Pemurnian Imunoglobulin G Kelinci Anti-Idiotipe Ab

dengan binding buffer dengan perbandingan 1:1 vv, lalu dimasukkan kedalam spin column dan disentrifus pada kecepatan 150 g selama 20 menit. Spin column dicuci kembali dengan 10 ml binding buffer dan disentrifus dengan kecepatan 500 g selama 5 menit, pencucian dilakukan sebanyak dua kali. Imunoglobulin G di elusi dengan 10 ml buffer dan elusi dilakukan langsung kedalam tabung sentrifus yang berisi 1.3 ml buffer netral, selanjutnya disentrifus dengan kecepatan 500 g selama 5 menit. Larutan yang ada dibawah ditampung dan merupakan IgG. Imunoglobulin G di desalting dengan menggunakan Amicon Ultra 15 dan disentrifus dengan kecepatan 4500 g selama 30 menit. Larutan yang ada diatas ditampung dan merupakan IgG. Reidentifikasi IgG kelinci dilakukan dengan uji AGP dan untuk mengetahui berat molekul IgG dilakukan SDS-PAGE Hames Rickwood 1987 dengan menggunakan sistem diskontinyu. Sistem ini terdiri atas gel pemisah dengan konsentrasi 12 dan gel pengumpul dengan konsentrasi 4 . Gel diwarnai dengan commassie blue dan estimasi berat molekul protein berdasarkan perbandingan dengan marker umum berat molekul, selanjutnya konsentrasi IgG dihitung dengan menggunakan spektrofotometer ultra violet.

3.3.4 Imunogenesitas “Kandidat Vaksin” Antibodi Anti-idiotipe

Imunisasi Antibodi Anti-idiotipe Ab 2 pada ayam dilakukan untuk mendeteksi terbentuknya antibodi terhadap Ab 2 . Antibodi yang diperoleh dari serum ayam merupakan antibodi anti anti-idiotipe Ab 3 . Antibodi ini diharapkan mempunyai karakteristik serologi sama dengan antibodi dari serum marmut Ab 1 , sehingga mampu bereaksi homolog dengan Ab 2 maupun dengan antigen virus AI. Imunisasi dilakukan sebagai berikut: sebanyak 20 ekor ayam dibagi 5 ekor menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok I sebagai kontrol; kelompok II sebagai kelompok Ig G kelinci kontrol, kelompok III sebagai kelompok kandidat vaksin antibodi anti- idiotipe dan kelompok IV sebagai kelompok vaksin AI H5N1. Kelompok kontrol adalah kelompok ayam yang tidak diberi perlakuan. Kelompok Ig G kelinci kontrol adalah kelompok ayam yang diimunisasi dengan 500 µg Ig G kelinci kontrol dalam FCA secara intramuscular. Kelompok antibodi anti-idiotipe adalah kelompok ayam yang diimunisasi dengan 500 µg Ab 2 dalam FCA secara intramuscular. Kelompok vaksin AI H5N1 adalah kelompok ayam yang diimunisasi dengan 1 dosis vaksin komersil AI H5N1 inaktif strain Legok secara intramuscular. Serum darah dikoleksi sebelum imunisasi preimunisasi dan tiap minggu post imunisasi selama 1 bulan. Pengukuran titer antibodi dari imunisasi antibodi anti-idiotipe Ab 2 menggunakan uji HI dan uji serum netralisasi SN Ditjennak 2007; WHO 2002.

3.3.4.1 Uji Serologi Antibodi Anti Anti-idiotipe Ab

3 dengan Uji HI Persiapan untuk melakukan uji serologi antibodi anti anti-idiotipe Ab 3 dengan uji HI adalah dengan memproduksi antigen AI Lampiran 15 dari beberapa isolat, yaitu isolat AI H5N1 IPB 2007, isolat AI H5N1 IPB 2008, dan isolat AI H5N1 IPB 2009, sedangkan antigen AI H5N1 strain Legok 2003 diperoleh dari Balitvet. Uji serologi antibodi anti anti-idiotipe Ab 3 dengan uji HI sebagai berikut: sebanyak 25 µl PBS dimasukkan ke dalam setiap lubang pada microplate 96 lubang, kemudian ditambahkan 25 µl serum pada lubang yang pertama. Serum diencerkan dengan kelipatan 2 sampai lubang ke 11, kemudian ditambahkan dengan 25 µl antigen 4 HAU pada semua lubang. Microplate diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit, selanjutnya ditambahkan 25 µl sel darah merah ayam SPF 1 pada semua lubang. Larutan tersebut diinkubasikan selama 40 menit pada suhu kamar. Titer antibodi ditentukan dari pengenceran tertinggi serum yang mampu menghambat aglutinasi sel darah merah.

3.3.4.2 Uji Serologi Antibodi Anti Anti-idiotipe Ab

3 dengan Uji SN Persiapan untuk melakukan uji serologi anti anti-idiotipe Ab 3 dengan uji SN adalah dengan mempropagasi dan mengukur kandungan virus dari isolat AI H5N1 strain Legok 2003, isolat AI H5N1 IPB 2005 dan isolat AGooseBojonggentengIPB2- RS2006 pada TAB dan sel MDCK Lampiran 14 Uji serum netralisasi dilakukan dengan menggunakan biakan sel MDCK. Sebanyak 25 µl medium dimasukkan ke dalam setiap lubang microplate 96 well, kemudian 25 µl serum pada lubang yang pertama. Serum diencerkan dengan kelipatan 2 sampai lubang ke 11, kemudian ditambahkan dengan 25 µl virus AI 100 TCID 50 pada semua lubang. Microplate diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 C dengan 5 CO 2 selama satu jam, selanjutnya ditambahkan dengan 100 µl sel MDCK 10 6 selml pada