30 autokorelasi. Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi, gambar 3 berikut akan
menyajikan daerah keputusan autokorelasi.
Sumber: Juanda 2009
Gambar 3. Daerah Keputusan Autokorelasi
Selain itu, untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada suatu model dapat melihat Tabel 4 yang menunjukkan distribusi nilai DW dimana nilai
tersebut telah disusun oleh Durbin Watson untuk derajat keyakinan 95 dan 99.
Tabel 4. Selang Nilai Statistik Durbin-Watson serta Keputusannya
Nilai Durbin-Watson Kesimpulan
DW 1,10 Ada autokorelasi
1,10 DW 1,54 Tanpa kesimpulan
1,55 DW 2,46 Tidak ada autokorelasi
2,46 DW 2,90 Tanpa kesimpulan
DW 2,91 Ada autokorelasi
Sumber: Firdaus 2004
4.4.9. Analisis Surplus Ekonomi Perikanan Tuna Madidihang dengan
Pendekatan Surplus Produsen
Menurut Fauzi 2006, salah satu hal yang krusial dari ekonomi sumberdaya alam adalah bagaimana surplus dari sumberdaya alam dimanfaatkan
secara optimal. Pada dasarnya konsep surplus menempatkan nilai moneter terhadap kesejahteraan dari masyarakat dari mengekstrasi dan mengkonsumsi
sumberdaya alam. Surplus juga merupakan manfaat ekonomi yang tidak lain adalah selisih antara manfaat kotor gross benefit dan biaya yang dikeluarkan
masyarakat untuk mengekstraksi sumberdaya alam. Green 1992 dalam Fauzi 2006 memandang bahwa menggunakan pendekatan surplus untuk mengukur
manfaat sumber daya alam merupakan pengukuran yang tepat karena pemanfaatan sumber daya dinilai berdasarkan alternatif penggunaan terbaiknya. Surplus
Autokorelasi Positif
Tidak Dapat Disimpulkan
Tidak Ada Autokorelasi
dL dU
4-dU 4-dL
4
Tidak Dapat Disimpulkan
Autokorelasi Negatif
31 ekonomi yang dimaksud tersebut adalah rente sumberdaya resource rent,
surplus konsumen, dan surplus produsen. Rente sumberdaya merupakan surplus yang bisa dinikmati oleh pemilik
sumberdaya dan merupakan selisih antara jumlah yang diterima dari pemanfaatan sumberdaya dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengekstraksinya,
sedangkan surplus konsumen sama dengan manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsi sumberdaya alam dikurangi dengan jumlah yang dibayarkan
untuk mengkonsumsi barang tersebut. Namun perhitungan surplus yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah surplus produsen.
Salah satu tujuan penting dalam ekonomi adalah dapat menghitung atau menilai adanya keuntungan dan kerugian yang dialami masyarakat, yang
berhubungan dengan harga pasar Callan Thomas, 2000. Dari sisi penawaran supply dalam pasar, pengukuran yang digunakan untuk menghitung
kesejahteraan adalah surplus produsen. Surplus produsen merupakan alat yang digunakan untuk mengukur adanya peningkatan keuntungan bersih yang diterima
oleh produsen yang didapat dari adanya kelebihan penawaran excess supply, atau menurut Fauzi 2006, surplus produsen tidak lain adalah pembayaran paling
minimum yang bisa diterima oleh produsen dikurangi dengan biaya untuk memproduksi barang x. Surplus produsen dapat juga dianggap sebagai surplus
yang bisa diperoleh oleh pemilik sumber daya atau aset yang produktif pada saat pendapatan dari sumber daya melebihi biaya pemanfaatannya. Kelebihan itu
didapat dari selisih harga pasar dengan biaya marjinal Marginal CostMC untuk menghasilkannya, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.
32 Sumber: Fauzi 2006
Gambar 4. Surplus Produsen
Menurut Fauzi 2006, pada dasarnya konsep surplus menempatkan nilai moneter terhadap kesejahteraan dari masyarakat dari mengekstraksi dan mengkonsumsi
sumber daya alam. Surplus juga merupakan manfaat ekonomi yang tidak lain adalah selisih antara manfaat kotor gross benefit dan biaya yang dikeluarkan
masyarakat untuk mengekstraksi sumber daya alam. Green 1992 dalam Fauzi 2006 memandang bahwa menggunakan pendekatan surplus untuk mengukur
manfaat sumber daya alam merupakan pengukuran yang tepat karena pemanfaatan sumber daya dinilai berdasarkan alternatif penggunaan terbaiknya.
Menurut Fauzi 2006, secara matematis besaran surplus produsen dapat diukur berdasarkan:
PS x = xC
′
x − Cx………………………4.19 Keterangan:
PS = Surplus produsen
Producer’s Surplus Rp xC’x = Pembayaran minimum yang dapat diterima produsen Rp
Cx = Biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi barang x Rp
33 Surplus produsen tersebut tidak lain adalah pembayaran paling minimum
yang bisa diterima oleh produsen dikurangi dengan biaya untuk memproduksi barang x. Surplus produsen dapat juga dianggap sebagai surplus yang bisa
diperoleh oleh pemilik sumber daya atau aset yang produktif pada saat pendapatan dari sumber daya melebihi biaya pemanfaatannya.
Untuk mengestimasi surplus produsen, diperlukan data variabel biaya- biaya produksi dan pendapatan yang diterima dari barang Djajadiningrat 2011.
Penerimaan yang diterima oleh nelayantersebut adalah penerimaan yang diperoleh dari kegiatan penangkapan tuna madidihang. Secara matematis, dapat dilihat
dalam rumus berikut: PS = P
i.
x
i
– C …………………………………4.β0 Keterangan:
PS = Surplus produsen nelayan tuna madidihang Rp
P
i
= Harga komoditas i Rp x
i
= Komoditas i kg C
= Biaya produksi Rp
35
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN