122
Menjadi Muslim Paripurna
tanganmu sampai siku dan usaplah kepalamu dan basuhlah kakimu hingga kedua mata kaki
. Dan jika kalian
junub maka hendaklah mandi. Jika kalian sakit atau dalam perjalanan atau seseorang di antara kalian selesai buang air atau
habis bercampur dengan istrinya, lalu tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah dengan tanah yang suci, maka usaplah
dengannya wajah dan tanganmu
. Allah tidak menghendaki kalian mendapatkan kesulitan, tetapi Allah ingin mensucikan
kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya kepada kalian agar kalian bersyukur”.
QS. Al-Maidah: 6 Dengan demikian alat bersuci dari hadats bisa dibagi
sebagai berikut: 1. Wudlu;
2. Mandi, dan; 3. Tayammum sebagai pengganti wudlu dan mandi
Kecil, seperti : buang air besarkecil
Cara bersuci Wudlu
kentut, keluar wadi, madzi, tidur nyenyak
Hadats Pengganti
Tayamum Besar, seperti:
Keluar sperma, haid, nifas, mimpi basah
Cara bersuci Mandi
bercampur suami-istri
1. Wudlu
Wudlu adalah cara bersuci yang wajib dikerjakan karena melakukan hadats kecil, seperti: buang air kecil, buang air
besar, keluar angin kentut, keluar wadi, madzi dan tidur nyenyak. Wadi adalah air putih hangat yang keluar setelah
kencing, sementara madzi adalah air putih kental yang keluar ketika menghayalkan jima’ atau ketika terjadi permainan
sebelum jima’.
123
Beribadah Sesuai Tuntunan Syari’ah
Cara Berwudlu a. Membaca bismillahirrahmanirrahim dengan niat ikhlas
karena Allah Sesuai dengan Sabda nabi:
ُهَّللا ى َّلَص ِهَّللا ُلوُسَر َلاَق :َلاَق - ُهْنَع ُهَّللا َيِضَر - َةَرْيَرُه يِبَأ ْنَع
َمْسا ْر ُ
كْذَي ْمَل ْنَمِل َءو ُضُو اَلَو ،ُهَل َءو ُضُو اَل ْنَمِل َةاَل َص اَل} :َم َّلَسَو ِهْيَلَع
. هجام نباو ،دواد وبأو ،دمحأ هاور {ِهَّللا
“Tidaklah sah shalat seseorang yang tidak berwudlu dan tidak sah wudlu seseorang yang tidak menyebut nama Allah”.
Menurut Syaikh al-Albani, dalam kitabnya “Tamamul Minnah” juz 1hlm 89, hadits ini dha’if tapi karena jum-
lahnya yang sangat banyak dengan tiga jalan dan syawahid yang banyak, maka menjadi kuat dan menunjukkan disy-
ariatkannya membaca bismilah ketika wudlu.
Mengenai lafadz niat wudlu, tidak ada tuntunan apapun dari Nabi dan cerita sahabat. Dengan demikian,
melafadzkan niat wudlu merupakan perkara baru yang tidak ada dasarnya dari syari’at. Karena itu, seseorang
yang akan berwudlu cukup berniat dalam hati dengan ikhlas kerena Allah semata ketika melafadzkan
bismillahirrahmanirrahim.
b. Membasuh telapak tangan tiga kali c. Menggosok gigi dengan siwak atau sikat gigi
d. Berkumur dan menghisap air dari hidung dan mengeg -
luarkannya dengan telapak tangan sebelah, sebanyak tiga kali
ِهْيَلَع ُه َّللا ىَّلَص َلَخْدَأ َّمُث} - ِءوُضُوْلا ِةَفِص يِف - ٍدْيَز ِنْب ِهَّللا ِدْبَع ْنَع
{ اًثاَلَث َكِلَذ ُلَعْفَي ،ٍدِحاَو ٍّفَك ْنِم َق َشْنَتْساَو َضَم ْضَمَف ،ُهَدَي َم
َّلَسَو ِهْيَلَع ٌقَف
َّتُم
124
Menjadi Muslim Paripurna
“Kemudian Nabi memasukkan tangannya, lalu berkumur dan memasukkan air di hidung dengan tangan sebelah. Dia
mengerjakan itu sebanyak tiga kali”. e. Membasuh muka tiga kali dengan mengusap sudut-sudut
mata, menggosok, menyelai janggut dan melebihkannya f. Membasuh tangan beserta kedua siku dengan digosok
tiga kali, dimulai dari tangan kanan, menyelai jari dan melebihkannya
g. Mengusap kepala atau ubun dan di atas surban dengan cara menjalankan kedua telapak tangan dari ujung
muka hingga tengkuk kemudian kembali lagi ke muka, lalu mengusap telinga sebelah luar dengan ibu jari dan
sebelah dalamnya dengan telunjuk, sebagaimana wudlu Nabi. Mengenai cara mengusap kepala sekaligus telinga
berdasarkan hadits:
ىَّتَح ،ِهِس ْ
أَر ِمَّدَقُمِب َ
أَدَب ،َرَبْد َ
أَو اَمِهِب َلَبْق َ
أَف ،ِهْيَدَيِب ُهَس ْ
أَر َحَسَم َّمُث َلَسَغ َّمُث ،ُهْنِم
َ أَدَب ىِذ
َّلا ِناَكَمْلا ىَلِإ اَمُهَّدَر َّمُث ،ُهاَفَق ىَلِإ اَمِهِب َبَهَذ 233 ص 1 ج - ىراخبلا حيحص ِهْيَلْجِر
“Kemudian Nabi saw. mengusap kepalanya dengan kedua tangannya, maka ditariknya dari muka kemudian ke belakang.
Beliau bermula dari bagian depan kepalanya lalu ditarik kedua tangannya ke arah belakang pundak, kemudian menarik
kembali ke tempat awal bermula, lalu membasuh kedua kakinya”. HR. al-Jama’ah, lafadz milik al-Bukhari
Sementara cara mengusap telinga, terdapat hadits:
َحَسَمَو ،ِهْيَنُذ ُ
أ يِف ِنْيَتَحاَّبَّسلا ِهْيَعَب ْصإ َلَخْد َ
أَو ،ِهِس ْ
أَرِب َحَسَم َّم ُث
ُنْبا ُهَحَّح َصَو. ُّيِئاَس َّنلاَو دُواَد وُبَأ ُهَجَرْخَأ {ِهْيَنُذُأ َرِهاَظ ِهْيَماَهْبِإِب
َةَمْيَزُخ
“Kemudian Nabi mengusap kepalanya dan memasukkan kedua
125
Beribadah Sesuai Tuntunan Syari’ah
jari telunjuknya ke dalam dua telinganya dan mengusapkan ibu jari pada bagian luar telinga dan mengusapkan kedua
telunjuknya kepada bagian dalam telinganya”. HR. Abu Dawud, al-Nasa’i dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah.
Sedangkan cara Nabi mengusap kepala dengan hanya mengusup ubun dan di atas surban berdasarkan hadits:
ُه َّنإ} :ِظْفَلِب ِةَريِغُمْلا ِثيِدَح ْنِم ِّيِذِمْرِّتلاَو دُواَد يِبَأَو ٍمِلْسُم َدْنِعَو
{ ِةَماَمِعْلا ىَلَعَو ِهِتَي ِصاَنِب َحَسَمَف
َ أ
َّضَوَت َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص
“Bahwasanya Nabi SAW.. berwudlu, lalu mengusap ubunnya dan di atas surbannya”. HR. Muslim, Abu dawud dan
Tirmidzi dari al-Mughirah.
Menurut Ibnu al-Qayyim, “berdasarkan hadits ini, maka tidak syah riwayat yang disandarkan pada nabi
yang membatasi mengusap sebagian rambut semata. Karena itu, ketika seseorang mengusap ubun-ubunya
maka hendaklah menyempurnakan dengan di atas surbannya pula. Nailul Authar: Juz 1. Hlm 401
Hal ini berarti ada dua alternatif cara mengusap kepala:
1 Mengusap seluruh kepala apabila dalam kondisi normal dan tidak bersurban
2 Mengusap ubun dan surbannya apabila dia tidak ingin melepas surbannya. Ini juga berlaku bagi perempuan
yang memakai jilbab. h. Membasuh kaki beserta dua mata kaki dengan digosok
tiga kali, menyelai jari-jarinya, dimulai dari kanan dan melebihkannya
i. Mengusap atas kedua khuf sepatu sebagai ganti membasuh dua kaki, yang berlaku 1 hari bila di rumah
dan 3 hari bila dalam perjalanan j. Berdoa setelah wudlu
126
Menjadi Muslim Paripurna
ُهُدْبَع اًدَّمَحُم َّن َ
أ ُدَهْش َ
أَو ،ُهَل َكيِرَش اَل ُهَدْحَو ُه َّللا اَّلإ َهَلإ اَل ْنَأ ُدَهْشَأ
ُهُلوُسَرَو
Doa wudlu ini berdasarkan hadits:
:َ م
َّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا ُلوُسَر َلاَق :َلاَق ُهْنَع ُهَّللا َيِضَر َرَمُع ْنَع ُدَهْش
َ أ :ُلوُقَي َّمُث ،َءو ُضُوْلا ُغِبْسُيَف ،
ُ أ
َّضَوَتَي ٍدَحَأ ْنِم ْمُكْنِم اَم} ُهُدْبَع اًدَّمَحُم َّن
َ أ ُدَهْش
َ أَو ،ُهَل َكيِرَش اَل ُهَدْحَو ُه
َّللا اَّلإ َهَلإ اَل ْنَأ اَهُّي
َ أ ْنِم ُلُخْدَي ،ِةَيِناَم
َّ ثلا ِة
َّنَجْلا ُباَوْبَأ ُهَل ْتَحِتُف اَّلإ ،ُهُلوُسَرَو ُّيِذِمْرِّتلاَو ،ْهَجاَم ُنْباَو ،دُواَد وُبَأَو ،ٌمِلْسُم ُهَجَرْخَأ {َءاَش
“Dari Umar RA. Berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “Siapapun dari kalian berwudlu lalu menyempurnakan wudlunya
kemudian berdo’a; ‘aku bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah yang maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi
bahwa Muhamamd adalah hamba dan rasulnya’ maka akan dibuka baginya 8 pintu surga, dia bisa masuk dari manapun
yang dikehendakinya”.
Sedangkan tambahan doa:
َنيِرِّهَطَتُمْلا ْنِم يِنْلَعْجاَو َنيِباَّوَّتلا ْنِم يِنْلَعْجا َّمُه َّللا
adalah tambahan dari al-Tirmidzi, tapi mulanya berasal dari al-Bazzar dan at-Thabrani dalam kitab “al-Ausath”
dari jalan Tsauban. Doa yang ditambahkan pada wudlu tersebut terdapat “idltirab” keguncangan, sehingga
sebagian ulama mencukupkan do’a wudlu hanya dengan syahadatain
Subulus Salam1163
2. Mandi