian Imunoglobulin G IgG AI H5N1 dari serum kelinci Ab
2
dilakukan dengan menggunakan Montage Antibody purification kit  spin column with Prosep A
media Millipore. Prosep A dilepaskan dari tutup atas dan bawahnya kemudian
dimasukkan kedalam spin column.  Spin column dicuci dengan 10 ml binding buffer, kemudian disentrifus dengan kecepatan 500 g selama 15 menit. Serum marmut di saring
dengan menggunakan steriflip GP filter 0,22 µm, selanjutnya sampel serum dilarutkan
dengan  binding buffer dengan perbandingan 1:1 vv, lalu dimasukkan kedalam spin column
dan disentrifus pada kecepatan 150 g selama 20 menit. Spin column dicuci kembali dengan 10 ml binding buffer dan disentrifus  dengan kecepatan 500 g selama 5
menit, pencucian dilakukan sebanyak dua kali. Imunoglobulin G di elusi dengan 10 ml buffer dan elusi dilakukan langsung kedalam tabung sentrifus yang berisi 1.3 ml buffer
netral, selanjutnya disentrifus dengan kecepatan 500 g selama 5 menit. Larutan yang ada dibawah  ditampung dan merupakan IgG. Imunoglobulin G di desalting dengan
menggunakan  Amicon Ultra 15 dan disentrifus dengan kecepatan 4500 g selama 30 menit. Larutan yang ada diatas ditampung dan merupakan IgG.
Reidentifikasi IgG kelinci dilakukan dengan uji AGP dan untuk mengetahui berat molekul IgG dilakukan SDS-PAGE Hames  Rickwood 1987 dengan menggunakan
sistem diskontinyu.  Sistem ini terdiri atas gel pemisah dengan konsentrasi 12  dan gel pengumpul dengan konsentrasi 4 . Gel diwarnai dengan commassie blue dan estimasi
berat molekul protein berdasarkan perbandingan dengan marker umum berat molekul, selanjutnya konsentrasi IgG dihitung dengan menggunakan spektrofotometer ultra violet.
3.3.4  Imunogenesitas “Kandidat Vaksin”  Antibodi Anti-idiotipe
Imunisasi Antibodi Anti-idiotipe Ab
2
pada ayam  dilakukan untuk mendeteksi terbentuknya antibodi terhadap Ab
2
. Antibodi yang diperoleh dari serum ayam merupakan  antibodi anti anti-idiotipe Ab
3
. Antibodi ini diharapkan mempunyai karakteristik serologi sama dengan antibodi dari serum marmut Ab
1
, sehingga mampu bereaksi homolog dengan Ab
2
maupun dengan antigen virus AI. Imunisasi dilakukan sebagai berikut: sebanyak 20 ekor ayam dibagi  5 ekor
menjadi  4 kelompok, yaitu kelompok I sebagai kontrol; kelompok II sebagai kelompok Ig G kelinci kontrol, kelompok III sebagai kelompok kandidat vaksin antibodi anti-
idiotipe dan kelompok IV  sebagai kelompok vaksin AI H5N1.  Kelompok kontrol adalah kelompok ayam yang tidak diberi perlakuan.  Kelompok Ig G kelinci kontrol
adalah kelompok ayam yang diimunisasi  dengan 500 µg Ig G kelinci kontrol dalam FCA secara  intramuscular.  Kelompok antibodi anti-idiotipe adalah kelompok ayam yang
diimunisasi  dengan 500 µg Ab
2
dalam FCA secara intramuscular.  Kelompok vaksin AI H5N1 adalah kelompok ayam yang diimunisasi dengan 1 dosis vaksin komersil AI H5N1
inaktif strain Legok secara intramuscular. Serum darah dikoleksi  sebelum imunisasi preimunisasi dan tiap minggu post imunisasi selama 1 bulan.  Pengukuran titer antibodi
dari imunisasi antibodi anti-idiotipe Ab
2
menggunakan  uji  HI dan uji serum netralisasi SN Ditjennak 2007; WHO 2002.
3.3.4.1  Uji Serologi Antibodi Anti Anti-idiotipe Ab
3
dengan Uji HI
Persiapan untuk melakukan uji serologi antibodi anti anti-idiotipe Ab
3
dengan uji HI adalah dengan memproduksi antigen AI Lampiran 15 dari beberapa isolat, yaitu
isolat  AI H5N1 IPB 2007, isolat AI H5N1 IPB 2008, dan isolat AI H5N1 IPB 2009, sedangkan antigen AI H5N1 strain Legok 2003 diperoleh dari Balitvet.
Uji serologi antibodi anti anti-idiotipe Ab
3
dengan uji HI sebagai berikut: sebanyak 25 µl PBS dimasukkan ke dalam setiap lubang  pada microplate  96  lubang,
kemudian ditambahkan 25 µl serum pada lubang yang pertama. Serum diencerkan dengan kelipatan 2  sampai  lubang ke 11, kemudian  ditambahkan dengan 25 µl antigen
4 HAU pada  semua lubang.  Microplate diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit, selanjutnya ditambahkan 25 µl  sel darah merah ayam SPF 1  pada semua lubang.
Larutan tersebut  diinkubasikan selama 40 menit pada suhu kamar.  Titer antibodi ditentukan dari pengenceran tertinggi  serum yang mampu menghambat aglutinasi sel
darah merah.
3.3.4.2  Uji Serologi Antibodi Anti Anti-idiotipe Ab
3
dengan Uji SN
Persiapan untuk melakukan uji serologi anti anti-idiotipe Ab
3
dengan uji SN adalah dengan mempropagasi dan mengukur kandungan virus dari isolat AI H5N1 strain
Legok 2003, isolat AI H5N1 IPB 2005 dan isolat  AGooseBojonggentengIPB2- RS2006 pada TAB dan sel MDCK  Lampiran 14
Uji serum netralisasi dilakukan dengan menggunakan biakan sel MDCK. Sebanyak 25 µl medium dimasukkan ke dalam setiap lubang microplate  96 well,
kemudian 25 µl serum pada lubang yang pertama. Serum diencerkan dengan kelipatan 2 sampai  lubang ke 11, kemudian ditambahkan dengan 25 µl virus AI 100 TCID
50
pada semua lubang.  Microplate diinkubasi dalam inkubator pada  suhu 37
C dengan 5 CO
2
selama satu jam,  selanjutnya ditambahkan dengan 100 µl sel MDCK 10
6
selml pada