Reproduksi Kesehatan TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku satwa tersebut merupakan ekspresi dari suatu kegiatan yang dilakukan satwa terkait dengan faktor dalam internal dan faktor luar lingkungan. Salah satu faktor luar yang terkait yaitu ketersediaan pakan dan pengayaannya enrichment. Enrichment bertujuan untuk menambah kekayaan kandang sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan interaktif, menarik dan kemudian faktor lingkunganlah yang akan merangsang satwa tersebut untuk memperlihatkan perilaku alamiahnya sebanyak mungkin sehingga satwa terhindar dari ancaman kebosanan, kejenuhan, stress dan perilaku menyimpang Purba 2008. Ecclestone 2009 menjelaskan bahwa ada beberapa jenis pengayaan untuk satwa, yaitu yang pertama adalah pengayaan struktural untuk memperbaiki susunan lingkungan kandang. Misalnya, pemberian kandang yang cukup luas supaya satwa dapat melakukan gerakan alami seperti lari atau terbang dan tempat untuk berteduh. Jenis pengayaan yang kedua adalah pengayaan obyek yang dapat digunakan untuk mengurangi kebosanan dan menghindari perkembangan perilaku menyimpang serta merangsang untuk melakukan perilaku alami. Jenis pengayaan yang ketiga adalah pengayaan sosial yaitu mensosialisasikan satwa dengan sejenisnya atau tidak karena tidak semua jenis satwa hidup berkelompok. Dan jenis pengayaan yang terakhir adalah pengayaan pakan, pemberian pakan yang bervariasi dan cukup dengan cara-cara berbeda penting untuk meningkatkan kualitas hidup satwa untuk dapat mengekspresikan perilaku makan alami seperti di habitatnya.

2.3 Reproduksi

Menurut Izard et al. 1988 kukang jantan dapat mencapai pubertas lebih dahulu daripada kukang betina yang mencapai pubertas pada usia antara 18-24 bulan. Vulva pada kukang betina tertutup sampai masa estrus. Selama estrus, alat kelamin kukang betina menjadi bengkak dan berwarna merah muda selama lima sampai enam hari. Kukang memiliki masa kehamilan yang berkisar antara 185- 197 hari dan kukang betina mampu bereproduksi 1-2 anak dengan interval antar kelahiran rata-rata 16 bulan. Sebagian besar kelahiran kukang yang berada di penangkaran terjadi antara bulan Maret sampai Mei, dan lama hidup kukang berkisar antara 12-20 tahun. Sistem perkawinan satwa ini yaitu monogami.

2.4 Kesehatan

Menurut Sanchez 2008 pemeriksaan medis yang utama dilakukan pada saat satwa didatangkan adalah mengidentifikasi status umum seperti mengukur berat badan dan suhu tubuh, menilai tingkat aktifitas aktif atau tidak aktif, memeriksa kondisi kesehatan apakah mengalami dehidrasi, memeriksa warna mukosa dan status rambut. Ciri-ciri yang dapat dilihat ketika kukang mengalami dehidrasi adalah matanya menjorok ke dalam dan kulitnya tidak elastis. Berdasarkan protokol kesehatan satwa, setiap satwa yang baru datang harus melalui prosedur medis, diantaranya adalah tes tuberculin pemeriksaan bakteri tuberculosis, de-worming pemberian obat cacing, pengecekan suhu internal, pengukuran berat badan, identifikasi jenis mengambil gambar wajah dan bagian punggung untuk menentukan jenis satwa dan pengukuran panjang tubuh. Selanjutnya Sanchez 2008 juga menjelaskan bahwa permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada kukang adalah infeksi gigi akibat kerusakan atau pemotongan oleh manusia dan harus diobati dengan antibiotik karena dapat menimbulkan pneumonia yang dapat menyebabkan kematian secara tiba-tiba. Gejala awalnya bisa berupa hilangnya bunyi sengau, bersin berkepanjangan atau hilangnya nafsu makan. Internal parasit adalah penyebab kematian yang lain pada kukang dan dapat mempengaruhi kondisi kukang. Kukang juga dapat menderita stres dan mengalami perilaku stereotypical penyimpangan perilaku, salah satu bentuknya adalah mengutui atau menggaruk tubuhnya sendiri selfgrooming. Selain itu, trichobezoar juga dapat menyebabkan kematian yang diakibatkan oleh penyumbatan saluran pencernaan oleh rambut-rambut yang tidak sengaja tertelan kukang saat menjilati tubuhnya lalu mengakibatkan intussusceptions yang mematikan, serta malnutrisi dan defisiensi merupakan salah satu bentuk penyakit pathology yang umum terjadi pada kukang ketika menjadi hewan peliharaan, sehingga penting dilakukan pemberian suplemen vitamin atau protein.

2.5 Perilaku dan Adaptasi