53
6.7.1 Biaya Operasional
Biaya merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam usaha penangkapan tuna madidihang. Hasil tangkapan tuna madidihang sangat
bergantung kepada banyaknya biaya yang dikeluarkan. Biaya operasional mencakup biaya bahan bakar, biaya untuk membeli umpan, es balok, perbekalan
berupa makanan dan minuman yang menjamin nelayan selama satu atau dua minggu di laut. Berdasarkan hasil wawancara, rata-rata biaya operasional yang
dikeluarkan oleh nelayan dalam satu kali trip adalah Rp.
3.626.533.
6.7.2 Ukuran Kapal
Nelayan yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki kapal yang bervariasi ukurannya. Ukuran kapal nelayan selain mempengaruhi kapasitas
produksi atau hasil tangkapan juga berpengaruh terhadap durasi melaut dalam satu kali trip. Ukuran kapal yang kecil memiliki kapasitas produksi yang berbeda
dibanding dengan kapal penangkap tuna madidihang yang berukuran lebih besar. Dalam penelitian ini, ukuran kapal nelayan lokal yang menjadi responden
bervariasi, yaitu kapal berukuran 2 GT sampai dengan 7 GT.
6.7.3 Jumlah Anak Buah Kapal ABK
Kegiatan penangkapan tuna madidihang membutuhkan anak buah kapal yang bertugas untuk menangkap ikan maupun melakukan tugas lainnya selama
trip. Dalam penelitian ini, responden memiliki jumlah ABK yang bervariasi, sesuai dengan kebutuhan dan ukuran kapal. Jumlah ABK dalam kegiatan
penangkapan tuna madidihang di perairan NTT berjumlah dua sampai dengan lima orang.
6.7.4 Tingkat Pendidikan Nelayan
54 Nelayan lokal yang melakukan kegiatan penangkapan tuna madidihang
memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini yaitu Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah
Pertama SMP, dan Sekolah Menengah Atas SMA. Sebaran nelayan responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Jumlah Nelayan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Nelayan Frekuensi
Persentase
Tidak Lulus SD Lulus SD
7 23
Lulus SMP 15
50 Lulus SMA
8 27
Jumlah 30
100
Sumber: Data Primer, Diolah 2012 Tabel 16 menunjukkan bahwa sebagian besar nelayan responden
merupakan nelayan dengan tingkat pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama SMP dengan persentase sebesar 50. Persentase tingkat pendidikan
nelayan responden terendah yaitu nelayan dengan tingkat pendidikan terakhir Sekolah Dasar SD dengan persentase 23.
6.7.5 Umur Nelayan