Tujuan utamanya dari program Yayasan IAR Indonesia yaitu menghentikan perdagangan satwaliar dan memperjuangkan kesejahteraan yang lebih baik bagi
satwa di seluruh dunia. 4.3
Fasilitas
Yayasan IAR Indonesia memiliki satu bangunan kantor utama, dua buah blok besar kandang sosialisasi, satu blok kandang isolasi dan dua blok kandang
sanctuary. Selain itu terdapat klinik hewan, gudang pakan, ruang kebersihan kandang dan guesthouse.
4.4 Kondisi Fisik
Yayasan IAR Indonesia terletak di kaki Gunung Salak dengan ketinggian tempat sekitar 750 m dpl. Kondisi topografinya cenderung bergelombang dengan
kemiringan lahan sekitar 10-15. Berdasarkan Klasifikasi Schmid dan Ferguson, wilayah ini termasuk ke dalam tipe iklim A, dengan curah hujan rata-rata tahunan
sekitar 4000 mm per tahun. Jumlah hari hujan sebanyak 187 per tahun dengan kelembaban nisbi per tahun sekitar 88. Temperatur udara tahunan adalah sekitar
20-22
o
C. Jenis tanah di wilayah ini termasuk ke dalam jenis tanah latosol. Kondisi air yang ada di wilayah ini cukup baik dan sangat melimpah. Sumber air
bagi warga sekitar berasal dari sungai ciapus atau air dari pegunungan. 4.5
Kondisi Biotik
Vegetasi di Yayasan IAR Indonesia umumnya berupa vegetasi semak berumput, yang didominasi tegakan bambu dan kaliandra. Selain itu pula ada
berbagai jenis pohon buah atau tanaman pakan yang sengaja ditanam di sekitar kandang untuk memenuhi kebutuhan makan satwa yang dipelihara. Sementara
beberapa jenis satwa yang dijumpai selama penelitian beraneka ragam mulai dari mamalia, burung dan reptil seperti bajing kelapa, elang jawa, cekakak sungai,
kodok, ular daun dan lain-lain.
4.6 Kondisi Sosial Masyarakat
Masyarakat yang tinggal di sekitar Yayasan IAR Indonesia sebagian besar memiliki mata pencaharian bertani dan berladang, baik di lahan milik sendiri
ataupun mengelola lahan milik orang lain. Jenis tanaman yang ditanam di ladang
misalnya singkong, buncis, kacang panjang dan lain-lain. Hasil dari berladang tersebut dapat dikonsumsi sendiri atau dijual ke pasar. Selain bertani dan
berladang, banyak juga yang bekerja sebagai penjaga vila yang disewakan di sekitar objek wisata Curug Nangka yang letaknya tidak begitu jauh dari Yayasan
IAR Indonesia. Masyarakat juga tidak ada yang merasa terganggu atau tidak suka dengan
adanya Yayasan IAR Indonesia di wilayah sekitar mereka karena banyak juga yang tenaga sumberdaya manusianya diberdayakan untuk menjadi pekerja di
Yayasan IAR Indonesia. Sehingga tercipta hubungan yang baik pula antara masyarakat sekitar kawasan dengan Yayasan IAR Indonesia.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN