Adab Berdoa Adab dan Perilaku Islami 1. Adab Tidur Bangun Tidur

186 Menjadi Muslim Paripurna dari Salman Al-Farisi ra disebutkan bahwasanya ia berkata: “Kami dilarang oleh Rasulullah saw beristinja bersuci dengan menggunakan kurang dari tiga biji batu, atau beristinja dengan menggunakan kotoran hewan atau tulang”. HR. Muslim. Dan Nabi saw juga bersabda: “Barangsiapa yang bersuci menggunakan batu istijmar, maka hendaklah diganjil-kan”. l. Disunnahkan masuk ke WC dengan mendahulukan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan berbarengan dengan dzikirnya masing-masing. Dari Anas bin Malik ra diriwayatkan bahwa ia berkata: “Adalah Rasulullah saw apabila masuk ke WC mengucapkan: ىراخبلا حيحص « ِثِئاَبَخْلاَو ِثُبُخْلا َنِم َكِب ُذوُع َ أ ىِّنِإ َّمُه َّللا 258ص 1 ج - ”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari pada syetan jantan dan setan betina”. Hr. Al-Bukhari Dan apabila keluar, mendahulukan kaki kanan sambil mengucapkan: 48 ص 1 ج - دواد ىبأ ننس « َكَناَرْفُغ ”Ampunan-Mu aku minta ya Allah.” m. Mencuci kedua tangan sesudah menunaikan hajat. Di dalam hadis yang bersumber dari Abu Hurairah ra. Diriwayatkan: “Bahwasanya Nabi saw menunaikan hajatnya buang air kemudian bersuci dari air yang berada pada sebejana kecil, lalu menggosokkan tangannya ke tanah”. HR. Abu Daud dan Ibnu Majah.

5. Adab Berdoa

a. Terlebih dahulu sebelum berdo`a hendaknya memuji kepada Allah kemudian bershalawat kepada Nabi saw. Rasulullah saw pernah mendengar seorang lelaki 187 Membiasakan Akhlak Islami sedang berdo`a di dalam shalatnya, namun ia tidak memuji kepada Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi saw maka Nabi bersabda kepadanya: “Kamu telah tergesa-gesa wahai orang yang sedang shalat. Apabila anda selesai shalat, lalu kamu duduk, maka memujilah kepada Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya, dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo`alah”. HR. At- Turmudzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani. b. Mengakui dosa-dosa, mengakui kekurangan keteledoran diri dan merendahkan diri, khusyu’, penuh harapan dan rasa takut kepada Allah di saat anda berdo`a. Allah swt berfirman yang artinya: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera di dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo`a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu` kepada Kami”. Al-Anbiya’: 90. c. Berwudhu’ sebelum berdo`a, menghadap Kiblat dan mengangkat kedua tangan di saat berdo`a. Di dalam hadis Abu Musa Al-Asy`ari ra disebutkan bahwa “setelah Nabi saw selesai melakukan perang Hunain. Beliau minta air lalu berwudhu, kemudian mengangkat kedua tangannya, dan aku melihat putih kulit ketiak beliau”. Muttafaq’alaih. d. Benar-benar meminta sangat di dalam berdo`a dan berbulat tekad di dalam memohon. Rasulullah saw bersabda: “Apabila kamu berdo`a kepada Allah, maka bersungguh-sungguhlah di dalam berdo`a, dan jangan ada seorang kamu yang mengatakan: Jika Engkau menghendaki, maka berilah aku”, karena sesungguhnya Allah itu tidak ada yang dapat memaksanya”. Dan di dalam satu riwayat disebutkan: “Akan tetapi hendaknya ia bersungguh- sungguh dalam memohon dan membesarkan harapan, karena sesungguhnya Allah tidak merasa berat karena sesuatu yang Dia berikan”. Muttafaq’alaih. 188 Menjadi Muslim Paripurna e. Menghindari do`a buruk terhadap diri sendiri, anak dan harta. Rasulullah saw bersabda: “Jangan sekali- kali kamu mendo`akan buruk terhadap diri kamu dan juga terhadap anak-anak kamu dan pula terhadap harta kamu, karena khawatir do`a kamu bertepatan dengan waktu di mana Allah mengabulkan do`amu”. HR. Muslim. f. Merendahkan suara di saat berdo`a. Rasulullah saw bersabda: “Wahai sekalian manusia, kasihanilah diri kamu, karena sesungguhnya kamu tidak berdo`a kepada yang tuli dan tidak pula ghaib, sesungguhnya kamu berdo`a memohon kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia selalu menyertai kamu”. HR. Al-Bukhari. g. Berkonsentrasi penuh perhatian di saat berdo`a. Rasulullah saw bersabda: “Berdo`alah kamu kepada Allah sedangkan kamu dalam keadaan yakin dikabulkan, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak mengabulkan do`a dari hati yang lalai”. HR. At-Turmudzi dan dihasankan oleh Al-Albani. h. Tidak memaksa bersajak di dalam berdo`a. Ibnu Abbas pernah berkata kepada `Ikrimah: “Lihatlah sajak dari do`amu, lalu hindarilah ia, karena sesungguhnya aku memperhatikan Rasulullah saw dan para shahabatnya tidak melakukan hal tersebut”. HR. Al-Bukhari.

6. Adab Membaca Al-Quran