banjir dekat meander sungai hingga daerah gunung. Batuan penyusunnya secara umum didominasi oleh alluvium, gamping, pasir, lempung, konglomerat, tuff, dan
granit. Batuan tersebut tersebar di seluruh taman nasional berdasarkan bentuk lahan dan kelerengan dari daerah dataran rendah hingga daerah pegunungan Dephut 2007.
Tanah di Pulau Sumba terdiri dari jenis tanah mediteran dengan bentuk wilayah pegunungan lipatan dan dataran, wilayah volkan dan latosol dengan bentuk
wilayah plato atau volkan dan grumosol dengan bentuk wilayah pelembaban. Tanah mediteran merupakan jenis tanah yang paling luas penyebarannya, yaitu terletak di
bagian Pulau Sumba memanjang dari barat ke timur Deptan 2006. Berdasarkan Peta Tanah Eksplorasi Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur, kawasan TNMT
didominasi oleh jenis tanah renzina, litosol, podsolik, kambisol, dan mediteran Purnama 2005.
2.2.2 Topografi
Pulau Sumba memiliki topografi yang didominasi oleh daerah perbukitan, namun, dikategorikan sebagai areal yang lebih datar dibandingkan pulau-pulau lain di
Nusa Tenggara. Menurut Monk et al. 2000, pulau- pulau di daerah Maluku dan Nusa Tenggara hampir setengah dari luas daratannya memiliki kemiringan lebih dari
40 , kecuali Pulau Sumba, Tanimbar dan Aru. Karakteristik topografi kawasan TNMT yang kasar dan bergelombang tergolong daerah pegunungan dengan
ketinggian yang terlihat sama memiliki kemiringan 2 hingga kemiringan 40-60 yang terbentang dari permukaan laut. Kawasan Manupeu merupakan dataran
perbukitan yang cukup curam dengan topografi berkisar antara 5-60 Wiranansyah 2005. Daerah pegunungan membentang pada lokasi tengah kawasan
dari utara sampai pantai selatan dan pada wilayah Tanahdaru. Rangkaian gunung membentang dari utara kawasan sampai ke selatan. Puncak-puncak tertingginya
adalah Praingpalindi Tanahdaru 919 mdpl, Praimamongutidas 827 mdpl, Janggapraing 820 mdpl, Tumbani 798 mdpl, Praingkaminggu 702 mdpl,
Hapenduk 685 mdpl, Maredasalai 680 mdpl, Letape 735 mdpl, Manupeu 482 mdpl dan Lawangggu 600 mdpl Purnama 2005.
2.2.3 Iklim
Pulau Sumba memiliki tipe iklim kering yang terutama dipengaruhi oleh angin musim yang masing-masing bertiup dari daratan Asia selama lebih kurang 3 bulan
yang membawa uap air tinggi dan Australia selama lebih kurang 9 bulan yang membawa uap air rendah Wello 2008. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson,
iklim di kawasan TNMT termasuk tipe iklim E agak kering di bagian selatan, tipe iklim D sedang di bagian utara, dan tipe iklim C agak basah di bagian timur laut.
Curah hujan tahunan berkisar antara 500-2000 mm. Pulau Sumba memiliki curah hujan tahunan antara 500-800 mm, namun demikian di daerah-daerah bagian selatan
pulau curah hujannya mencapai 2000 mm pertahun Widiyono 2003.
2.2.4 Hidrologi