Metode Pendekatan dan Spesifikasi Penelitian Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
otoritas keilmuan dan kompetensi di bidang HAM, HAM dalam Islam, dan HTN antara lain:
1. Prof. Dr. Syamsul Anwar Ilmu Syariah;
2. Prof. Dr. Yunahar Ilyas Ilmu Tafsir.
3. Prof. Dr. Jimly as-Siddique Ilmu HTN.
4. Ahli HAM di KOMNASHAM, Jakarta.
5. Ahli HAM di Departemen Hukum dan HAM, Jakarta.
6. Ahli HAM dari Pusat-Pusat Studi HAM di Yogyakarta dan Jakarta.
Wawancara dilakukan memiliki dua fungsi, yaitu untuk memperoleh data primer dari responden, dan untuk memperoleh data pendukung dari
narasumber guna keperluan akurasi data sekunder. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur, dengan
menggunakan pedoman wawancara berupa kuisener yang disusun secara rinci agar tidak ada hal-hal yang terlewati. Pedoman wawancara juga disusun
disesuaikan dengan bidang ilmu atau kompetensi narasumber. Hasil wawancara nantinya akan dipergunakan untuk menjawab perumusan masalah
dalam penelitian ini. Wawancara akan dilakukan di Yogyakarta dan Jakarta.
b.
F ocus Group Discussion
FGD
Focus Group Discussion
FGD digunakan untuk memperoleh data mengenai latar belakang filosofis dibuatnya HAM perspektif Islam dan peraturan
perundangan tentang HAM di Indonesia. Maksud
Focus group discussion
adalah mengajak partisipan berdialog, tanpa harus menggiringnya pada suatu konsensus. Peneliti dalam hal ini hanya
berfungsi sebagai fasilitator yang akan mengklarifikasi suatu kejadian dengan menggali informasi sebanyak mungkin mengenai pengetahuan, dan sikap serta
tindakan yang sama atau berbeda antar partisipan dalam
Focus group discussion
tersebut. Dalam
Focus group discussion
bisa dilakukan dengan cepat, dan akurat karena adanya
cross check
. Agar
Focus group discussion
mendapatkan hasil yang memuaskan, maka akan menghadirkan partisipan dari kalangan akademisi dan pakar hukum
khususnya hukum Islam, dan pakar HAM. FGD akan dilaksanakan di Yogyakarta.
2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh sebagai hasil studi pustaka yaitu dengan cara membaca, menelaah dan mengkaji secara mendalam buku, jurnal,
makalah dan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan melalui studi
pustaka dan riset media yang dilakukan di perpustakaan-perpustakaan yang berada di Kota Yogyakarta, serta melakukan penelusuran informasi di
website-website. Data sekunder ini diklasifikasikan menjadi tiga bahan hukum, yaitu:
1. Bahan hukum primer yang terdiri dari:
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang diperoleh dengan melalui penelusuran kitab-kitab fiqih, sirah dan tafsir dalam kajian hukum dan
HAM Islam dan dokumen hukum yaitu peraturan perundang-undangan yang relevan dengan penelitian ini, yaitu antara lain:
Khutbah terakhir Nabi Muhammad saw. Deklarasi Medinah.
Deklarasi Universal HAM Islam tahun 1981. Deklarasi Kairo tentang HAM Islam tahun 1991.
UUD 1945, khususnya tentang HAM Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM
Undang-Undang No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
2. Bahan hukum sekunder yang terdiri dari:
Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan atas bahan hukum primer. Bahan hukum
sekunder meliputi: Buku-buku atau literatur mengenai HAM dan HAM Islam;
jurnal-jurnal; makalah-makalah;
dan artikel-artikel yang diterbitkan media massa ataupun
cyber media
mengenai HAM 3.
Bahan hukum tersier yang terdiri dari: Bahan hukum tersier adalah bahan hukum penunjang yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan atas bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier dapat berupa:
Kamus dwi bahasa; Kamus hukum;
Ensiklopedia