3.4 Tahapan Penelitian
Tahap penelitian dapat dilihat dari diagram alir penelitian Gambar 5.
3.5 Metode Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode: 1.
Studi pustaka Studi pustaka bertujuan untuk mengumpulkan data yang berhubungan
dengan TNMT. Data diperoleh dari kantor Balai Taman Nasional, Badan Pusat Statistik BPS, Dinas Pekerjaan Umum, PPLH-IPB dan laporan lainnya. Data
sekunder terbanyak didapatkan dari balai taman nasional, terutama data spasial. Selain itu, beberapa data merupakan hasil penelitian lembaga lain yang
bekerjasama dengan taman nasional seperti ASC Acintyacunyata Speleological
Club dan Burung Indonesia. 2.
Wawancara Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam in-depth
interview. Wawancara mendalam merupakan wawancara antara pewawancara dengan narasumber yang dilakukan secara berulang-ulang yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman mengenai perspektif narasumber terhadap kondisi kehidupannya, pengalaman dan situasi yang dihadapi Taylor dan Bogdan 1998,
diacu dalam Rahayu 2008. Penggunaan in-depth interview bertujuan untuk melihat pemahaman narasumber terhadap wilayah karst, terkait manfaat hidrologi
dan perlindungannya. Selain itu, alasan penggunaan in-depth interview agar dapat mengetahui peran taman nasional yang dirasakan masyarakat, karena hal tersebut
tidak dapat diamati secara langsung. Narasumber yang dipilih adalah pengelola kawasan dan masyarakat di
sekitar kawasan. Pengelola kawasan yang diwawancarai adalah kepala balai taman nasional, karena mengetahui kondisi kawasan secara menyeluruh.
Sedangkan dari masyarakat, narasumber yang dipilih adalah satu tokoh kunci key person pada setiap desa. Narasumber yang digolongkan sebagai tokoh kunci
adalah orang yang memiliki informasi tentang daerah tersebut melebihi masyarakat pada umumnya. Pada penelitian ini, masyarakat yang digolongkan
tokoh kunci adalah kepala desa, tokoh adat dan pemuka agama.
Gambar 5 Diagram alir penelitian.
Wawancara terhadap masyarakat dilakukan dengan memilih desa yang menjadi bagian taman nasional atau berbatasan langsung dengan kawasan. Dari 22
desa, wawancara hanya dilakukan pada 17 desa. Desa yang tidak diwawancara adalah Desa Baliloku, Kangeli, Tanamodu, Kambatawundut dan Watumbelar.
Pada Desa Desa Baliloku, Kangeli dan Tanamodu, tokoh kunci desa tersebut tidak dapat ditemui pada saat penelitian. Sedangkan, Desa Kambatawundut dan
Watumbelar telah memiliki data yang dapat digunakan untuk penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara. Panduan
wawancara adalah sebuah daftar pertanyaan atau isu yang harus dieksplorasi oleh peneliti terhadap narasumber selama proses wawancara berlangsung Patton 2002,
diacu dalam Rahayu 2008. Jenis panduan wawancara yang digunakan adalah panduan wawancara semi terstruktur semi-structured interview guide. Menurut
Minichiello et.al 1996, diacu dalam Rahayu 2008 jenis panduan wawancara yang dapat digunakan dalam in-depth interview adalah pedoman wawancara tidak
terstuktur Unstructured interview guide dan semi terstruktur semi-structured interview guide. Panduan wawancara hanya hanya menampilkan pokok bahasan
tanpa menentukan urutan dan bentuk pertanyaan. Panduan tersebut cocok digunakan untuk wawancara dengan in-depth interview karena akan
mempermudah dalam mendapatkan informasi dari narasumber. 3.
Pengecekan lapang Groundcheck Pengecekan lapang dilakukan dengan meninjau lokasi, pengambilan gambar
dan pengambilan titik GPS. Lokasi yang ditinjau merupakan wilayah yang menunjukkan ciri kawasan karst. Ciri kawasan karst yang diamati adalah goa dan
sumber air. Peninjauan bertujuan untuk melihat kondisi lapangan secara langsung.
3.6 Metode Analisis Data