4.2  Kawasan Karst TNMT sebagai Penyedia Sumberdaya Air
Perbedaan  antara  kawasan  karst  dengan  kawasan  bukan  karst  adalah terjadinya  proses  pelarutan  pada  kawasan  karst  yang  mengakibatkan  adanya
sistem  pergoaan  dan  aliran  bawah  tanah.  Menurut  Gillieson  1996,  diacu  dalam Adji 2006 lorong goa dan sungai bawah tanah disebut sebagai porositas lorong
atau  secara  hidrogeologis  dikenal  dengan  porositas  sekunder.  Lorong  goa  yang terisi  air  akan  membentuk  sungai  bawah  tanah  dan  keberadaannya  tidak
terdistribusi  merata  sedangkan  porositas  pada  kawasan  bukan  karst  dapat dikatakan seragam kesegala arah Gambar 16 Adji 2006.
Sumber: modifikasi dari Adji 2006.
Gambar 16  Perbedaan porositas di daerah non-karst kiri dan karst kanan. Kondisi  ini  berpengaruh  terhadap  keluarnya  air,  dimana  sumber  air  akan
muncul  dibanyak  tempat  dengan  debit  yang  bervariasi.  Porositas  sekunder  ini menyebabkan penduduk  di  daerah karst pada umumnya terkesan kesulitan untuk
menemukan sumber  air  untuk  mencukupi  kehidupan mereka sehari-hari, padahal di  bawah  mereka  sebenarnya  terdapat  sungai  bawah  tanah  yang  kadang  kala
debitnya bisa mencapai ribuan literdetik Adji 2006. Debit sungai bawah tanah sangat ditentukan oleh proses aliran masukan dan
keluaran  air  di  daerah  karst.  Menurut  Domenico  dan  Schwartz  1990,  diacu dalam  Adji  2006  sifat  aliran  pada  kawasan  karst  terbagi  menjadi  komponen
aliran  diffuse  dan  aliran  conduit.  Jenis  aliran  air  pada  kawasan  karst  sangat ditentukan oleh karakteristik perkembangan lorong, kondisi topografi permukaan
dan simpanan air di dalam akuifer karst Tabel 6.
Tabel 6  Karakteristik aliran akuifer karst
Tipe aliran Karakteristik
Kondisi daerah tangkapan Simpanan
Saluran Conduit
1. Perpipaan
streamsink 2.
Sangat cepat dan sensitif terhadap
hujan Banyak luweng dengan
sinkhole dan ponor Rendah dan
hanya pada saat musim hujan
Dasar Diffuse
1. Menyebar
2. Respon lambat
terhadap hujan 1.
Rekahan Fracture 2.
Intergranular Besar dan
sepanjang tahun
Sumber: Adji 2006
Aliran  conduit  mengimbuh  sungai  bawah  tanah  melalui  ponor  yang  ada  di permukaan,  melewati  ronga-rongga  besar  dan  mengalir  cepat.  Aliran  diffuse
masuk  ke  sungai  bawah  tanah  melalui  proses  infiltrasi  yang  terjadi  secara perlahan-lahan melewati  epikarst  dan kemudian mengimbuh sungai  bawah tanah
berupa  tetesan  atau  rembesan  kecil.  Contohnya  adalah  tetesan  air  pada  ornamen goa  yang  mengisi  sungai  bawah  tanah.  Keberadaan  aliran  air  bawah  tanah  di
kawasan TNMT dapat terlihat pada beberapa goa Gambar 17. Hasil survey ASC 2008  dan  KPG-HIMAKOVA  2009  menunjukkan  terdapat  sebanyak  12  goa
yang memiliki aliran air bawah tanah Tabel 7. Tabel 7  Goa dengan aliran air bawah tanah di kawasan TNMT
No Nama Goa
Lokasi Desa
1 Padamu
Watumbelar 2
Air es Watumbelar
3 Kanabubulang 2
Kambatawundut 4
Pattamawai Umbulanggang
5 Way liang
Kondamaloba 6
Marabi Kondamaloba
7 Bakul
Kondamaloba 8
Matayangu Manurara
9 10
11 12
Wacupadano Milipahuruk
Laimapidu Wangga
Umbulanggang Kondamaloba
Manurara Mbilur Pangadu
Sumber: ASC 2008 dan KPG 2009
Gambar 17  Aliran bawah tanah di goa. Air  yang berasal dari akuifer karst akan mengalir melewati lorong goa dan
keluar  sebagai  mata  air.  Mata  air  di  TNMT  merupakan  salah  satu  sumber  air utama  yang  dapat  dimanfaatkan  oleh  masyarakat  Gambar  18.  Data  TNMT
menunjukkan  penyebaran  mata  air  mencakup  daerah  yang  luas,  namun  lokasi mata  air  belum  teridentifikasi  pada  beberapa  desa.  Jumlah  mata  air  yang  telah
diketahui  lokasinya  ada  249  buah.  Mata  air  tersebut  dapat  ditemukan  di  Desa Baliloku,  Hupumada,  Kambatawundut,  Katikoloku,  Kondamaloba,  Laihau,
Malinjak,  Mbilurpangadu,  Padiratana,  Watumbelar,  Waimanu,  Umbulanggang dan Umbupabal.
Potensi  lain  sumberdaya  karst  adalah  pengimbuh  sungai  permukaan.  Air yang  keluar  dari  celah  rekah  batuan  akan  menjadi  bagian  dari  sungai  yang
melewati  kawasan  karst.  Secara  tidak  langsung,  sungai  yang  dimanfaatkan masyarakat  mendapat  pengaruh  dari  sumberdaya  air  karst.  Kondisi  sungai  dan
besarnya  air  dipengaruhi  oleh  musim.  Pada  musim  penghujan  overflow  debit airnya  besar  dan  pada  musim  kemarau  underflow  debit  air  akan  mengalami
penurunan Haryono 2011. Beberapa sungai di TNMT memiliki debit yang besar seperti sungai dari sumber air Lapopu dan Matayangu Gambar 19. Berdasarkan
data  dari  Balai  TNMT,  pada  musim  hujan  sumber  air  Lapopu  memiliki  debit sebesar  1.600  literdetik  sedangkan  sumber  air  Matayangu  debitnya  mencapai
Sumber: hasil overlay mata air, peta tutupan lahan dan batas kawasan TNMT.
Gambar 18  Peta sebaran mata air TNMT.
2.700  literdetik.  Selain  itu,  pada  beberapa  tempat  terdapat  sungai  bawah  tanah seperti di Lapopu dan Wangga.
a b
Gambar 19  Sumber air TNMT a air terjun Matayangu b air terjun Lapopu. Sungai  yang  terdapat  di  TNMT  termasuk  kedalam  12  daerah  aliran  sungai
Gambar 20. Pada daerah aliran sungai  tersebut terdapat  anak-anak sungai  yang mengalir  ke  sungai  utama.  Aliran  sungai  utama  bermuara  ke  Laut  Sawu  utara
dan Samudera Hindia selatan serta dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sungai utama  mengalir  melewati  daerah  pemukiman  dan  pedesaan  di  sekitar  TNMT
sebagai pemasok kebutuhan air masyarakat Tabel 8 Purnama 2005. Tabel 8  Beberapa sungai di kawasan TNMT
No Nama Sungai
MelintasiHilirMuara Arah Aliran
1 Wanokaka
Desa Katikuloku Selatan
2 Waekelo
Kecamatan Wejewa Utara Selatan
3 Praikajelu
Desa Konda Maloba Selatan
4 Sendi
Desa Konda Maloba Selatan
5 Prainga
- Selatan
6 Nanga
Mamboro Utara
7 Paponggu
Desa Praikarokujangga dan Desa Soru Utara
8 Prainglala
- Timur
9 Pungulamba
- Barat Laut
10  Kadassa Kadahang pantai Utara
Timur Laut 11  Tidas
Desa Mondulambi Timur
12  Kangeli Desa Kangeli
Timur 13  Laikahabar
Desa Laihau Timur
14  Palawandut Desa Kambatawundut
Timur 15  Palamedo
Desa Lenang Utara
Sumber : BKSDA 2004.
Sumber: hasil overlay peta sungai, administrasi dan batas kawasan TNMT.
Gambar 20  Peta daerah aliran sungai TNMT.
5  PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIR TAMAN NASIONAL OLEH MASYARAKAT
5.1  Bentuk Pemanfaatan Air