Antibodi Anti-idiotipe Sebagai Vaksin

Antibodi anti-idiotipe Ab 2 yang memiliki karakteristik serologik internal image sangat potensial digunakan sebagai antigen dalam serodiagnostik, preparasi vaksin atau modulasi respon imun untuk mengontrol infeksi Zhou et al. 1994. Antibodi anti- idiotipe juga dapat digunakan sebagai prekusor awal sistem imun inang terhadap agen infeksius. Pemberian anti-idiotipe pada simpanse sebelum pemberian antigen HBs meningkatkan titer antibodi terhadap HBs dibandingkan dengan tanpa pemberian anti- idiotipe Kennedy et al. 1984. Menurut Suartha 2001, antibodi anti-idiotipe mampu memberikan perlindungan 88.8 terhadap serangan bakteri Streptococcus Group C SGC ganas. Antibodi anti-idiotipe juga dapat digunakan sebagai antigen pengganti pada imunisasi dengan antigen yang sulit diperoleh dalam jumlah yang banyak Roitt 2003. Antibodi anti-idiotipe dapat diproduksi dengan mudah dalam jumlah yang banyak, kesulitan yang berhubungan dengan tenaga, biaya dalam penyediaan antigen dari agen penyakit dapat dieliminasi, bahaya penyebaran agen infeksius dalam pelaksanaan di lapangan dapat dihindari Lin Zhou 1995. Antibodi anti-idiotipe dapat digunakan sebagai vaksin karena dapat meningkatkan respon kebal dari vaksin konvensional yang semula tidak efektif atau lemah Huang et al. 1988. Paryati et al 2006, mengatakan antibodi anti-idiotipe mampu menginduksi kadar antibodi protektif terhadap rabies. Antibodi anti-idiotipe juga dapat mengurangi efek klinis yang merugikan dari penggunaan vaksin konvensional Clark et al. 1996, mampu memberikan kekebalan protektif pada sistem imun prematur Huang et al. 1988, protektif menghambat penyebaran secara vertikal infeksi suatu mikroorganisma Kennedy et al. 1996. Vaksin antibodi anti-idiotipe juga dapat merangsang klon imun yang toleran dan tersembunyi McNamara et al. 1984. Chatterjee et al. 2000 menggunakan antibodi anti-idiotipe untuk melawan kanker karena penggunaan vaksin anti-idiotipe lebih baik dari vaksin antigen tradisional, sedangkan Reinarzt et al. 2003 mengatakan antibodi anti-idiotipe dapat sebagai pengganti antigen anti tumor dalam strategi vaksinasi karena dapat menstimulasi sel B. Lebih lanjut antibodi anti-idiotpe dapat meningkatkan respon imun terhadap neoplasma dan meningkatkan produksi auto antibodi pada penyakit autoimun Rico Hall 1989. Park et al. 2005 dalam penelitiannya mengembangkan penggunaan antibodi anti-idiotipe terhadap kapsular polisakarida dari Neisseria meningitides group B sebagai vaksin karena belum ada vaksin terhadap penyakit ini yang merupakan penyakit serius penyebab sepsis dan meningitis pada bayi dan balita.

2.4 Virus Influenza

Penyakit flu pada manusia dan hewan disebabkan oleh virus dalam famili Orthomyxoviridae , memiliki pembungkus envelope, bersegmen dan memiliki negative- single strand Rybonucleic acid RNA. Virus ini berukuran 80-120 nm, merupakan partikel pleimorphic berukuran sedang yang terdiri atas 2 lapis lemak dan terletak diatas matriks M1 yang mengelilingi genom. Permukaan envelope mempunyai dua tonjolan glikoprotein yaitu hemaglutinin H dan neuraminidase N. Protein lain selain H dan N, virus influenza A juga memiliki protein matriks M1, M2, nukleoprotein NP, polimerase P1, Pb2, PA, non structural NS1, dan NEP. Masing-masing protein mempunyai fungsi yang berbeda Tabel 1 Mulyadi Prihatini 2005. Sampai saat ini famili Orthomyxoviridae terdiri dari 5 genus yaitu Influenzavirus A, Influenzavirus B, Influenzavirus C tiga genus ini biasa disebut dengan influenza tipe A, B, dan C, Thogotovirus dan Isavirus. Hanya Genus Influenzavirus A yang menginfeksi unggas Capua Alexander 2009. Virus influenza tipe A dan B memiliki 8 segmen RNA, namun virus influenza tipe C hanya memiliki 7 segmen Gambar 3 Hoffmann et al. 2000. Determinan antigenik utama dari virus influenza A dan B adalah glikoprotein transmembran hemaglutinin H atau HA dan neuroaminidase N atau NA, yang mampu memicu terjadinya respon imun dan respon yang spesifik terhadap subtipe virus. Respon ini sepenuhnya bersifat protektif di dalam, tetapi bersifat protektif parsial pada lintas subtipe yang berbeda. Berdasarkan sifat antigenisitas dari glikoprotein-glikoprotein tersebut, saat ini virus influenza dikelompokkan ke dalam enambelas subtipe H H1-H16 dan sembilan N N1-N9. Kelompok-kelompok tersebut ditetapkan ketika dilakukan analisis filogenetik terhadap nukleotida dan penetapan urutan sequences gen-gen HA dan NA melalui cara deduksi asam amino Fouchier 2005. Tabel 1 Protein Influenza A Protein Tempat perkiraan jumlah virion Fungsi Hamaglutinin HA Permukaan 500 Perlekatan sel dan penetrasi, aktivitas penyatuan fusi Neuraminidase NA Permukaan 100 Pelepasan virus, aktivitas enzim Membranmatrik M1 Di dalam interna 3000 Struktur pembungkus envelope utama protein, pertemuan virus M2 Permukaan 20-60 Virus tidak dibungkus dan pertemuan, hubungan ion Nucleoprotein NP Di dalam interna 3000 Berkaitan dengan RNA dan protein polymerase Polymerase PB1,PB2,PA Di dalam interna 30-60 Replikasi RNA dan transkripsi NS1 Nonsrukturalsel terinfeksi Pengaturan replikasi virus NEP Di dalam interna 130- 200 Faktor ekspor inti nuclear Sumber : Mulyadi dan Prihatini 2005