Penyebaran terluas terdapat pada Formasi Waikabubak. Formasi Waikabubak tersusun dari batu gamping, batu gamping lempungan, sisipan napal
pasiran dan napal tufan Zulfikar et al. 2002. Keberadaan batu gamping mengindikasikan bahwa TNMT merupakan daerah yang dapat berkembang
menjadi kawasan karst. Luas Formasi Waikabubak mencapai 35,08 dari wilayah TNMT dan menutupi sebagian besar Desa Kambatawundut,
Umbulanggang, Manurara, Kalembukuni, Beradolu, Malinjak dan Watumbelar. Potensi gamping juga dapat dilihat dari penyebarannya di seluruh desa yang
terdapat di sekitar kawasan TNMT. Gambar 10 menunjukkan desa yang wilayahnya didominasi oleh batu gamping adalah Desa Kalembukuni,
Umbulanggang, Kambatawundut, Laihau, Kangeli, Watumbelar, Padiratana, Praikaroku Jangga dan Umbupabal.
4.1.2 Sungai bawah tanah
Sungai bawah tanah dapat diartikan sebagai aliran sungai yang terdapat pada lorong-lorong yang terbentuk di bawah permukaan. Sungai bawah permukaan
yang membentuk jaringan adalah salah satu indikator utama keberadaan kawasan karst Haryono 2011, yaitu dicirikan dengan berkembangnya sistem lorong yang
disuplai oleh ponor atau sungai permukaan. Identifikasi terhadap sungai bawah tanah seringkali sulit dilakukan karena air bergerak melewati celah dan rekahan
batuan. Menurut Samodra 2001, sistem hidrologi kawasan karst berbeda dengan kawasan lainnya sehingga dalam mengkaji aliran sungai bawah tanahnya
memerlukan alat khusus berupa bahan pelacak air. Untuk itu, penentuan aliran bawah tanah dalam penelitian ini hanya dilakukan melalui pendekatan terhadap
kondisi hidrologi kawasan. Berdasarkan peta hidrologi Pulau Sumba, sebagian wilayah yang terdapat di kawasan TNMT memiliki aliran sungai bawah tanah
Gambar 11. Berdasarkan gambar 11 wilayah yang diduga memiliki sungai bawah tanah
meliputi desa di bagian timur kawasan. Dugaan ini didasarkan pada keberadaan beberapa lokasi yang memiliki ciri-ciri keberadaan sungai bawah tanah karena
terdapatnya sungai permukaan yang hilang Gambar 12. Sungai hilang stream sink merupakan salah satu gejala eksokarst yang memberikan suplai air bagi
sungai bawah tanah Samodra 2001. Keberadaan sungai bawah tanah pada peta
Sumber: hasil overlay peta hidrologi dan batas kawasan.
Gambar 11 Peta kondisi sungai bawah tanah di TNMT.
hidrologi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kawasan karst di TNMT.
Gambar 12 Sungai hilang di sekitar Goa Kanabubulang.
4.1.3 Goa
Keberadaan goa sangat penting dalam identifikasi wilayah gamping yang telah menjadi karst. Menurut Veni et al. 2001, goa merupakan celah rekah
batuan karbonat yang dapat dimasuki manusia, terbentuk melalui pelarutan oleh asam air. Data Balai TNMT menunjukkan sebanyak 37 goa telah dapat
diidentifikasi keberadaannya di dalam kawasan Tabel 5. Pembentukan goa mengindikasikan terjadinya karstifikasi sehingga daerah gamping yang memiliki
goa dapat dipastikan sebagai kawasan karst. Wilayah karst tersebut hanya berada di Desa Watumbelar, Manurara, Umbulanggang, Mbilurpangadu, Kondamaloba
dan Kambatawundut Gambar 13.
4.1.4 Morfologi