72
Tingkat Kinerja T
in g
k a
t K
e p
e n
ti n
g a
n
4.5 4.0
3.5 3.0
2.5 4.75
4.50 4.25
4.00 3.75
3.50 3.76
4.13
20 19
18 17
16 15
14 13
12 11
10
9 8
7 6
5 4
3 2
1
I mportance Performance Analysis Restoran Sagoo Kitchen
Kuadran I Kuadran I I
Kuadran I I I Kuadran I V
Gambar 7. Diagram Kartesius Importance Performance Analysis IPA Restoran
Sagoo Kitchen
Keterangan: 1. Cita rasa makanan dan minuman
2. Kehigienisan makanan dan perlengkapan makan
3. Tampilan penyajian makanan dan minuman
4. Keragaman menu 5. Harga makanan dan minuman
6. Kesigapan pramusaji 7. Keramahan dan kesopanan pramusaji
8. Penampilan pramusaji 9. Pengetahuan pramusaji terhadap produk
10. Kemudahan dalam menjangkau lokasi 11. Kecepatan penyajian
12. Kecepatan transaksi 13. Kesigapan pihak restoran dalam
merespon keluhan konsumen 14. Kebersihan ruangan restoran
15. Kenyamanan restoran 16. Penataan eksterior dan interior restoran
17. Penerangan restoran 18. Pemutaran alunan musik
19. Iklan dan promosi 20. Papan
nama
1. Kuadran I Prioritas Utama
Pada kuadran ini terdapat atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen namun pada kenyataannya kinerja atribut ini belum sesuai dengan yang
diharapkan sehingga pihak restoran harus meningkatkan kinerjanya secara optimal. Pihak restoran dapat melakukan perbaikan secara terus menerus hingga
kinerja atribut yang ada di dalam kuadran ini meningkat. Adapun atribut yang perlu diprioritaskan adalah cita rasa makanan dan minuman, harga makanan dan
minuman dan kesigapan pramusaji.
73 a. Cita rasa makanan dan minuman
Cita rasa makanan dan minuman termasuk atribut yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyedia
makanan dan minuman. Cita rasa merupakan tingkat kelezatan dari sebuah hidangan yang disajikan. Selain itu, cita rasa merupakan daya tarik utama bagi
konsumen untuk membeli makanan di sebuah rumah makan atau restoran. Konsumen menilai cita rasa makanan dan minuman adalah penting, Namun
pada kenyataannya konsumen merasa belum puas terhadap cita rasa makanan dan minuman yang dihidangkan Restoran Sagoo Kitchen. Hal tersebut dapat
dilihat dengan membandingkan nilai rata-rata kinerja cita rasa yang lebih rendah dari nilai rata-rata kinerja keseluruhan atribut dan nilai rata-rata
kepentingan atribut cita rasa. Konsumen merasa cita rasa makanan dan minuman yang dihidangkan belum memenuhi harapan konsumen. Oleh sebab
itu, pihak restoran perlu memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari cita rasa makanan dan minuman yang dihidangkan selama ini.
b. Harga makanan dan minuman Harga makanan dan minuman merupakan salah satu atribut yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan pembelian. Perbandingan harga dengan kualitas merupakan kesesuaian harga yang ditawarkan pihak
restoran terhadap kualitas produk dan pelayanan yang disajikan. Harga yang sesuai dengan kualitas merupakan hal yang diharapkan konsumen, namun jika
kualitas yang diberikan lebih baik dari harga yang ditetapkan, harga menjadi hal yang tidak terlalu dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli produk
yang ditawarkan. Dikarenakan harga dan kualitas yang dalam hal ini cita rasa makanan dinilai penting oleh konsumen, maka konsumen menilai harga yang
ditetapkan oleh pihak restoran kurang sesuai dengan cita rasa makanan dan minuman yang disajikan. Hal tersebut juga dapat dilihat dari atribut cita rasa
makanan dan minuman yang juga berada di kuadran I atau prioritas utama untuk diperbaiki dan ditingkatkan kinerjanya. Oleh sebab itu pihak restoran
perlu memperbaiki dan meningkatkan kinerja atribut harga.
74 c. Kesigapan pramusaji
Pada atribut kesigapan pramusaji, aspek yang diukur dalam penelitian ini yaitu bagaimana pihak restoran memberikan perhatian dan respon kepada
konsumen yang meminta bantuan. Contohnya jika ada pengunjung yang baru datang para pramusaji di Restoran Sagoo Kitchen akan menyambut dan
kemudian mengantarkan pengunjung ke meja yang telah disediakan. Setelah itu, pramusaji memberikan daftar menu kepada para pengunjung. Namun pada
kenyataannya konsumen merasa kurang puas karena pramusaji kurang memperhatikan konsumen yang sedang memerlukan bantuan, seperti reorder,
meminta dibukakan bungkus krupuk, maupun meminta bill. Selain itu, terkadang konsumen harus menunggu dan memanggil pramusaji untuk
membawakan daftar menu, terlebih jika keadaan restoran yang sedang ramai. Hal ini tersebut diakibatkan karena kurangnya jumlah pramusaji yang
melayani. Standar jumlah pramusaji yang ditetapkan oleh pihak owner pada umumnya yaitu tujuh orang. Namun saat ini, hanya terdapat enam pramusaji,
sehingga pihak restoran perlu menambah satu pramusaji lagi untuk memperbaiki kinerja dari atribut kesigapan pramusaji terutama di akhir pekan
dan hari libur dimana memiliki tingkat turn over table yang tinggi.
2. Kuadran II Pertahankan Prestasi