19
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai kekayaan laut yang melimpah. Perairan di wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Timur memiliki potensi kekayaan perikanan tangkap yang mencapai 388.700 ton per tahun DKP Provinsi NTT, 2010. Perairan ini
mempunyai beberapa “fishing ground” ikan-ikan yang bernilai ekonomis tinggi,
seperti cakalang dan tuna sirip kuning atau madidihang. Perikanan tangkap tuna sirip kuning atau madidihang menjadi salah satu
ujung tombak ekspor nasional, mengingat nilai ekonomis yang tinggi dari ikan ini. Ekstraksi tuna madidihang di perairan NTT dilakukan oleh nelayan lokal, nelayan
yang bekerja di perusahaan pengekspor, maupun nelayan dari luar provinsi NTT Bali, NTB, Sulawesi Selatan dll. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis
bioekonomi terhadap ketersediaan stok ikan dan tingkat pemanfaatannya untuk mengetahui instantaneous growth dan rente perikanan, sehingga pengelolaan dan
pemanfaatannya dapat menghasilkan rente optimum serta tetap terjaga kelestariannya.
Produksi madidihang yang cukup tinggi di perairan NTT ternyata tidak menggambarkan kesejahteraan nelayan lokal sebagai pemilik sumberdaya.
Keuntungan yang diperoleh nelayan lokal perikanan tangkap madidihang tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan pengekspor setempat.
Kerangka pemikiran dan operasional digambarkan menjadi kerangka operasional dalam gambar 2.
20
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
Perikanan tangkap “Yellowfin tuna”
Sumberdaya “Yellowfin tuna
” Kesejahteraan nelayan
lokal yang masih rendah
Analisis Biologi
Karakteristik nelayan perikanan tangkap
“Yellowfin tuna” Analisis Ekonometrika
Mengetahui stok, effort, harvest, rente ekonomi
aktual dan optimal Surplus produsen
nelayan “Yellowfin
tuna ”
Analisis Ekonomi
Analisis Bioekonomi Perairan NTT fishing ground Selat Solor, Laut Flores dan
Laut Sawu
Rekomendasi untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan lokal perikanan
tangkap “Yellowfin tuna”
21
IV. METODE PENELITIAN