Data Produksi dan Upaya Penangkapan Tuna Madidihang

40

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Data Produksi dan Upaya Penangkapan Tuna Madidihang

Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah data times series hasil tangkapan ikan tuna sirip kuning atau madidihang, effort jumlah alat tangkap madidihang, dan IHK Kota Kupang pada tahun 2000 hingga 2010. Pemilihan jenis ikan tuna sirip kuning atau madidihang ini dilakukan berdasarkan pengkajian data times series produksi ikan tersebut selama 11 tahun yang cenderung mengalami penurunan. Berdasarkan data yang diketahui bahwa produksi tertinggi madidihang berada pada tahun 2000 dengan jumlah produksi sebesar 1.775,70 ton, sedangkan produksi terendah terjadi pada tahun 2010 dengan jumlah produksi sebesar 344,10 ton. Secara umum produksi madidihang pada tahun 2000 hingga 2010 mengalami fluktuasi dengan rata-rata produksi sebesar 997,41 ton per tahun. Pada tahun 2000 merupakan produksi tertinggi madidihang, kemudian produksi madidihang berfluktuasi hingga tahun 2004 dan jumlah produksinya terus menurun hingga tahun 2010. Penurunan produksi madidihang diduga disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu atau cuaca buruk yang menyebabkan nelayan tidak dapat pergi melaut untuk menangkap ikan. Penurunan produksi madidihang juga disertai dengan menurunnya ukuran dan kualitas ikan. Ukuran madidihang yang ditangkap sekarang jauh lebih kecil dibanding dengan ukuran madidihang yang ditangkap pada awal tahun 2000. Tuna madidihang yang ditangkap nelayan berbobot kurang dari 30 kg, jauh berbeda dengan produksi madidihang pada awal tahun 2000 yang bisa mencapai lebih dari 100 kg. 41 Berdasarkan hasil wawancara responden, armada penangkapan yang digunakan nelayan lokal untuk menangkap tuna madidihang adalah kapal motor berukuran 3- 7 GT dengan alat tangkap handline atau pancing ulur. Ukuran kapal dan alat tangkap yang digunakan nelayan sangat bergantung pada biaya investasi yang dikeluarkan oleh nelayan tersebut. Produksi madidihang dalam sepuluh tahun terakhir berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Berbeda dengan produksi tuna madidihang yang mengalami fluktuasi, effort unit penangkapan madidihang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Perkembangan effort unit penangkapan tuna sirip kuning pada tahun 2000 hingga 2010 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perkembangan Effort dan Produksi Sumberdaya Madidihang Tahun 2000-2010 Tahun Effort unit Perubahan Produksi ton 2000 2.377 1.775,70 2001 2.916 23 1.106,20 2002 3.013 3 1.463,80 2003 3.066 2 1.561,70 2004 4.908 60 1.277,80 2005 5.063 3 959,50 2006 5.347 6 817,00 2007 5.506 3 669,90 2008 5.680 3 637,20 2009 5.743 1 358,65 2010 6.232 9 344,10 Rata-rata 4.532 10 997,41 Sumber: DKP NTT, diolah 2012 Berdasarkan Tabel 7 rata-rata produksi yang dihasilkan oleh alat tangkap pancing ulur atau handline sebesar 997,41 ton. Jumlah alat tangkap atau effort terbanyak terdapat pada tahun 2010 yaitu sebesar 6.232 unit, sedangkan effort terkecil ada pada tahun 2000 sebesar 2.377 unit alat tangkap. Nilai rata-rata effort unit penangkapan madidihang pada tahun 2000 hingga 2010 adalah sebesar 4.532 unit. 42 Peningkatan effort tertinggi terjadi pada tahun 2004, dengan jumlah penambahan effort sebesar 1.842 unit. Perbandingan antara produksi dan effort penangkapan tuna sirip kuning atau madidihang pada periode 2000-2010 menunjukan pergerakan yang berbeda. Pada tahun 2001 terjadi penurunan produksi madidihang seiring dengan peningkatan effort. Tingkat effort pada tahun-tahun berikutnya mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan produksi madidihang khususnya pada tahun 2002 hingga 2003 setelah akhirnya produksi madidihang mengalami penurunan pada tahun- tahun selanjutnya.

6.2 Catch Per Unit Effort CPUE