Struktur Nilai Tambah Bruto

Tabel 5.6. Nilai Ekspor dan Impor Subsektor Industri Pengolahan Provinsi Jawa Barat, 2003 dalam Juta Rupiah Subsektor Ekspor Impor Neraca Perdagangan Industri Makanan dan Minuman 1.184.105 3.431.042 -2.246.937 Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki 32.695.816 7.722.219 24.973.597 Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furnitur 1.591.470 1.301.763 289.707 Industri Kertas dan Barang-Barang dari Kertas, Percetakan dan Penerbitan 3.372.337 713.236 2.659.101 Industri Kimia, Barang-Barang dari Bahan Kimia, Karet dan Plastik 3.470.404 5.404.306 -1.933.902 Pengilangan Minyak Bumi 102.861 237 102.624 Industri Barang Mineral bukan Logam 2.209.661 1.515.442 694.219 Industri Logam Dasar 1.315.414 752.953 562.461 Industri Bahan Jadi dari Logam 64.471.900 11.413.501 53.058.399 Industri Pengolahan Lainnya 3.047.869 846.268 2.201.601 Jumlah 113.461.837 33.100.967 80.360.870 Sumber: Tabel Transaksi IO Provinsi Jawa Barat, 2003 diolah.

5.1.3. Struktur Nilai Tambah Bruto

Nilai tambah bruto merupakan balas jasa terhadap faktor-faktor produksi yang terdiri atas upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Dari Tabel IO Provinsi Jawa Barat 2003, besarnya nilai tambah bruto adalah Rp. 296.357.796 juta. Kontribusi penyusun nilai tambah bruto dapat dilihat pada Tabel 5.7. Pangsa relatif untuk masing-masing komponen nilai tambah brutounsur input primer diperoleh dengan cara membagi unsur-unsur tersebut dengan total nilai tambah domestik bruto. Dari Tabel 5.7. Dapat dilihat bahwa komponen penyusun nilai tambah bruto terbesar adalah surplus usaha, yaitu sebesar Rp. 164.328.999 juta 55.45, kemudian disusul oleh komponen upah dan gaji sebesar Rp. 90.293.126 juta 30.47, penyusutan sebesar Rp. 27.772.732 juta 9,37, dan yang terakhir adalah komponen pajak tidak langsung netto sebesar Rp. 13.962.939 4,71. Tabel 5.7. Struktur Nilai Tambah Bruto Provinsi Jawa Barat, 2003 dalam Juta Rupiah Komponen Nilai Juta Rupiah Kontribusi Persen Upah Dan Gaji 90.293.126 30,47 Surplus Usaha 164.328.999 55,45 Penyusutan 27.772.732 9,37 Pajak Tidak Langsung 13.962.939 4,71 Subsidi 0 Jumlah 296.357.796 100,00 Sumber: Tabel IO Provinsi Jawa Barat, 2003. Pengembangan sektor industri pengolahan dalam wilayah Provinsi Jawa Barat dimaksudkan untuk menghasilkan nilai pengganda yang besar pada sektor industri pengolahan itu sendiri, selain itu juga untuk menghasilkan keterkaitan yang erat dengan sektor pertanian maupun sektor perdagangan, hotel dan restoran. Bentuk keterkaitan yang akan menghasilkan nilai tambah pada sektor pertanian adalah bentuk pengembangan alternatif terhadap kedua sektor. Sektor agroindustri adalah titik temu alternatif kebijakan tersebut. Industri-industri sedang dan besar yang bergerak dibidang pengolahan pangan, minuman, dan produk pertanian dalam arti luas lainnya harus lebih ditingkatkan sebagai upaya lebih lanjut pengembangan sektor industri pengolahan. Dari kesembilan sektor ekonomi, yang memberikan sumbangan terbesar dalam menghasilkan nilai tambah adalah sektor industri pengolahan, disusul kemudian oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan yang kelima adalah sektor pertambangan dan penggalian. Tabel 5.8. Nilai Tambah Bruto Provinsi Jawa Barat 2003 Sektor Jumlah Juta Rupiah Persentase Peringkat Pertanian 36.673.842 12,37 3 Pertambangan Dan Penggalian 16.433.588 5,55 5 Industri Pengolahan 131.670.802 44,43 1 Listrik, Gas Dan Air Bersih 6.273.425 2,12 9 BangunanKonstruksi 7.133.558 2,41 8 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 54.170.113 18,28 2 Pengangkutan Dan Komunikasi 12.214.391 4,12 6 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan 10.941.789 3,69 7 Jasa-Jasa 20.846.288 7,03 4 Jumlah 296.357.796 100,00 - Sumber: Tabel Transaksi IO Provinsi Jawa Barat, 2003 diolah. Sektor industri pengolahan berhasil menciptakan nilai tambah sebesar Rp. 131.670.802 juta yang merupakan 44,43 persen dari total nilai tambah yang berhasil diciptakan oleh semua sektor di Provinsi Jawa Barat. Di bawah sektor industri pengolahan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar Rp. 54.170.113 juta 18,28, sektor pertanian menyumbang sebesar Rp. 36.673.842 juta 12,37, sektor jasa-jasa menyumbang sebesar Rp. 20.846.288 juta 7,03, dan yang kelima adalah sektor pertambangan dan penggalian menyumbang sebesar Rp. 16.433.588 juta 5,55. Tabel 5.9. Nilai Tambah Bruto Subsektor Industri Pengolahan Provinsi Jawa Barat 2003 Subsektor Jumlah Peringkat Industri Makanan dan Minuman 14.075.458 4 Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki 31.586.124 2 Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furnitur 1.292.984 10 Industri Kertas dan Barang-Barang dari Kertas, Percetakan dan Penerbitan 4.337.065 5 Industri Kimia, Barang-Barang dari Bahan Kimia, Karet dan Plastik 15.498.466 3 Pengilangan Minyak Bumi 3.477.164 6 Industri Barang Mineral bukan Logam 3.052.455 7 Industri Logam Dasar 2.333.425 9 Industri Bahan Jadi dari Logam 63.983.517 1 Industri Pengolahan Lainnya 2.737.214 8 Jumlah 142.373.872 - Sumber: Tabel IO Provinsi Jawa Barat, 2003. Subsektor industri pengolahan yang memiliki nilai tambah bruto terbesar ialah industri bahan jadi dari logam tetap di peringkat pertama disusul oleh industri tekstil, pakaian jadi, kulit dan alas kaki kemudian industri kimia, barang- barang dari bahan kimia, karet dan plastik. Tabel 5.10. Struktur Nilai Tambah Bruto Sektor Industri Pengolahan Di Provinsi Jawa Barat, 2003 dalam Juta Rupiah Komponen Nilai Juta Rupiah Kontribusi Persen Upah Dan Gaji 40.864.385 31,04 Surplus Usaha 67.624.360 51,36 Penyusutan 14.811.687 11,25 Pajak Tidak Langsung 8.370.370 6,36 Subsidi 0 Jumlah 131.670.802 100,00 Sumber: Tabel IO Provinsi Jawa Barat, 2003. Dari keseluruhan nilai tambah yang dihasilkan sektor industri pengolahan komponen penyusun nilai tambah bruto terbesar adalah surplus usaha, yaitu sebesar Rp. 67.624.360 juta 51,36, kemudian disusul oleh komponen upah dan gaji sebesar Rp. 40.864.385 juta 31,04, penyusutan sebesar Rp. 14.811.687 juta 11,25, dan yang terakhir adalah komponen pajak tidak langsung netto sebesar Rp. 8.370.370 6,36.

5.1.4. Struktur Permintaan Akhir