Pengkajian Stok dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Deskripsi Alat Tangkap

15 Kondisi apabila rasio biayaharga terlalu besar atau jumlah input yang dibutuhkan lebih besar daripada output yang dihasilkan. Input ini lebih besar dibandingkan dengan input yang digunakan untuk berproduksi pada tingkat rente ekonomi yang maksimum maximize economic rent. 5. Ecosystem overfishing Overfishing jenis ini dapat terjadi sebagai hasil dari suatu perubahan komposisi jenis dari suatu stok sebagai akibat dari upaya penangkapan berlebihan, dimana spesies target menghilang dan tidak digantikan sepenuhnya oleh jenis pengganti. Hal ini mengakibatkan timbulnya suatu transisi dari ikan bernilai ekonomi tinggi berukuran besar kepada ikan bernilai ekonomi berukuran kecil, dan akhirnya ikan rucah trash fishing danatau invertebrata non komersial seperti ubur-ubur. 6. Biological overfishing Kondisi yang menggambarkan kombinasi dari growth overfishing dan recruitment overfishing. Hal ini akan terjadi jika tingkat upaya penangkapan dalam suatu perikanan tertentu melampaui tingkat yang diperlukan untuk menghasilkan MSY.

2.3 Pengkajian Stok dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Pengkajian stok meliputi penggunaan berbagai perhitungan statistik dan matematik untuk membuat prediksi kuantitatif mengenai reaksi dari berbagai populasi ikan terhadap sejumlah pilihan atau alternatif pengelolaan Akbar, 2010. Pengkajian stok ikan yang dilakukan diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan pengelolaan perikanan tangkap sumberdaya ikan yang optimum dan berkelanjutan. Pengkajian stok meliputi 16 penggunaan berbagai perhitungan statistik dan matematik untuk membuat prediksi kuantitatif mengenai reaksi dari berbagai populasi ikan terhadap sejumlah pilihan atau alternatif pengelolaan Widodo dan Suadi, 2008. Pengkajian stok sumberdaya dapat diartikan sebagai upaya perencanaan tingkat pemanfaatan dalam jangka panjang yang memberikan tangkapan yang maksimum dalam bentuk bobot Spare dan Venema dalam Nugraha, 2011. Pendugaan stok untuk analisis biologi menggunakan pendekatan model surplus produksi. Model ini digunakan untuk menentukan upaya optimum. Upaya optimum ialah tangkapan maksimum lestari tanpa mempengaruhi produktivitas stok dalam jangka panjang. Tangkapan lestari disebut juga Maximum Sustainable Yield.

2.4 Deskripsi Alat Tangkap

Teknologi alat tangkap yang digunakan dalam ekstraksi atau pemanfaatan sumberdaya tuna disesuaikan dengan sifat dan tingkah laku ikan sasaran. Tuna merupakan ikan perenang cepat yang bergerombol. Oleh karena itu, alat penangkap ikan yang digunakan haruslah yang sesuai dengan perilaku ikan tersebut. Ada lima macam alat penangkap tuna, yaitu rawai tuna longline, huhate pole and line, pancing ulur handline, pukat cincin purse seine, dan jaring insang gillnet 6 . Alat tangkap yang dominan digunakan di Laut Flores DKP Provinsi NTT adalah rawai tuna longline dan pancing ulur handline. 6 http:fiqrin.wordpress.comartikel-tentang-ikanteknologi-penangkapan-ikan-tuna . Diakses pada tanggal 15 Maret 2012. 17 Rawai tuna atau tuna longline merupakan alat penangkap ikan tuna yang paling efektif. Rawai tuna merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan karena bersifat selektif terhadap jenis ikan yang ditangkap. Rawai tuna merupakan rangkaian sejumlah pancing yang dioperasikan sekaligus. Satu tuna longliner biasanya mengoperasikan 1.000-2.000 mata pancing untuk sekali turun. Alat tangkap ini bersifat pasif, yaitu menanti umpan dimakan oleh ikan sasaran. Setelah pancing diturunkan ke perairan, mesin kapal akan dimatikan sehingga kapal dan alat tangkap akan hanyut mengikuti arus atau disebut drifting yang akan berlansung 4-5 jam. Jenis umpan yang digunakan dalam pengoperasian alat tangkap ini umumnya ikan pelagis kecil, seperti lemuru Sardinella sp., layang Decapterus sp., kembung Rastregiller sp. dan bandeng Chanos chanos. 7 Pancing ulur atau handline adalah salah satu alat tangkap sederhana yang digunakan oleh nelayan dalam kegiatan ekstraksi tuna madidihang. Konstruksi pancing ulur sangat sederhana. Pada satu tali pancing utama dirangkaikan 2-10 mata pancing secara vertikal yang dibantu menggunakan rumpon sebagai alat pengumpul ikan. Pada saat pemancingan, satu rumpon dikelilingi oleh lima unit kapal, masing-masing kapal berisi 3-5 orang pemancing. Umpan yang digunakan adalah ikan segar yang dipotong-potong.

2.5 Penelitian Terdahulu