V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Industri Pengolahan dalam Perekonomian Provinsi Jawa Barat
Sumbangan sektor industri pengolahan dalam perekonomian Provinsi Jawa Barat dapat kita lihat dari komposisi dalam pembentukan permintaan dan
penawaran, ekspor-impor dan neraca perdagangan yang terbentuk, dan struktur nilai tambah bruto.
5.1.1. Komposisi Permintaan dan Penawaran
Output yang dihasilkan oleh Provinsi Jawa Barat pada tahun 2003 adalah sebesar Rp. 598.822.916 juta. Output sebesar itu dialokasikan untuk memenuhi
permintaan akhir sebesar Rp. 347.835.450 juta atau 58,09 persen dari total output yang dihasilkan Provinsi Jawa Barat. Sisanya sebesar Rp. 250.987.466 juta atau
41,91 persen digunakan untuk memenuhi permintaan antara. Dengan menambahkan jumlah total impor wilayah dari luar Provinsi
Jawa Barat, yaitu sebesar Rp. 51.477.654 juta pada total output yang dihasilkan dari wilayah Provinsi Jawa Barat sendiri akan dapat ditentukan besarnya
penawaran barang dan jasa yang akan digunakan untuk permintaan wilayah. Dari jumlah penawaran sebesar Rp. 598.822.916 juta berarti 91,41 persen dihasilkan
dari dalam wilayah, sisanya 8,59 persen dipenuhi dari impor. Komposisi nilai impor yang kecil dalam pembentukan penawaran barang dan jasa di Provinsi Jawa
Barat menunjukkan bahwa perekonomian Provinsi Jawa Barat sangat tergantung pada produksinya dalam wilayahnya sendiri. Kemandirian wilayah sangat
menguntungkan Provinsi Jawa Barat dalam rangka pembangunan ekonomi dan
upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Daerah yang memiliki ketergantungan ekonomi yang tinggi pada impor menunjukkan tingkat
swasembada daerah tersebut masih tergolong rendah. Persentase nilai impor yang tinggi juga menunjukkan bahwa daerah tersebut masih tergolong muda, dalam
artian tingkat kematangan dalam membangun daerahnya sendiri masih rendah. Gambaran perekonomian sektoral wilayah dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Struktur Output Provinsi Jawa Barat 2003 dalam Juta Rupiah Sektor Nilai
Output Persentase
Peringkat Pertanian 44.735.288
7,471 3
Pertambangan Dan Penggalian 21.356.413
3,566 7
Industri Pengolahan 342.255.738
57,155 1
Listrik, Gas Dan Air Bersih 18.579.354
3,103 8
BangunanKonstruksi 22.908.981 3,826
6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran
74.638.462 12,464
2 Pengangkutan Dan Komunikasi
24.526.963 4,096
5 Keuangan, Persewaan Dan Jasa
Perusahaan 15.342.293
2,562 9 Jasa-Jasa 34.479.424
5,758 4
Jumlah 598.822.916 100,00
-
Sumber: Tabel Transaksi IO Provinsi Jawa Barat, 2003 diolah.
Dari tabel 5.1. dapat dilihat bahwa peranan sektor industri pengolahan dalam Provinsi Jawa Barat masih mendominasi struktur perekonomian secara
sektoral. Dari kesembilan sektor ekonomi yang ada, sektor industri pengolahan menempati peringkat pertama dalam menyumbang nilai output, yaitu sebesar Rp.
342.255.738 juta. Jumlah tersebut merupakan 57,15 persen dari jumlah total output wilayah, yang berarti lebih dari separuh nilai output wilayah disumbang
oleh sektor industri pengolahan. Di sisi sektor industri pengolahan itu sendiri, subsektor penyumbang
terbesar ialah sektor industri barang jadi dari logam, disusul oleh sektor industri
tekstil, pakaian jadi, kulit dan alas kaki, dan industri kimia, barang-barang dari kimia, karet dan plastik pada posisi ke tiga. Berikut disajikan urutan subsektor
industri pengolahan terhadap output Provinsi Jawa Barat. Tabel 5.2. Struktur Output Subsektor Industri Pengolahan di Provinsi Jawa Barat
2003 dalam Juta Rupiah Subsektor
Output Peringkat
Industri Makanan dan Minuman 36
.
918
.
125 4
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki
72
.
603
.
671 2
Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furnitur
3
.
976
.
677 10
Industri Kertas dan Barang-Barang dari Kertas, Percetakan dan Penerbitan
11
.
945
.
013 5
Industri Kimia, Barang-Barang dari Bahan Kimia, Karet dan Plastik
37
.
134
.
154 3
Pengilangan Minyak Bumi 9
.
805
.
655 6
Industri Barang Mineral bukan Logam 6
.
780
.
397 8
Industri Logam Dasar 6
.
844
.
417 7
Industri Bahan Jadi dari Logam 150
.
552
.
725 1
Industri Pengolahan Lainnya 5
.
694
.
905 9
Jumlah 342.255.738 -
Sumber: Tabel Transaksi IO Provinsi Jawa Barat, 2003 diolah.
Keempat sektor penyumbang terbesar dalam output total urutan berikutnya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar Rp.
74.638.462 juta 12,46 , sektor pertanian menyumbang sebesar Rp. 44.735.288 juta 7,47, sektor jasa-jasa menyumbang sebesar Rp. 34.479.424 juta 5,758,
dan yang kelima adalah sektor pengangkutan dan komunikasi menyumbang sebesar Rp. 24.526.963 juta 4,09.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menempati urutan kedua dan sektor pertanian yang menempati urutan ketiga, baik dari nilai sumbangannya
terhadap output maupun dari sisi peringkat kontribusinya terhadap output
kuantitatif dan kualitatif memiliki peranan yang besar dalam perekonomian Provinsi Jawa Barat.
Sektor industri pengolahan menempati urutan pertama baik dalam nilai permintaan antara maupun permintaan akhir. Dari segi permintaan antara terlihat
bahwa sektor industri pengolahan menghasilkan output terbesar yang digunakan oleh seluruh sektor-sektor perekonomian lainnya yaitu sebesar Rp. 140.570.936
juta atau 56,01 persen dari total permintaan antara terhadap keseluruhan output sektor perekonomian. Tingginya permintaan antara terhadap sektor industri
pengolahan menunjukkan pentingnya peranan output yang dihasilkan oleh sektor tersebut untuk digunakan sebagai input oleh sektor-sektor perekonomian lainnya
di Provinsi Jawa Barat. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar
Rp. 28.147.494 juta 11,21, sektor pertambangan dan galian sebesar Rp. 21.867.973 juta 8,71, sektor pertanian menyumbang sebesar Rp. 19.283.136
juta 7,68, dan yang kelima adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menyumbang sebesar Rp. 11.851.747 juta atau 4,72 persen dari total
permintaan antara. Dari segi pemintaan akhir sektor industri pengolahan tetap menjadi sektor
yang memiliki permintaan akhir yang tertinggi yaitu sebesar Rp. 201.684.802 juta atau sekitar 57,98 persen dari total permintaan akhir wilayah ini. Sebagian besar
permintaan akhir ini diciptakan oleh ekspor baik ekspor domestik maupun ekspor ke luar negeri.
Tabel 5.3. Permintaan Antara Dan Permintaan Akhir Sektor-Sektor Perekonomian Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 dalam Milyar Rupiah
Sektor Permintaan
Antara Permintaan
Akhir Total Permintaan
Jumlah persen Jumlah perse
n Jumlah
perse n
Pertanian 19.283 7,68 25.452 7,32 44.735 7,47
Pertambangan Dan Penggalian 21.867 8,71 -511
-0,15 21.356 3,57
Industri Pengolahan 140.570 56,01 201.684 57,98 342.255 57,15
Listrik, Gas Dan Air Bersih 11.066 4,41 7.512 2,16 18.579 3,10
BangunanKonstruksi 1.884 0,75 21.024 6,04 22.908 3,83
Perdagangan, Hotel Dan Restoran 28.147 11,21 46.490 13,37 74.638 12,46
Pengangkutan Dan Komunikasi 10.053 4,01 14.473 4,16 24.526 4,10
Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan
11.851 4,72 3.490 1,00 15.342 2,56 Jasa-Jasa
6.262 2,50 28.217 8,11 34.479 5,76 Jumlah
250.987 100 347.835 100 598.822 100
Sumber: Tabel Transaksi IO Provinsi Jawa Barat, 2003 diolah.
Disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar Rp. 46.490.968 juta 13,37, sektor jasa-jasa sebesar Rp. 28.217.214 juta
8,11, sektor pertanian menyumbang sebesar Rp. 25.452.152 juta 7,32, dan yang kelima adalah sektor bangunankonstruksi menyumbang sebesar Rp.
21.024.963 juta atau 6,04 persen dari total permintaan akhir. Lebih tingginya nilai permintaan akhir terhadap industri pengolahan
dibandingkan dengan nilai permintaan antaranya mengindikasikan bahwa output industri pengolahan cenderung digunakan untuk memenuhi konsumsi langsung.
Tabel 5.4. Menunjukkan bahwa diantara ke sepuluh subsektor industri pengolahan yang ada industri bahan jadi dari logam, memiliki permintaan antara
yang terbesar disusul oleh industri kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik, dan industri tekstil, pakaian jadi, kulit dan alas kaki di posisi ke tiga.
Kemudian dari sisi permintaan akhir industri bahan jadi dari logam tetap
menduduki peringkat pertama disusul oleh industri tekstil, pakaian jadi, kulit dan alas kaki dan
industri makanan dan minuman di posisi ke tiga.
Tabel 5.4. Permintaan Antara Dan Permintaan Akhir Subsektor Industri Pengolahan Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 dalam Juta Rupiah
Subsektor Permintaan
Antara Permintaan
Akhir Total
Permintaan Industri Makanan dan Minuman
8.863.716 28.054.410 36.918.126
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki
24.371.843 48.231.827
72.603.670 Industri Kayu, Bambu, Rotan dan
Furnitur 1.652.949 2.323.728
3.976.677 Industri Kertas dan Barang-Barang
dari Kertas, Percetakan dan Penerbitan 7.755.569
4.189.444 11.945.013
Industri Kimia, Barang-Barang dari Bahan Kimia, Karet dan Plastik
26.541.447 10.592.707
37.134.154 Pengilangan Minyak Bumi
8.170.621 1.635.034 9.805.655
Industri Barang Mineral bukan Logam 4.283.710 2.496.686
6.780.396 Industri Logam Dasar
5.254.142 1.590.275 6.844.417
Industri Bahan Jadi dari Logam 52.398.275
98.154.450 150.552.725 Industri Pengolahan Lainnya
1.278.664 4.416.241 5.694.905
Jumlah 140.570.936 201.684 802
342.255.738 Sumber: Tabel Transaksi IO Provinsi Jawa Barat, 2003 diolah.
5.1.2. Analisis Ekspor dan Impor Wilayah