Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2011 yang bertempat di Pusat Rehabilitasi Primata Yayasan International Animal Rescue IAR Indonesia Jalan Curug Nangka Kampung Sinarwangi Ciapus-Bogor.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, alat tulis, tallysheet, termometer dry and wet, stopwatch, meteran, dan komputer. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu sepasang kukang jawa Nycticebus javanicus yang menjadi objek penelitian di Yayasan IAR Indonesia, dengan kondisi gigi yang masih utuh dan kondisi kesehatan yang baik, serta empat jenis tumbuhan yang menjadi pakan alami di habitat aslinya sebagai pengayaan enrichment pakan alami yang diberikan yaitu pohon sengon Paraserianthes falcataria L I. C. Nielsen dan pete Parkia speciosa Hassk yang dimanfaatkan getahnya dan kaliandra Calliandra calothyrsus dan sirihan Piper aduncum L yang dimanfaatkan nektar atau sari bunganya sebagai sumber pakan di alam. 3.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data Primer Jenis data primer yang dikumpulkan meliputi: 1. Manajemen pemeliharaan dan rehabilitasi yang terdiri dari pemeliharaan dengan pengamatan pemberian pakan, meliputi: jenis, sumber, jumlah pakan, cara pemberian pakan, jenis pakan tambahan, waktu pemberian pakan, frekuensi pemberian pakan dan tempat penyimpanan, serta kondisi kesehatan satwa meliputi: jenis penyakit yang sering dialami, ciri-ciri yang terjadi, cara pencegahan dan pengobatan. Metode yang digunakan yaitu pengamatan langsung dan wawancara kepada pihak pengelola. 2. Perilaku kukang secara umum. Ada sepasang kukang jawa dalam satu kandang dengan kondisi sehat dan masih memiliki gigi yang menjadi objek pengamatan. Metode yang digunakan yaitu metode Scan Sampling. Pengamatan dilakukan pada pukul 19.00-24.00 dengan interval waktu 10 menit. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga hari setiap perlakuan untuk mengetahui frekuensi perilaku yang diamati. Selain itu, dilakukan pula wawancara kepada pihak pengelola maupun keeper yang bertugas. Perilaku yang diamati meliputi: a. Perilaku makan dimulai dengan mencium pakan terlebih dahulu kemudian digigit dengan mulut atau mengambil pakan yang telah digigitnya dengan satu atau kedua belah tangannya sesuai dengan pernyataan Asnawi 1991 kemudian mengunyah hingga selesai menelan pakannya. b. Perilaku bergerak merupakan semua pergerakan dari suatu tempat ke tempat lain. c. Perilaku istirahat merupakan perilaku duduk diam atau bergelantungan di dahan atau tenggerannya dengan melihat-lihat kondisi sekitar atau tanpa beraktivitas apapun. d. Merawat diri grooming merupakan perilaku membersihkan bulu dari debu dan kotoran, membersihkan sisa makanan pada tangan dengan menggunakan lidahnya seperti menjilat dan menggaruk bagian yang gatal dengan cakar khusus yang terdapat di kakinya yang dilakukan sambil menggantung atau duduk di dahantenggeran. e. Penyimpangan perilaku merupakan perilaku menyimpang yang tidak biasa terjadi di alam dan dilakukan secara berulang-ulang seperti jalan mondar-mandir. 3. Pengayaan enrichment pakan alami yang diberikan serta pengaruhnya terhadap perilaku kukang jawa, meliputi: jenis enrichment yang diberikan, bagian yang dimanfaatkan kukang, cara memanfaatkannya, serta pengaruhnya terhadap perilaku kukang jawa. Jenis enrichment yang diberikan yaitu pohon sengon Paraserianthes falcataria L I. C. Nielsen dan pete Parkia speciosa Hassk yang dimanfaatkan getahnya dan kaliandra Calliandra calothyrsus dan sirihan Piper aduncum L yang dimanfaatkan nektar atau sari bunganya sebagai sumber pakan di alam. Pengamatan dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap awal dan tahap perlakuan. Pada tahap awal dilakukan pengamatan perilaku kukang tanpa diberi pengayaan pakan alami selama enam hari, dengan ketentuan tiga hari awal sebagai masa persiapan dan tiga hari selanjutnya dilakukan pengambilan data. Pada tahap perlakuan diberikan tujuh perlakuan yang berbeda dengan memberikan empat jenis pengayaan pakan alami Tabel 2. Setiap perlakuan dilakukan selama enam hari, dengan ketentuan tiga hari awal sebagai masa persiapan dan tiga hari selanjutnya dilakukan pengambilan data. Tabel 2 Rancangan pemberian pengayaan pakan alami yang diberikan Perlakuan Waktu hari ke- 1-6 7-12 13-18 19-24 25-30 31-36 37-42 43-48 P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 Keterangan: P0: pakan pokok sehari-hari tanpa pengayaan pakan P1: pakan pokok dan pengayaan pakan jenis kaliandra P2: pakan pokok dan pengayaan pakan jenis sirihan P3: pakan pokok dan pengayaan pakan jenis kaliandra dan sirihan secara bersamaan P4: pakan pokok dan pengayaan pakan jenis sengon P5: pakan pokok dan pengayaan pakan jenis pete P6: pakan pokok dan pengayaan pakan jenis sengon dan pete secara bersamaan P7: pakan pokok dan pengayaan pakan seluruh jenis tumbuhan secara bersamaan Masa persiapan selama tiga hari di setiap awal perlakuan Pengambilan data selama tiga hari berikutnya 4. Lingkungan abiotik, meliputi: suhu, kelembaban, curah hujan, angin, iklim, hari hujan, serta intensitas cahaya yang berada di lokasi penelitian. Metode yang digunakan yaitu pengamatan dan pengukuran langsung dengan menggunakan termometer dry and wet untuk mengukur suhu dan kelembaban yang dilakukan minimal tiga kali pengulangan selama penelitian berlangsung. Sedangkan untuk curah hujan, angin, iklim, hari hujan dan intensitas cahaya dilakukan pengamatan langsung setiap hari selama penelitian.

3.3.2 Jenis Data Sekunder

Jenis data sekunder yang dikumpulkan meliputi: 1. Data mengenai keluar-masuk kukang asal-usul. 2. Data mengenai kondisi riwayat kesehatan satwa sebelum berada di IAR. 3. Data mengenai sumber pakan, kualitas pakan dan harga pakan satwa. 4. Data mengenai jumlah populasi, jenis kelamin dan kelas umurnya serta mortalitas dan natalitas jika ada kukang jawa Nycticebus javanicus. 5. Fasilitas yang tersedia di lokasi penangkaran. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data sekunder tersebut yaitu dengan studi literatur data-data yang sudah ada yang dimiliki oleh pihak pengelola serta wawancara kepada pihak pengelola.

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan mengenai pengaruh pengayaan pakan alami terhadap perilaku kukang jawa, dianalisis dan disajikan secara deskriptif dilengkapi dengan gambar, tabel, dan kurva atau grafik yang relevan. Untuk mengetahui persentase nilai suatu perilaku dari total lamanya pengamatan perilaku dalam sehari, digunakan rumus: Persentase perilaku = Keterangan: X = frekuensi perilaku dalam n menit pengamatan Y = total frekuensi perilaku dalam 300 menit pengamatan Selanjutnya, untuk mengetahui persentase penggunaan masing-masing enrichment dari seluruh enrichment yang diberikan digunakan rumus: Persentase enrichment = Keterangan: A = frekuensi penggunaan enrichment dalam n menit pengamatan B = total frekuensi penggunaan enrichment dalam 300 menit pengamatan Pengujian terhadap hubungan antara parameter yang diukur dan diamati menggunakan hipotesis sebagai berikut: H = tidak ada pengaruh enrichment terhadap perilaku kukang jawa H 1 = ada pengaruh enrichment terhadap perilaku kukang jawa Hipotesis tersebut kemudian diuji menggunakan uji X 2 atau Khi-kuadrat Walpole 1997 melalui rumus: X 2 = Keterangan: Oi = nilai pengamatan perilaku kukang jawa Ei = nilai harapan perilaku kukang jawa Ei = Pengambilan keputusan atas hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Jika X 2 hitung dari X 2 tabel , maka tolak H Jika X 2 hitung dari X 2 tabel , maka terima H Untuk mengetahui nilai pada X 2 tabel , maka digunakan rumus: db = p-1 Keterangan: p = banyaknya ulangan Selain itu, selang kepercayaan SK yang digunakan adalah sebesar 99 atau α = 0,01.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas

Yayasan International Animal Rescue IAR Indonesia berlokasi di Jl. Curug Nangka Blok Pasir Loji RT 04 RW 05 Kampung Sinar Wangi, Kelurahan Sukajadi Kecamatan Taman Sari Ciapus Bogor. Luas lahan yang digunakan sekitar satu hektar.

4.2 Status dan Sejarah Singkat Lokasi Penelitian

Yayasan IAR Indonesia adalah lembaga non profit yang bergerak di bidang penyelamatan satwaliar Indonesia dan merupakan organisasi cabang dari IAR UK. Yayasan IAR Indonesia berdiri tanggal 29 Januari 2007 dan memfokuskan perhatiannya terhadap beberapa satwaliar Indonesia seperti elang bondol Haliastur indus, elang laut perut putih Haliaeetus leucogaster, kukang Nycticebus coucang dan monyet ekor panjang Macaca fascicularis serta beruk Macaca nemestrina. Saat ini Yayasan IAR Indonesia memfokuskan kegiatannya pada satwa primata, yaitu kukang, monyet ekor panjang dan beruk di Ciapus, serta orangutan di Ketapang. Walaupun monyet ekor panjang dan beruk adalah satwa yang tidak dilindungi di Indonesia, namun mengingat perlakuan yang sangat kejam dari manusia, bukan hal yang mustahil jika lambat laun mereka akan segera punah juga. Yayasan IAR Indonesia yang bertempat di Ciapus, Bogor sampai saat ini telah menampung 25 individu monyet ekor panjang, 10 individu beruk serta 93 individu kukang. Kukang itu sendiri terdiri dari 38 individu kukang jawa Nycticebus javanicus, 48 individu kukang sumatera Nycticebus coucang dan 7 individu kukang kalimantan Nycticebus menagensis. Seluruh individu satwa primata yang berada di Yayasan IAR Indonesia Ciapus Bogor ini ditempatkan pada kandang sosialisasi, kandang isolasi ataupun kandang sanctuary yang sesuai dengan fungsi dan tujuan pemeliharaan individu satwa tersebut. LSM ini bergerak di bidang penyelamatan satwa, baik satwa domestik maupun satwaliar. Kegiatan utama Yayasan IAR Indonesia meliputi 3R yaitu rescue penyelamatan, rehabilitation rehabilitasi, dan release pelepasliaran.