Adab Bertamu Adab dan Perilaku Islami 1. Adab Tidur Bangun Tidur

181 Membiasakan Akhlak Islami maka itu adalah amanat”. HR. At-Tirmidzi, dinilai hasan oleh Al-Albani. j. Anggota majelis hendaknya tidak melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan perasaan orang lain, seperti menguap atau membuang ingus atau bersendawa di dalam majelis. k. Tidak melakukan perbuatan memata-matai. Rasulullah saw bersabda: “Janganlah kamu mencari-cari atau memata-matai orang”. Muttafaq’alaih. l. Disunnahkan menutup majelis dengan do`a Kaffaratul majlis, karena Rasulullah saw telah bersabda: “Barang siapa yang duduk di dalam suatu majelis dan di majelis itu terjadi banyak gaduh, kemudian sebelum bubar dari majelis itu ia membaca: َكُرِفْغَتْس َ أ َتْن َ أ َّالِإ َهَلِإ َال ْنَأ ُدَهْشَأ َكِدْمَحِبَو َّمُهَّللا َكَناَحْبُس 138ص 14ج - دواد ىبأ ننس « َكْيَلِإ ُبوُت َ أَو “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan segala puji bagi-Mu; aku bersaksi bahwasanya tiada yang berhak disembah selain engkau; aku memohon ampunanmu dan aku bertobat kepada- Mu”, melainkan Allah mengampuni apa yang terjadi di majelis itu baginya”. HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al- Albani.

3. Adab Bertamu

Untuk orang yang mengundang: a. Hendaknya mengundang orang-orang yang bertaqwa, bukan orang yang fasiq. Rasulullah saw bersabda: “Janganlah kamu bersahabat kecuali dengan seorang mu`min, dan jangan memakan makananmu kecuali orang yang bertaqwa”. HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Al- Albani. b. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan orang-orang fakir. Ra- 182 Menjadi Muslim Paripurna sulullah saw bersbda: “Seburuk-buruk makanan adalah makanan pengantinan walimah, karena yang diundang hanya orang-orang kaya tanpa orang-orang faqir.” Mutta- faq’ alaih. c. Undangan jamuan hendaknya tidak diniatkan berbangga-bangga dan berfoya-foya, akan tetapi niat untuk mengikuti sunnah Rasulullah saw dan membahagiakan teman-teman sahabat. d. Tidak memaksa-maksakan diri untuk mengundang tamu. Di dalam hadits Anas ra ia menuturkan: “Pada suatu ketika kami ada di sisi Umar, maka ia berkata: “Kami dilarang memaksa diri membuat diri sendiri repot.” HR. Al-Bukhari e. Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan. f. Jangan kamu menampakkan kejemuan terhadap tamumu, tetapi tampakkanlah kegembiraan dengan kahadirannya, bermuka manis dan berbicara ramah. g. Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghorma- tinya. h. Jangan tergesa-gesa untuk mengangkat makanan hidangan sebelum tamu selesai menikmati jamuan. i. Disunnahkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian. Bagi tamu: a. Hendaknya memenuhi undangan dan tidak terlam- bat darinya kecuali ada udzur karena hadis Nabi saw mengatakan: “Barangsiapa yang diundang kepada wali- mah atau yang serupa, hendaklah ia memenuhinya”. HR. Muslim. b. Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir dengan undangan orang yang kaya, kare- 183 Membiasakan Akhlak Islami na tidak memenuhi undangan orang faqir itu merupa- kan pukulan cambuk terhadap perasaannya. c. Jangan tidak menghadiri undangan, sekalipun karena sedang berpuasa. Berdasarkan hadis yang bersumber dari Jabir ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang diundang untuk jamuan sedangkan ia berpuasa, maka hendaklah ia menghadirinya. Jika ia suka makanlah dan jika tidak, tidaklah mengapa”. HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albani. d. Jangan terlalu lama bertamu karena bisa memberatkan tuan rumah, juga jangan tergesa-gesa datang karena membuat tuan rumah kaget sebelum semuanya siap. e. Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu. f. Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurangan apa saja yang terjadi pada tuan rumah. g. Hendaknya mendo`akan orang yang mengundang, setelah selesai bertamu. Dan di antara do`a yang ma’tsur adalah: حيحص « ْمُهْمَحْراَو ْمُهَل ْرِفْغاَو ْمُهَتْقَزَر اَم ىِف ْمُهَل ْكِراَب َّمُه َّللا 122 ص 6 ج - ملسم ”Ya Allah, berikan keberkahan kebaikan yang terus- menerus untuk mereka tuan rumah pada apa-apa yang Engkau rizkikan untuk mereka. Ampunilah dan sayangilah mereka.” HR. Muslim

4. Adab Melaksanakan Hajat