5 pemijahan, dan karakteristik biologis serta faktor ekonomi sangat berpengaruh
terhadap kelebihan tangkap atau “economic overfishing” dan “biological
overfishing”. Berdasarkan uraian diatas perlu dibuat pengelolaan tuna yang berkelanjutan,
khususnya tuna madidihang dengan pendekatan model bioekonomi agar terjaga kelestariannya. Selain itu dibutuhkan regulasi dan
“enforcement” oleh pemerintah daerah untuk mengatasi
“economic overfishing” dan “biological overfishing” serta kebijakan yang mendukung kesejahteraan nelayan lokal. Berdasarkan pada
1. Bagaimana tingkat pemanfaatan sumberdaya pengelolaan Tuna madidihang
atau “Yellowfin tuna” ditinjau dari tingkat effort dan harvest pada kondisi
aktual, lestari, dan optimal? 2.
Bagaimana karakteristik nelayan lokal yang melakukan penangkapan “Yellowfin tuna”?
3. Berapa surplus yang diterima oleh nelayan lokal dalam pengusahaan
perikanan tangkap “Yellowfin tuna”?
4. Kebijakan apa yang harus diambil oleh pemerintah daerah untuk
meningkatkan kesejahteraan nelayan lokal perikanan tangkap “Yellowfin
tuna” ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Analisis bioekonomi untuk mengetahui stok, effort, harvest, dan rente aktual yang optimal di perairan NTT
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan yang
melakukan penangkapan “Yellowfin tuna”
6 3.
Menghitung surplus yang diterima oleh nelayan lokal di Kabupaten Kupang dalam pengusahaan perikanan tangkap
“Yellowfin tuna” 4.
Menentukan rekomendasi kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan lokal perikanan tangkap
“Yellowfin tuna” di perairan NTT.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada sejumlah pihak tentang kekayaan sumberdaya perikanan tangkap tuna sirip kuning atau
madidihang agar dapat dinikmati oleh pemilik sumberdaya dan untuk dijaga kelestarian spesiesnya. Pihak-pihak tersebut antara lain:
1. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan serta kemampuan hasil
studi selama berada di jurusan Ekonomi Sumberdaya Lingkungan. 2.
Bagi nelayan, diharapkan nelayan lokal dapat menikmati kekayaan sumberdaya ikan tuna sirip kuning secara optimal dan bagi perusahaan
pengekspor diharapkan dapat memberikan harga jual yang layak sesuai kepada hasil tangkapan nelayan lokal serta menjaga kelestarian tuna
madidihang. 3.
Bagi pemerintah daerah, diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam pemanfaatan dan pengelolaan perikanan
tuna madidihang yang optimal dan berkelanjutan serta mementingkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat lokal.
4. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini berguna sebagai bahan rujukan
untuk penelitian lain dan penelitian selanjutnya dalam upaya peningkatan mutu akademisi.
7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitan ini, maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada:
1. Analisis bioekonomi hanya dilakukan terhadap satu jenis sumberdaya ikan,
yaitu tuna sirip kuning atau madidihang Thunnus albacares. 2.
Mengingat banyaknya jumlah nelayan di Indonesia, maka penulis dalam penelitian ini hanya memfokuskan penelitian dari nelayan di Kabupaten
Kupang. 3.
Karakteristik nelayan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah biaya operasional, ukuran kapal, jumlah trip per tahun, jumlah ABK, tingkat
pendidikan nelayan, dan umur nelayan. 4.
Surplus yang dihitung adalah surplus produsen yang diterima oleh nelayan lokal yang melakukan penangkapan
“Yellowfin tuna”.
II. TINJAUAN PUSTAKA