Hakikat Ihsan Islam, Iman dan Ihsan

33 Aqidah Islam keduanya, mencintai seseorang yang tidak dicintainya melainkan karena Allah, membenci dirinya kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia kembali dilemparkan ke dalam api neraka.”HR. Al-Bukhari dan Muslim. Dalam aqidah Islam, kewajiban umat Islam untuk beriman itu ada enam perkara, imam kepada Allah, malaikat- malaikatNy, kitab-kitabNya, nabi-nabNya, hari akhir, dan taqdirNya.

3. Hakikat Ihsan

Ihsan berarti berbuat baik. Orang yang berbuat ihsan disebut muhsin berarti berbuat baik. Setiap perbuatan yang baik yang nampak pada sikap jiwa dan perilaku yang sesuai atau dilandaskan pada aqidah dan syariat Islam disebut ihsan. Dengan demikian akhlak dan ihsan adalah dua pranata yang berada pada suatu sistem yang lebih besar yang disebut akhlaqul karimah. Adapun dalil mengenai ihsan dari hadits adalah potongan hadits Jibril yang sangat terkenal dan panjang, seperti yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, ketika nabi ditanya mengenai ihsan oleh malaikat Jibril, nabi menjawab: … َ كاَرَي ُه َّنإَف ُهاَرَت ْنُكَت ْمَل ْنإَف ُهاَرَت َكَّنَأَك َهّللا َدُبْعَت ْنَأ… “…Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya. Tapi jika engkau tidak melihatNya, maka sesungguhnya Allah melihatmu….. Hadits tersebut menunjukan bahwa untuk melakukan ihsan, sebagai rumusnya adalah memposisikan diri saat beribadah kepada Allah seakan-akan kita bisa melihatNya, atau jika belum bisa memposisikan seperti itu maka posisikanlah bahwa kita selalu dilihat olehNya sehingga akan muncul kesadaran dalam diri untuk tidak melakukan tindakan selain berbuat ihsan atau berbuat baik. 34 Menjadi Muslim Paripurna Korelasi Iman, Islam, dan Ihsan Di atas telah dibahas tentang ketiga hal tersebut, disini akan dibahas hubungan timbal balik antara ketiganya. Iman yang merupakan landasan awal, bila diumpamakan sebagai pondasi dalam keberadaan suatu rumah, sedangkan islam merupakan entitas yang berdiri di atasnya. Apabila iman seseorang lemah, maka islamnya pun akan condong, mungkin akan rubuh. Dalam realitanya mungkin pelaksanaan shalat akan tersendat-sendat, sehingga tidak dilakukan pada waktunya, atau malah mungkin tidak terdirikan, zakat tidak tersalurkan, puasa tak terlaksana, dan lain sebagainya. Begitu juga iman akan kokoh bila Islam seseorang ditegakkan. Karena iman terkadang bisa menjadi tebal, kadang pula menjadi tipis, karena amal perbuatan yang mempengaruhi hati. Sedang hati sendiri merupakan wadah bagi iman itu. Jadi, bila seseorang tekun beribadah, rajin taqarrub, maka akan semakin tebal imannya, sebaliknya bila seseorang berlarut-larut dalam kemaksiatan, berlumur dosa, maka akan berdampak juga pada tipisnya iman. Dalam hal ini, Sahabat Ali ra. pernah berkata, yang artinya: “Sesungguhnya iman itu terlihat seperti sinar yang putih, apabila seorang hamba melakukan kebaikan, maka sinar tersebut akan tumbuh dan bertambah sehingga hati berwarna putih. Sedangkan kemunafikan terlihat seperti titik hitam, maka bila seorang melakukan perkara yang diharamkan, maka titik hitam itu akan tumbuh dan bertambah hingga hitamlah warna hati”. Adapun ihsan, bisa diumpamakan seperti hiasan rumah, rumah tersebut bisa terlihat mewah, terlihat indah, dan megah, sehingga menarik perhatian banyak orang. Sama halnya dalam ibadah, bagaimana ibadah ini bisa mendapatkan perhatian dari sang kholiq, sehingga dapat diterima olehnya. Tidak hanya asal menjalankan perintah dan menjauhi larangannya saja, melainkan berusaha bagaimana amal perbuatan itu bisa bernilai plus dihadapan-Nya. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas kedudukan kita hanyalah sebagai hamba, 35 Aqidah Islam budak dari tuhan, sebisa mungkin kita bekerja, menjalankan perintah-Nya untuk mendapatkan perhatian dan ridlanya. Di sinilah hakikat dari ihsan.

F. Muhammad Saw Sebagai Tauladan yang Sempurna