5.2.2. Keterkaitan ke Belakang
Dari Tabel 5.15. diatas dapat dilihat keterkaitan output ke belakang baik secara langsung maupun tidak langsung. Keterkaitan ke belakang secara langsung
sektor industri pengolahan ternyata menduduki peringkat kedua setelah sektor bangunankonstruksi diikuti tempat ke tiga oleh sektor listrik, gas, dan air bersih
dan tempat ke empat diduduki oleh sektor pengangkutan dan komunikasi. Nilai keterkaitan ke empat sektor tersebut berturut-turut dari yang terbesar hingga yang
terkecil adalah sebesar 0,546770, 0,51857, 0,50524 dan 0,3696 untuk keterkaitan langsung ke belakang. Sedangkan untuk keterkaitan langsung dan tidak langsung
ke belakang sektor industri pengolahan menduduki peringkat kedua setelah sektor bangunankonstruksi dengan nilai 1,97010 dan 1,87793 disusul oleh sektor listrik,
gas, dan air bersih dan yang keempat sektor pengangkutan dan komunikasi dengan masing-masing nilai sebesar 1,77190 dan 1,61038.
Di sisi sektor industri pengolahan, dengan nilai keterkaitan output langsung ke belakang sebesar 0,32634 dan
keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang sebesar 1,51943 menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan
permintaan akhir sebesar satu satuan pada sektor industri pengolahan maka sektor industri pengolahan membutuhkan input secara langsung dari sektor-sektor
perekonomian lainnya termasuk sektor industri pengolahan itu sendiri sebesar 0,32634 satuan untuk keterkaitan ke belakang langsung dan sebesar 1,51943
satuan untuk keterkaitan output ke belakang langsung dan tidak langsung ke belakang.
Ditinjau lebih lanjut dari keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang antara sektor industri pengolahan terhadap sektor ekonomi yang lain
menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan mempunyai keterkaitan terbesar terhadap sektor industri pengolahan itu sendiri. Diurutan ke dua hingga ke empat
keterkaitannya dengan sektor ekonomi lain ditempati oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian, dan sektor pertambangan dan penggalian
Tabel 5.16. Angka-angka yang terdapat dalam Tabel 5.16. menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan permintaan akhir di sektor industri pengolahan sebesar
satu satuan, sektor industri pengolahan membutuhkan tambahan input untuk proses produksi dari sektor-sektor tersebut sebesar nilai-nilai keterkaitannya.
Tabel 5.17. Keterkaitan Output ke Belakang Sektor Industri Pengolahan Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 Klasifikasi 9 Sektor
Sektor Keterkaitan Ke Belakang
1 2
Pertanian 0.04895 0.07789
Pertambangan Dan Penggalian 0.03689
0.08230 Industri Pengolahan
0.32634 1.51943
Listrik, Gas Dan Air Bersih 0.01780
0.03415 BangunanKonstruksi 0.00065
0.00268 Perdagangan, Hotel Dan Restoran
0.05798 0.09533
Pengangkutan Dan Komunikasi 0.01498
0.02814 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan
0.01081 0.02641
Jasa-Jasa 0.00417 0.01151
Sumber: Tabel IO Provinsi Jawa Barat, 2003. Keterangan: 1 = keterkaitan langsung; 2 = keterkaitan langsung dan tidak langsung
Subsektor industri pengolahan yang memiliki nilai keterkaitan langsung ke belakang terbesar ialah pengilangan minyak bumi, kemudian industri kertas dan
barang-barang dari kertas, percetakan dan penerbitan dan yang ke tiga ialah industri makanan dan minuman. Untuk keterkaitan langsung dan tidak langsung
ke belakang ialah industri kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan dan penerbitan, disusul oleh industri tekstil, pakaian jadi, kulit dan alas kaki dan
industri bahan jadi dari logam di posisi ke tiga.
5.3. Analisis Dampak Penyebaran