BAB 4. METODE PENELITIAN
A. Metode Pendekatan dan Spesifikasi Penelitian
Untuk mengkaji pokok permasalahan dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode penelitian hukum normatif dan metode penelitian hukum
empiris. Spesifikasi penelitiannya adalah deskriptif analitis yaitu melukiskan dan menjelaskan fakta-fakta yang diperoleh dalam penelitian ini mengenai substansi
HAM dalam perspektif Islam dan semua peraturan perundangan yang berkaitan dengan HAM di Indonesia.
Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Penelitian hukum normatif ini
mencakup: 1 penelitian terhadap asas-asas hukum; 2 penelitian terhadap sistematik hukum; 3 penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horisontal; 4
perbandingan hukum; dan 5 sejarah hukum. Dalam penelitian hukum normatif, yang akan diteliti adalah bahan pustaka atau data sekunder yang mencakup bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Sedangkan metode penelitian hukum empiris adalah penelitian hukum yang
dilakukan dengan cara meneliti data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari masyarakat. Akan tetapi peneliti akan lebih menitikberatkan pada penelitian hukum
normatif, sedangkan penelitian hukum empiris berfungsi sebagai informasi pendukung, dan digunakan untuk akurasi data sekunder. Penelitian empiris dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui metode kualitatif, teknik yang digunakan berupa wawancara dan
focus group discussion
FGD.
B. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh sebagai hasil penelitian lapangan, dengan cara melakukan wawancara yang mendalam dengan menggunakan
pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan lebih dahulu. Selain itu, data primer juga diperolehi melalui
Focus Group Discussion
FGD.
a. Wawancara
Untuk keperluan akurasi data sekunder dan pengayaan, maka akan dilakukan wawancara terhadap responden dan beberapa narasumber yang mempunyai
otoritas keilmuan dan kompetensi di bidang HAM, HAM dalam Islam, dan HTN antara lain:
1. Prof. Dr. Syamsul Anwar Ilmu Syariah;
2. Prof. Dr. Yunahar Ilyas Ilmu Tafsir.
3. Prof. Dr. Jimly as-Siddique Ilmu HTN.
4. Ahli HAM di KOMNASHAM, Jakarta.
5. Ahli HAM di Departemen Hukum dan HAM, Jakarta.
6. Ahli HAM dari Pusat-Pusat Studi HAM di Yogyakarta dan Jakarta.
Wawancara dilakukan memiliki dua fungsi, yaitu untuk memperoleh data primer dari responden, dan untuk memperoleh data pendukung dari
narasumber guna keperluan akurasi data sekunder. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur, dengan
menggunakan pedoman wawancara berupa kuisener yang disusun secara rinci agar tidak ada hal-hal yang terlewati. Pedoman wawancara juga disusun
disesuaikan dengan bidang ilmu atau kompetensi narasumber. Hasil wawancara nantinya akan dipergunakan untuk menjawab perumusan masalah
dalam penelitian ini. Wawancara akan dilakukan di Yogyakarta dan Jakarta.
b.
F ocus Group Discussion
FGD
Focus Group Discussion
FGD digunakan untuk memperoleh data mengenai latar belakang filosofis dibuatnya HAM perspektif Islam dan peraturan
perundangan tentang HAM di Indonesia. Maksud
Focus group discussion
adalah mengajak partisipan berdialog, tanpa harus menggiringnya pada suatu konsensus. Peneliti dalam hal ini hanya
berfungsi sebagai fasilitator yang akan mengklarifikasi suatu kejadian dengan menggali informasi sebanyak mungkin mengenai pengetahuan, dan sikap serta
tindakan yang sama atau berbeda antar partisipan dalam
Focus group discussion
tersebut. Dalam
Focus group discussion
bisa dilakukan dengan cepat, dan akurat karena adanya
cross check
. Agar
Focus group discussion
mendapatkan hasil yang memuaskan, maka akan menghadirkan partisipan dari kalangan akademisi dan pakar hukum
khususnya hukum Islam, dan pakar HAM. FGD akan dilaksanakan di Yogyakarta.
2 Data sekunder